Top Tags
  • adminadmin
  • December 8, 2023
  • 0 Comments

Mengusung nama program “Digital Farming”, PTPN VII yang saat ini telah menjadi PT Perkebunan Nusantara I Regional 7 terus mengekspansi semua lini dengan teknologi digital. Setelah semua aspek administratif manajemen perkantoran tercover sistem digital yang memanfaatkan teknologi informasi beberapa tahun lalu, sejak 2022 mulai merambah hingga lini lapangan. Saat ini, hampir semua sistem pelaporan dari kebun, perjalanan produksi menuju pabrik, hingga analisis di pengolahan telah menggunakan teknologi digital.

Budi Susilo yang pada waktu itu sebagai SEVP Operation I PTPN VII mengatakan, teknologi digital adalah keharusan dan kebutuhan pada semua proses bisnis saat ini. Tak terkecuali, bisnis perkebunan yang masih dikesankan berada di wilayah “domestik” dengan ciri tradisional dan padat karya, saat ini terus merangkak menuju moda modern.

“Pemanfaatan teknologi tinggi berbasis digital adalah kebutuhan. Sebab, dia menawarkan akurasi yang tinggi, presisi, real time, dan efisien. Prinsip-prinsip itu berlaku umum pada semua bidang. Dengan digital farming hingga ke lini lapangan, kami sedang membangun proses operasional bisnis dengan tingkat kepercayaan yang tinggi,” kata Budi yang saat ini bertugas sebagai SEVP di PT Perkebunan Nusantara IV Regional 2.

SEVP yang menggawangi komoditas kelapa sawit dan teh ini mengatakan, aplikasi digital farming di lini lapangan saat ini baru diterapkan di komoditas kelapa sawit dan karet. Secara progresif, PTPN I Regional 7 akan terus mengcover pada semua komoditas.

Pada komoditas kelapa sawit, saat ini sudah berjalan pada on farm dan off farm. Di pabrik (off farm), kata dia, sudah terpasang seperangkat alat sistem analisis data kehilangan produksi (losses) dalam proses produksi. Alat ini bernama FOSSNIR.

“Alat ini terkoneksi dengan semua stasiun pada pabrik kelapa sawit yang secara realtime menampilkan data. Data itu adalah indikator yang menunjukkan apakah semua sistem beroperasi dengan normal. Jika ada satu stasiun saja terdeteksi ada deviasi, operator bisa segera mengambil langkah. Alat berbasis digital ini terbukti sangat efektif menekan losses,” katanya lebih lanjut.

Di on farm atau kebun, kata Budi, beberapa item teknologi digital juga sudah terinstall. Pada aspek prevensi, pada semua kebun Eks.PTPN VII telah terpasang alat yang mendeteksi data cuaca secara real time. Alat bernama AWS (Automatic Weather System) ini memberi petunjuk tentang cuaca saat itu. Beberapa item yang terbaca alat ini antara lain suhu, kelembaban, kecepatan angin, curah hujan, dan beberapa indikator musim lainnya.

“Alat ini sangat penting bagi perusahaan perkebunan seperti kita ini. Sebab, kita butuh data cuaca atau iklim ini secara detail tentang kapan mulai tanam, mulai pemupukan, dan banyak indikator lain. Ini berkaitan dengan syarat tumbuh tanaman,” lanjutnya.

Budi juga menyampaikan sistem digital yang baru diterapkan beberapa bulan terakhir. Yakni sistem pelaporan data produksi panen kelapa sawit dari kebun hingga ke pabrik. Penerapan ini dinilai krusial karena selama ini sering terjadi selisih data antara jumlah TBS di kebun dengan ketika di diterima di pabrik.

“Kami bekali semua mandor panen dengan gadged Android dengan aplikasi sistem khusus dengan printer thermal mini. Cara kerjanya, mandor panen memfoto, memasukkan data jumlah TBS di kebun, dibarcode, lalu barcode itu sebagai pengantar bagi truk-truk pengangkut sampai pabrik. Sistem ini memastikan tidak ada yang hilang dari kebun sampai pabrik,” terang Budi.

Budi menyatakan penggunaan digital farming ini sangat efektif mencegah kehilangan produksi dari semua lini. Ia mengakui perusahaan melakukan investasi cukup besar, seperti pembelian gadget dan perangkat lainnya, tetapi berdampak kenaikan benefit bagi perusahaan.

