• adminadmin
  • April 23, 2024
  • 0 Comments

Setelah melebur ke dalam Supporting Co, PTPN II yang berganti nama menjadi PTPN I Regional 1, akan lebih fokus untuk mengurusi asset-asset potensial yang dimilikinya, baik yang telah dilakukan kerjasama dengan pihak ketiga, maupun yang masih belum diselesaikan dan masih dikuasai secara sepihak oleh pihak lain.

Sesuai tupoksinya, sektor produksi unggulan PTPN II selama ini seperti kelapa sawit, sudah dikerjasamakan pengelolaannya ke Palm Co, sementara untuk gula pasir diserahkan pengelolaannya kepada PT SGN (Sinergi Gula Nusantara). Di samping merupakan langkah effisiensi yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), langkah ini dimaksudkan untuk bisa memacu lebih cepat peningkatan produksi perkebunan Negara, khususnya di sektor kelapa sawit dengan program hilirisasi produknya, seperti minyak goreng dan sejenisnya, serta ikut menjaga stabilitas harga di pasaran termasuk gula pasir konsumsi.

Optimalisasi asset yang dilakukan dengan kerjasama kepada pihak ketiga, saat ini memberikan manfaat yang cukup besar bagi Regional 1 PTPN I. Karena dengan memanfaatkan lahan-lahan HGU (Hak Guna Usaha) untuk pemanfaatan lain di luar perkebunan, seperti kawasan permukiman Kota Mandiri Bekala, yang bekerjasama dengan Perum Perumnas,  serta Kota Deli Megapolitan yang menggandeng pengembang Nasional, mampu mengangkat nilai pendapatan perusahaan serta citra perusahaan di mata publik. Apalagi lahan-lahan HGU yang dimiliki itu sudah tidak sesuai lagi untuk dikembangkan sebagai areal perkebunan. 

“Sehingga perubahan peruntukannya langsung disetujui Menteri BUMN karena membawa dampak positif bagi Regional 1 PTPN I,” jelas Kasubbag Humas PTPN 1 Regional 1, Rahmat Kurniawan di kantornya, Selasa (02/04).

Di sisi lain dengan adanya langkah-langkah optimalisasi asset yang dilakukan, PTPN I (saat masih disebut PTPN II) mampu melunasi berbagai kewajibannya kepada karyawan pensiunan, yang sudah tertahan bertahun-tahun. Seperti pelunasan pembayaran Santunan Hari Tua (SHT) yang mencapai angka Rp500 Milyar. Jika tidak ada terobosan yang dilakukan dengan langkah-langkah optimalisasi asset ini, menurut Rahmat, tidak mungkin perusahaan bisa melunasi kewajibannya dalam jumlah yang sangat besar.

Karena itulah, ke depan, Regional 1 PTPN I akan terus fokus terhadap langkah optimalisasi asset, baik terhadap Hak Guna Usaha (HGU) aktif, yang masih dikuasai pihak lain secara sepihak, maupun lahan-lahan eks HGU yang kini juga masih dikuasai pihak lain. Pihak Regional 1 PTPN I, akan terus berusaha untuk bisa mendapatkan kembali lahan-lahan HGU, khususnya yang masih dikuasai pihak lain yang sama sekali tidak berhak atas lahan HGU tersebut. “Kita akan terus berusaha dengan langkah-langkah persuasif, agar warga masyarakat faham bahwa asset Negara yang dikelola PTPN I Regional 1 harus dipertanggungjawabkan, jadi tidak mungkin dilepas begitu saja,” tambah Rahmat Kurniawan lagi.

Sementara untuk lahan-lahan eks HGU, khususnya yang telah dinyatakan keluar dari HGU, seluas 5873,06 PTPN 1 Regional 1 telah melakukan sosialisasi melalui Pemkab Deli Serdang dan Kepala-kepala Desa, yang intinya memberikan kesempatan bagi warga untuk memiliki lahan-lahan eks HGU tersebut, dengan cara mengajukan permohonan kepada Gubernur Sumatera Utara sesuai dengan nominatifnya dan setelah dilakukan verifikasi maka ditetapkan nilai SPS yang harus disetor kepada Negara,

Semua ini berkat kerja keras dan kerja cerdas Board of Regional Management Regional 1 PTPN I yang dikomandoi Didik Prasetyo, dan atas dukungan Pemprov Sumut, Kajati Sumut, Ulama, BPN, Kodam I/BB, Polda Sumut, Satpol PP, Serikat Pekerja Perkebunan daan instansi instansi terkait, jelas Rahmat mengakhiri.

  • adminadmin
  • April 18, 2024
  • 0 Comments

Sebagai langkah awal untuk menjajaki potensi aplikasi teknologi microsatellite khususnya untuk perkebunan kelapa sawit, PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Potensi Aplikasi Teknologi Microsatellite pada Komoditas Strategis Nasional untuk Mewujudkan Tata Kelola yang Berkelanjutan”. Acara yang dilaksanakan pada 26 Maret 2024 di Aula Kantor Direksi PT Riset Perkebunan Nusantara ini menghadirkan narasumber dan peserta dari berbagai instansi diantaranya: Pusat Riset Teknologi Satelit, Hokkaido University, PT Riset Perkebunan Nusantara, Badan Informasi Geospasial, Direktur Jendral Perkebunan, Badan Pusat Statistik, Holding Perkebunan Kelapa Sawit, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. 