Berkaitan dengan investasi tanam ulang kelapa sawit yang sedang digalakkan, PTPN I Regional 7 mulai menggunakan teknologi Geodetik. Teknologi ini digunakan untuk menentukan posisi tanam secara presisif dengan sistem berbasis digital.

“Kalau selama ini kita mengatur baris dan jarak tanam pakai teodolit lalu ditarik tali panjang, baru ditandai posisinya, dengan Geodetik ini sudah secara digital. Soal jarak dan kelurusan itu bukan perkara sederhana. Ini penting ke depan untuk urusan pemeliharaan, sensus digital, pemupukan, sampai kemudahan proses panen. Jadi, tidak boleh asal-asalan,” kata dia.

Pada teknologi panen, Budi juga menyorongkan beberapa inovasi yang telah dilakukan. Moda pengumpulan TBS dari ketika dipanen hingga dikumpulkan ke hancak yang selama ini dilakukan secara manual tenaga manusia, kini mulai dirintis sistem mekanisasi. Budi mengaku baru mencoba satu rangkaian mesin transporter yang terdiri dari lima unit untuk pekerjaan pengumpulan hingga menaikkan TBS ke truk.

“Kami mulai menggunakan mekanisasi pengumpulan TBS di kebun. Ada lima alat yang bekerja secara paralel. Yakni, fruit grabber, scrissor lift, traktor, truck with aron roll dan bin, arm roll, dan truk. Lima alat ini dioperasikan oleh dua orang dengan kapasitas kerja yang jauh lebih cepat dari tenaga kerja manual,” kata Budi.

Dengan berbagai pembaruan dan pendekatan teknologi digital, Budi meyakini masa depan PTPN I Regional 7 akan jauh lebih baik. Sebab, kata dia, beberapa simpul yang saat ini telah diendors dengan digital farming ini merupakan aspek-aspek yang selama ini cukup menjadi beban dan permasalahan dalam operasional.

D-Farming Karet

Linier dengan penerapan digital farming pada sawit, di komoditas karet juga sudah dimulai. SEVP Operation PTPN I Regional 7 Wiyoso menyampaikan, setidaknya ada tiga aspek operasional lini lapangan di komoditas karet yang saat ini sudah mulai dijalankan. Beberapa pos operasional dijadikan prioritas.

Pos pertama adalah pada penerimaan pembelian karet. Wiyoso mengatakan, pos ini cukup krusial karena menyangkut kepercayaan dan reputasi perusahaan. Lebih dari itu, potensi terjadinya deviasi dari yang seharusnya cukup besar.

“Kami menggunakan alat ukur berupa timbangan yang terhubung secara real time dengan pencatatan yang presisi. Jadi, ketika bokar (bahan olah karet) pembelian datang, dicek dan disortir dengan cara dibelah, kalau dinyatakan layak langsung ditimbang. Angka pada timbangan itu sudah menjadi laporan awal yang valid dan ter-record pada semua sistem,” terang Wiyoso.

Masih menyangkut alat ukur timbangan, digitalisasi juga sudah diterapkan di kebun. Seluruh timbangan yang digunakan di setiap stasiun pengumpulan lateks (STL), setiap getah yang disetor penyadap akan ditimbang dengan timbangan yang dilengkapi dengan wi-fi dan terhubung dengan kantor sistem di Kantor Sentral.

“Kantor Sentral secara realtime sudah mendapat laporan dari timbangan yang sedang digunakan di STL. Jadi, nggak ada lagi manipulasi data, misalnya ada 60 kilo dicatat hanya 55 kilo, begitu. Angka ini nanti juga akan mengkonfirmasi ketika getah ini sampai pabrik,” lanjutnya.

Selanjutnya, yang tak kalah krusial bagi proses penggalian produksi komoditi karet adalah soal kehadiran para pekerja. Wiyoso mengatakan, operasional penggalian produksi secara keseluruhan telah direncanakan melalui Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang kemudian dibagi kepada setiap unit kerja. Oleh karena itu, faktor kehadiran penyadap yang kurang tertib sangat mempengaruhi produktivitas sehingga berpotensi tidak mencapai RKAP.

“Faktor kehadiran penyadap ini sangat menentukan pencapaian produksi. Oleh karena itu, kami merasa sangat perlu untuk mendisiplinkan presensi atau pencatatan kehadiran tanpa manipulasi. Kami gunakan sistem digital untuk soal ini yang bisa dipantau juga secara realtime,” imbuhnya.

Namun demikian, Wiyoso menyatakan secanggih apapun alat dan sistem yang digunakan, pada akhirnya tetap ditentukan oleh faktor manusia. Ia mengingatkan kepada semua level pimpinan di PTPN I Regional 7 untuk terus mengawal dan mengawasi penggunaan sistem ini agar berjalan dengan semestinya. “Alat, secanggih apapun adalah sebatas alat bantu. Kuncinya tetap kembali ke niat baik atu integritas personel. Jika dijalankan dengan integritas tinggi, saya yakin penerapan digital farming akan menjadi masa depan kita semua,” pungkas Wiyoso.

  • adminadmin
  • December 8, 2023
  • 0 Comments

Anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero, PalmCo yang beroperasi di Provinsi Riau bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memperkuat sinergitas dalam melindungi keberadaan gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis).

Sinergitas tersebut diwujudkan dengan mengalokasikan area konservasi gajah sumatera di areal BUMN Perkebunan Sawit di bawah naungan Sub Holding PalmCo tersebut di Kabupaten Indragiri Hulu.

Pjs Corporate Secretary PalmCo wilayah Riau Andiansyah Hamdani di Pekanbaru, Kamis (7/12/2023) mengatakan perusahaan selalu berkomitmen untuk menerapkan perkebunan lestari, termasuk mengalokasikan 50 hektare areal di Pesikaian, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau sebagai areal konservasi satwa dilindungi tersebut.

“Sinergitas yang terjalin ini sangat bermakna bagi kami untuk menetapkan kawasan HCV (high conservation value) di areal inti perusahaan sebagai rumah singgah bagi gajah sumatera,” kata Andiansyah.

Salah satu entitas PalmCo yang sebelumnya bernama PTPN V telah menetapkan sebagian areal usahanya yang berlokasi di Pesikaian, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau sebagai areal konservasi gajah. Lokasi itu awalnya merupakan perkebunan sawit perusahaan.

Namun, dikarenakan areal itu merupakan salah satu perlintasan gajah, maka perusahaan berkomitmen untuk menjadikannya sebagai wilayah konservasi satwa bongsor berbelalai tersebut.

Komitmen tersebut selanjutnya diwujudkan dengan bersinergi bersama BBKSDA Riau melalui aksi mitigasi dan penanaman tanaman pakan gajah sumatera di lokasi tersebut pada 2021 lalu dan pembentukan serta peningkatan kapasitas tim mitigasi konflik pihak perusahaan. Selain itu, perusahaan juga berkomitmen untuk tidak menggarap tersebut.

Terlebih lagi, di areal yang sama juga terdapat kolam pemandian yang menjadi peristirahatan gajah saat melintas sehingga kian memperkuat komitmen perusahaan menjadikannya sebagai areal konservasi.

Kepala Balai Besar KSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan menambahkan bahwa kebijakan perusahaan menerapkan areal konservasi sejalan dengan instruksi presiden Nomor 1 tahun 2023.

“Itu langkah yang sangat baik dan merupakan bagian dari penerapan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2023 mengenai pengarusutamaan keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan,” terang Genman. 

Inpres nomor 1 tahun 2023 mengatur tentang kelestarian alam dalam menerapkan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) atau High Conservation Values (HCV). Inpres tersebut terbit untuk memperkuat konservasi dan pemanfaatan biodiversitas.

“Kita akan memfasilitasi perusahaan dalam mendukung kegiatan konservasi keanekaragaman hayati di Provinsi Riau,” tutup Genman.

  • adminadmin
  • December 7, 2023
  • 0 Comments

Dilansir dari cnbc Indonesia Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah menggabungkan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara, menjadi dua Sub Holding, yakni PalmCo dan SupportingCo.

Subholding PalmCo dibentuk melalui penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai surviving entity dan pemisahan tidak murni PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV. Sedangkan Subholding SupportingCo dibentuk melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.

Pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan implementasi dari Program Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian, khususnya di bidang ketahanan pangan dan energi.

Integrasi PTPN Group ini juga merupakan bentuk dukungan perusahaan dalam memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan melalui hilirisasi sektor pangan, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan melalui Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Selain itu, juga membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim melalui akselerasi pengembangan energi terbarukan.

Harapannya, PalmCo menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600 ribu hektare pada 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia. Sehingga, dapat meningkatkan produksi CPO nasional dan minyak goreng dalam negeri.

PTPN memperkirakan, produksi minyak gorengnya akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun (4 kali lipat) di 2026.

Sedangkan, SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha lainnya, serta green business yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, merger PTPN Group merupakan salah satu skema yang dijalankan oleh Kementerian BUMN. Salah satu tujuannya, yakni untuk efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan serta operasional perseroan.

“Tentunya, setelah pendandatanganan ini akan ada integrasi sistem, HR, operasional, keuangan, dan sebagainya, yang kita usahakan bisa selesai dalam waktu enam bulan. Dan setelah itu kita harus kembali fokus ke tugas masing-masing,” ujar Tiko dalan keterangan tertulis, Senin (4/12).

Tiko melanjutkan, aksi korporasi yang dilakukan PTPN Group adalah transformasi menyeluruh, termasuk transformasi dari sisi people. Dia menekankan agar ke depan, para pegawai, khususnya milenial, bisa menjadi pemain yang andal untuk mengelola perusahaan sawit.

“Jadi saya ingin transformasi dari sisi people-nya benar-benar terlihat. Bagaimana transformasi ini bisa menjadilkan PalmCo menjadi perusahaan sawit terdepan, bukan hanya dari on-farmnya, tapi juga off-farm untuk bisa melakukan downstream, value creation, termasuk renewable energy yang sustainable,” ucap Tiko.

Tiko mengatakan, bahwa tantangan yang kerap muncul dalam merger sebuah perusahaan adalah terkait integrasi SDM. Namun, hal tersebut tidak menjadi kendala di PTPN Group karena mendapat dukungan dari serikat pekerja.

“Saya berharap kekompakan ini harus terus dijaga sehingga tidak akan ada gejolak yang mengganggu kinerja perusahaan, dimana PalmCo akan fokus meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit. Selanjutnya, untuk bidang energi seperti biogas, biodiesel sustainable efficient fuel, dan produk lainnya juga akan menjadi perhatian perusahaan,” sebutnya.

Sementara, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Muhammad Abdul Ghani, menyampaikan aksi korporasi restrukturisasi pembentukan Subholding PalmCo dan SupportingCo, menyusul terbentuknya SugarCo pada 2021 lalu, merupakan upaya untuk terus tumbuh berkembang dan berkontribusi maksimal.

“Integrasi PTPN Group melalui pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan wujud nyata strategi korporasi guna menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Integrasi ini memperkuat posisi perusahaan karena memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, dimana perusahaan didukung dengan pemanfaatan sumber daya lahan, sumber daya manusia, inovasi teknologi, serta digitalisasi yang unggul,” kata Ghani.

Strategi Subholding untuk dapat meraih tujuan besar tersebut, di antaranya memaksimalkan nilai aset landbank untuk mendapatkan nilai tambah, peningkatan margin EBITDA dalam 5 tahun mendatang, peningkatan ESG dan ketahanan pangan, peningkatan ekuitas, hingga peningkatan leadership.

  • adminadmin
  • December 7, 2023
  • 0 Comments

Melansir okezone.com Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjamin tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) atau hal-hal lain yang akan merugikan karyawan pascapenggabungan dan spin-off 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara, yakni subholding PalmCo dan SupportingCo.

Komitmen tersebut sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama Induk periode 2024-2025 yang telah ditandatangani PTPN III (Persero), anak perusahaan, dan Lembaga/Badan terafiliasi bersama Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN) di Jakarta pada 20 November 2023.

Penandatanganan itu juga disaksikan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Ida Fauziah. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menegaskan, salah satu pokok kesepakatan dalam PKB itu adalah perusahaan tidak

melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan akibat aksi korporasi dan hal-hal lain terkait masa kerja.

“Selain itu, tidak ada pengurangan pendapatan karyawan dan pengalihan status karyawan melanjutkan masa kerja dari entitas lama. Terkait kepesertaan manfaat pensiun dan Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP), tetap mengacu kepada kondisi dan hak saat ini,” ujar Ghani.

Ghani juga menyampaikan, salah faktor kunci kesuksesan transformasi di PTPN adalah adanya dukungan luar biasa dari seluruh jajaran karyawan PTPN. Dukungan secara bersama-sama tersebut telah mewujudkan kembalinya kejayaan PTPN sebagai perusahaan agribisnis nasional yang unggul dan berdaya saing kelas dunia serta berkontribusi secara berkesinambungan bagi kemajuan bangsa.

“Seluruh karyawan solid dan bergerak bersama mewujudkan PTPN kembali menjadi kebanggan Indonesia,” kata Ghani.

Dengan berbagai perubahan tersebut, Abdul Ghani menyampaikan nantinya akan ada penyesuaian hubungan ketenagakerjaan dari PTPN ke Subholding, termasuk realokasi karyawan atas merger dan spin off. Pemenuhan formasi jabatan di kantor Holding akan dipenuhi dengan pengisian dari penugasan Subholding.

Selanjutnya, dalam rangka menjamin kesejahteraan karyawan purnakarya Subholding, PTPN III (Persero) selaku pendiri Dana Pensiun Perkebunan telah menyusun Roadmap Penyehatan Dana Pensiun Perkebunan.

“Roadmap tersebut disusun dengan telah memperhitungkan asumsi transformasi organisasi pembentukan Subholding dan menjadi pedoman dalam penyetoran iuran normal dan iuran tambahan kepada Dapenbun terhitung 2023 sampai 2034,” katanya.

Pada 2022, perusahaan telah membayar iuran sebesar Rp1,12 triliun. Sampai dengan November 2023 telah dilaksanakan pembayaran iuran sebesar Rp893 miliar dengan target sampai akhir tahun 2023 iuran yang akan dibayarkan sebesar Rp1,1 triliun.

Pasca penggabungan ini, khususnya Subholding SupportingCo akan memberikan dampak yang sangat baik dalam penyelesaian pembayaran dana pensiun tersebut karena hampir 60% dari total peserta pensiunan berada pada Subholding ini.

Ghani juga menyampaikan, pembayaran SHT telah dilaksanakan secara berkelanjutan. Pada 2022, telah direalisasikan pembayaran sebesar Rp1,3 triliun dan pada periode tahun 2023 diestimasikan pembayaran sebesar Rp852 miliar.

“Dengan terbentuknya Subholding, penyelesaian kewajiban SHT diestimasi akan selesai dalam dua tahun ke depan,” ujar Ghani.

Ghani menambahkan, pembetukan Subholding PalmCo dan SupportingCo akan memberikan dampak, salah satu dampaknya adalah value creation.

“Value creation ini yang akan mengakselerasi percepatan pertumbuhan kinerja PTPN secara konsolidasi serta mewujudkan perusahaan sehat dan tentunya karyawan sejahtera,” katanya.

  • adminadmin
  • December 7, 2023
  • 0 Comments

Usai Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan penggabungan atau merger atas 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi dua subholding, yakni PalmCo dan SupportingCo target terhadap produksi Crude Palm Oil (CPO) juga sudah mulai dibidik. 

Untuk diketahui, PalmCo digadang-gadang akan menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600 ribu hektare pada 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia.

Sedangkan SupportingCo akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan unggul. Mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha, serta green business

Bambang Agustian selaku Corporate Secretary PTPN III (Persero) mengatakan setelah merger produksi CPO kebun pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 2,5  juta ton.

“CPO dan diproyeksikan akan meningkat setiap tahun hingga mencapai 2,8 juta ton CPO pada tahun 2027 mendatang,” kata Bambang kepada Kontan, Selasa (05/12).

Kemudian terkait total luas lahan terutama total luas lahan yang ditanami (planted area) setelah penggabungan di tahun 2024 mendatang diperkirakan berada di angka 560 ribu Hektar (Ha).

“Itu total luas lahan ditanami (planted area) kelapa sawit sekitar 560 ribu Hektar, yang mencakup areal Tanaman Menghasilkan dan Tanaman Replanting,” jelasnya. 

Dan setelah merger, produk CPO dari PTPN akan digunakan untuk stok dalam negeri dan juga dikirim keluar negeri atau ekspor.

“Mayoritas produk CPO akan diolah menjadi produk turunan seperti Olein dan selain digunakan memenuhi kebutuhan dalam negeri akan diekspor juga ke negara tujuan seperti India, Pakistan, Bangladesh, Amerika dan Eropa,” tutupnya. 

  • adminadmin
  • December 7, 2023
  • 0 Comments

Dilansir dari IDN Times, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) kini memiliki tiga subholding. Ketiga subholding itu digabungkan dari 13 anak perusahaan Holding PTPN.

Adapun subholding tersebut, antara lain SugarCo, PalmCo, dan SupportingCo. Berikut ulasan dan profil masing-masing subholding di bawah PTPN III.

1. SugarCo adalah subholding pertama yang didirikan PTPN

SugarCo merupakan subholding pertama yang didirikan Holding PTPN III, tepatnya pada 17 Agustus 2021. Subholding SugarCo adalah entitas hasil konsolidasi 35 pabrik gula yang sebelumnya dikelola oleh PTPN II, VII (PT BCAN), IX, X, XI, XII (PT IGG), dan PTPN XIV.

Mencerminkan namanya, SugarCo didirikan untuk merevitalisasi industri gula nasional, meningkatkan produksi gula nasional, mengurangi impor gula, dan menghemat devisa negara. Dengan adanya subholding ini, diharapkan swasembada gula konsumsi bisa tercapai tahun 2025.

2. PalmCo ditugaskan untuk kelola bisnis sawit PTPN

Subholding PalmCo didirikan setelah penggabungan atau merger PTPN V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai surviving entity dan pemisahan tidak murni PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV.

PalmCo nantinya mengelola seluruh bisnis kelapa sawit PTPN. Targetnya, dalam 10 tahun ke depan, luas perkebunan kelapa sawit PTPN bisa mencapai 700 ribu hektare (ha). Adapun perluasan perkebunan kelapa sawit itu akan dilakukan dengan mengkonversi perkebunan lain milik PTPN.

Keberadaan subholding PalmCo diharapkan bisa meningkatkan produksi CPO nasional dan minyak goreng dalam negeri.

PTPN memperkirakan, produksi minyak gorengnya akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun (4 kali lipat) di 2026.

3. SupportingCo bakal kelola aset perkebunan unggul

Subholding SupportingCo dibentuk melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.

SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha lainnya, serta green business yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

  • adminadmin
  • December 6, 2023
  • 0 Comments

Dilansir dari bisnis.com Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir resmi menggabungkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi dua subholding, yakni PalmCo dan SupportingCo.

PalmCo dibentuk melalui penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan dan pemisahan tidak murni PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV. Sementara itu, pembentukan SupportingCo ditempuh melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I. Peresmian keduanya diakukan pada Jumat (1/12/2023). Melalui penggabungan ini, PalmCo diharapkan menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600.000 hektare pada 2026. Pada saat bersamaan, subholding ini ditargetkan menjadi pemain utama industri sawit dunia.  PTPN dipercaya mampu berkontribusi meningkatkan produksi crude palm oil (CPO) nasional dan minyak goreng dalam negeri. PTPN memperkirakan, produksi minyak goreng akan naik dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun pada 2026.

Adapun, SupportingCo akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, serta diversifikasi usaha lainnya.  Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan merger PTPN Grup merupakan salah satu skema yang dijalankan oleh Kementerian BUMN. Langkah ini bertujuan sebagai efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan, serta operasional perseroan. 

“Tentunya setelah penandatanganan ini akan ada integrasi sistem, HR [human resources], operasional, keuangan, dan sebagainya, yang kami usahakan bisa selesai dalam waktu enam bulan,” ujarnya dalam siaran pers dikutip Minggu (3/12/2023). 

Kartika atau akrab disapa Tiko juga menyampaikan aksi korporasi PTPN Group adalah wujud transformasi menyeluruh, termasuk dari sisi pegawai. Dia pun berharap langkah ini dapat mendorong PalmCo sebagai perusahaan sawit terkemuka.  Dia juga menyatakan PalmCo akan didorong untuk fokus meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit. Selain itu, perseroan bakal memusatkan perhatian untuk memproduksi biogas, biodiesel sustainable efficient fuel, dan produk lainnya. 

“Bagaimana transformasi ini bisa menjadikan PalmCo menjadi perusahaan sawit terdepan, bukan hanya dari on-farm-nya, tapi juga off-farm untuk bisa melakukan downstream, penciptaan nilai, termasuk renewable energy yang berkelanjutan,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Muhammad Abdul Ghani menyampaikan pembentukan PalmCo dan SupportingCo turut menjadi strategi korporasi untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Menurutnya, integrasi tersebut bakal memperkuat posisi perusahaan lantaran memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Hal ini didukung dengan pemanfaatan sumber daya lahan, sumber daya manusia, inovasi teknologi, dan digitalisasi.  Adapun strategi subholding secara konkret bertujuan memaksimalkan nilai aset landbank guna meraih nilai tambah, peningkatan margin Ebitda dalam 5 tahun mendatang. peningkatan ekuitas, dan fokus bisnis yang semakin kuat.  Sebagai salah satu upaya dalam meraih peningkatan ekuitas, Ghani menyatakan bahwa inisiatif-inisiatif environment, social, and governance (ESG) menjadi salah satu indikator penting dalam perlindungan nilai perusahaan. 

“Dalam menjalankan seluruh bisnis dan aktivitas operasionalnya, perseroan senantiasa memastikan produk yang dihasilkan tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga memiliki dampak terhadap sosial dan lingkungan,” pungkasnya.

  • adminadmin
  • December 4, 2023
  • 0 Comments

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menyerahkan bantuan dua unit golf car dengan tipe Probuggy 6 seats dan Probuggy 4+2 seats, melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), pada Rabu (29/11/2023).

Bantuan tersebut diserahkan oleh Direktur Hubungan Kelembagaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), M. Arifin Firdaus, bersama Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan dan TJSL PTPN III (Persero), Ridho Syahputra Manurung, kepada Wakil Gubernur Lemhannas RI, Laksdya TNI Maman Firmansyah.

Penyerahan bantuan tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol. R. Z. Panca Putra Simanjuntak, Kepala Biro Umum Settama Lemhannas RI Brigjen Pol. Wibowo, dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Settama Lemhannas RI, Brigjen TNI Suratno.

Arifin Firdaus menjelaskan bahwa hibah golf car tersebut sebagai salah satu bentuk dukungan dan kontribusi positif PTPN III (Persero) terhadap kegiatan operasional Lemhannas, terutama dalam hal fasilitas mobilitas di sekitar Gedung Lemhannas.

“Terima kasih kepada Lemhannas atas penyambutan dan penerimaan di Kantor Lemhannas RI hari ini. Harapannya, bantuan dua unit golf car ini dapat mendukung operasional Lemhannas RI, dan kami juga berharap hubungan kerja sama antara PTPN III (Persero) dan Lemhannas RI dapat terus ditingkatkan ke depan,” ujar Arifin.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Utama Lemhannas RI, Komjen Pol. R. Z. Panca Putra Simanjuntak, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. “Mudah-mudahan ini menjadi momentum untuk terus meningkatkan kerja sama kedua belah pihak ke depan,” ucapnya. Dia berharap, kerja sama yang semakin erat antara PTPN III (Persero) dan Lemhannas RI dapat dituangkan dalam bentuk MoU, yang akan memberikan manfaat maksimal bagi kedua lembaga dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. “Tentunya juga akan berdampak positif bagi bangsa, negara dan seluruh stakeholders,” ungkap Panca Putra.

  • adminadmin
  • December 4, 2023
  • 0 Comments

PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN), yang menaungi 4 (empat) Rumah Sakit, 1(satu) Klinik Utama, dan 12 (dua belas) Klinik Pratama di wilayah perkebunan PTPN III (Persero) dan kota-kota besar di Sumatera Utara, meraih Akreditasi Paripurna.

Sertifikat akreditasi paripurna merupakan predikat tertinggi yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berdasarkan penilaian terhadap manajemen mutu dan keselamatan pasien yang diterapkan di klinik diselenggarakan oleh Lembaga Akreditasi LAFKESPRI atau Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Primer.

Dalam keterangan rilisnya PT SPMN menyebut keberhasilan ini bukan hanya menjadi prestasi untuk PT SPMN saja, tetapi juga menjadi tonggak kebanggaan dalam mendefinisikan standar tertinggi pelayanan kesehatan di Indonesia.

Dalam sorotan keberhasilan, beberapa unit PT SPMN telah mencapai puncak prestasi dengan meraih Akreditasi Paripurna, menandakan kualitas unggul dalam penyediaan layanan kesehatan. Klinik yang telah tersertifikasi antara lain : Klinik Sri Pamela Aek Nabara, Klinik Sri Pamela Rantauprapat, dan Klinik Sri Pamela Sei Mangke.

PT SPMN yang terdaftar sebagai member Indonesia Healthcare Corporation (IHC) sebagai holding Rumah Sakit BUMN, juga menjadi mitra tepercaya dalam menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas, ramah pasien, dan inovatif.

Sesuai dengan risalah RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) tentang Persetujuan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2014, keputusan RUPS menyetujui Rumah Sakit Sri Pamela menjadi Anak Perusahaan dengan nama PT Sri Pamela Medika Nusantara.

  • adminadmin
  • December 4, 2023
  • 0 Comments

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia – PT Riset Perkebunan Nusantara melaksanakan Kegiatan “Workshop Peningkatan Produksi Tebu Rakyat Mendukung Swasembada Gula pada 28 November 2023 sampai dengan tanggal 29 November 2023 di Hotel Ascent Premier dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, Pasuruan, Jawa Timur yang dihadiri oleh 70 orang perwakilan dari petani dan dinas terkait dari Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Kegiatan Workshop dibuka oleh Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, bapak Muhammad Rizal Ismail, SP, M.Si. “Kementerian Pertanian mendukung penuh Perpres No 40 Tahun 2023, untuk itu melalui Ditjenbun bekerjasama dengan P3GI mengadakan workshop yang mengundang perwakilan petani tebu rakyat dari seluruh Indonesia” ujarnya.

Tujuan kegiatan workshop ini adalah Meningkatkan kemampuan peserta untuk dapat memahami teknis budidaya tebu secara tepat sesuai kondisi sosial petani tebu di wilayah masing-masing, meningkatkan kemampuan peserta dalam pemahaman varietas tebu dan penggunaan benih sehat, diseminasi teknologi hasil riset, terakomodirnya informasi dan kondisi tebu rakyat di wilayah pengembangan tebu.

Upaya untuk mewujudkan swasembada gula nasional sebagaimana diamanatkan dalam Perpres No. 40 tahun 2023 perlu didukung oleh berbagai pihak yang terkait. Petani sebagai salah satu komponen penting dalam pengembangan tebu menjadi penting untuk diperhatikan dan dikuatkan pengetahuannya dalam melaksanakan budidaya tebu.  Pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki seorang praktisi budidaya tebu diawali dari pemahaman filosofi budidaya tebu, pemahaman tentang persyaratan lahan bagi tanaman tebu, dengan memperhatikan faktor-faktor pengetahuan fase pertumbuhan, unsur-unsur dalam dasar budidaya, monitoring serta evaluasi perkembangan dan pertumbuhan tanaman tebu. Oleh sebab itu diperlukan workshop teknis budidaya tebu yang dilaksanakan secara komprehensif untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan profesionalisme para petugas guna mencetak tenaga lapangan pada sisi on farm yang handal.

Kegiatan workshop di hari pertama terkait dengan materi teknis budidaya tebu dan penataan serta pentingnya varietas tebu unggul. Selain itu juga diadakan diskusi dengan perwakilan petani dari setiap wilayah. Di dalam diskusi, perwakilan petani menyampaikan harapannya supaya ada bantuan terkait dengan benih untuk bongkar ratoon dan pupuk. Ditjenbun dalam hal ini menyampaikan program-program yang akan dilakukan untuk mendukung penguatan swasembada gula nasional. Program yang dijalankan antara lain bongkar ratoon dan bantuan sarana serta alsintan, hal tersebut sejalan dengan P3GI sebagai lembaga riset tebu dalam mendukung penyediaan benih unggul.

Program pada hari kedua adalah pelaksanaan field trip ke kebun benih P3GI yang terletak di Bakalan, kota Pasuruan. Agenda field trip di isi dengan diskusi terkait penyiapan benih dan pentingnya varietas unggul dalam pencapaian target swasembada. Pada kesempatan ini dilakukan penyerahan secara simbolis varietas tebu PSNX 052 untuk ditangkarkan oleh petani. Adapun perwakilan petani yang menerima benih simbolis adalah Ganjar Nugraha dari Subang, Sarpan dari Pati, Syaiful Anam dari Blitar dan Sumardi dari Pasuruan. Benih yang akan dibagikan sebanyak 180.000 mata atau setara luasan 3 ha. Penyerahan secara simbolis oleh bapak Haris Darmawan, SE., M.Sc. (Ketua Kelompok Tanaman Semusim – Direktorat Jendral Perkebuan – Kementerian Pertanian) dan Bapak Risvan Kuswurjanto, ST., M.MT. (Kepala Bagian Usaha P3GI).