Pada FGD ini para narasumber membahas mengenai standing position data kelapa
sawit Indonesia, pemanfaatan teknologi satelit di Indonesia, gambaran dan aplikasi teknologi microsatellite khususnya di bidang pertanian, kebutuhan sumber data terpercaya untuk monitoring per kebunan khususnya kelapa sawit sebagai komoditas strategis nasional, akurasi pemanfataan data satelit untuk sensus pertanian, dan Kendala yang dihadapi untuk monitoring industri kelapa sawit Nasional dalam upaya meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional. Tidak luput juga PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding memaparkan mengenai precision agriculture di lingkup PT Perkebunan Nusantara Holding.

Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia. Areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang cukup luas, memerlukan sarana monitoring yang efektif dan efisien. Selain itu, data luasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari beberapa instansi masih memiliki keberagaman. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menyajikan data luasan maupun produksi kelapa sawit yang akurat, diantaranya terkait penundaan evaluasi perizinan perkebunan kelapa sawit serta peningkatan produktivitas kelapa sawit, kebijakan satu data Indonesia, dan kebijakan satu peta. Namun demikian, dalam teknisnya kebijakan tersebut masih menghadapi kendala, salah satunya disebabkan masing-masing institusi yang terlibat dalam pengumpulan data kelapa sawit memiliki metode pengumpulan dan hasil data yang berbeda-beda.

PT RPN telah mengembangkan berbagai advance technology dibidang Kelapa sawit. Oleh karena itu, pada kesempatan ini PT RPN memaparkan mengenai teknologi penginderaan jauh dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari citra satelit dapat dimanfaatkan untuk Palm Counting, monitoring hama dan penyakit tanaman,  serta kadar hara daun tanaman. Penggunaan Lidar memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam mengukur tinggi tanaman kelapa sawit. Penggunaan tinggi tanaman dapat dimanfaatkan untuk pengklasifikasian kelas umur tanaman. Hal ini perlu dukungan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tinggi tanaman terhadap kelas umur berdasarkan varietas tanaman. Pemanfaatan teknologi Microsatellite untuk monitoring dan akuisisi data pertanian khususnya kelapa sawit sangat mungkin untuk diterapkan.

Dengan kolaborasi PT RPN dan berbagai institusi melalui FGD Microsatellite ini diharapkan seluruh pihak dapat berkoordinasi serta menyamakan persepsi dalam penggunaan teknologi microsatellite untuk memajukan pertanian khususnya di komoditi kelapa sawit, serta dapat mendukung kebijakan satu data dan satu peta yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.

  • adminadmin
  • April 17, 2024
  • 0 Comments

Manajemen PT KINRA melakukan kunjungan ke KBRI Bangkok dalam rangka pelaksanaan pertemuan dengan fungsi ekonomi KBRI Bangkok. Pertemuan ini membahas potensi industri karet di KEK Sei Mangkei. Sebagai Kota Karet di Indonesia, KEK Sei Mangkei direncanakan untuk menjadi sentral pengembangan industri karet di Indonesia. Untuk merealisasikan rencana tersebut, eksplorasi potensi investasi industri karet bersama fungsi ekonomi KBRI Bangkok menjadi salah satu aksi yang dinilai tepat untuk dilakukan.

Thailand sebagai negara penghasil karet nomor 1 di dunia, menjadi rumah dari berbagai pelaku usaha di sektor karet untuk menjalankan industri manufaktur. Selain dengan fungsi ekonomi, PT KINRA juga menggandeng IRco (International Rubber Consortium Limited) untuk melihat potensi industri karet yang dapat ditindaklanjuti untuk mengaktivasi fungsi kota karet di KEK Sei Mangkei. Pertemuan ditutup dengan foto bersama antar entitas.

  • adminadmin
  • April 5, 2024
  • 0 Comments

Pengelola KEK (Kawansan Ekonomi Khusus) Sei Mangkei, PT Kawasan Industri Nusantara, berpartisipasi dalam kegiatan Meet Indonesia yang mempertemukan pelaku usaha antar Indonesia dengan Vietnam untuk membahas potensi kerjasama yang dapat dieksplorasi Jumat (22/03). Dalam pertemuan tersebut, PT KINRA melakukan pertemuan dengan perusahaan otomobil asal Vietnam, Vinfast yang saat ini dalam proses melakukan penetrasi ke pasar otomotif industri tanah air.

Dalam pertemuan tersebut, PT KINRA menyampaikan berbagai keuntungan berinvestasi di KEK Sei Mangkei yang dapat mendukung operasional manufaktur Vinfast secara signifikan. Selain itu, PT KINRA juga menyampaikan bahwa Provinsi Sumatra Utara juga siap mendukung dalam menghadirkan ekosistem investasi yang dibutuhkan Vinfast, terutama ketenagakerjaan yang menjadi pilar utama kelancaran operasional nantinya. Pertemuan ditutup dengan foto bersama antar entitas.

  • adminadmin
  • April 5, 2024
  • 0 Comments

Dalam rangka monitoring dan evaluasi inventarisasi aset, Regional 4 PTPN I langsungkan rapat dan diskusi Senin (01/04) di Wisma Angkasa Tretes, Pasuruan. Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Bagian Manajemen Aset dan Pemasaran Syaiful Bahri serta diikuti oleh karyawan, baik yang berasal dari Kantor Regional 4, Unit Usaha Strategis, Kebun Lumajang Raya, Kebun Tembakau Jember dan Cluster Dhoho.

Program ini merupakan upaya berkelanjutan dari Regional 4 PTPN I pasca adanya integrasi bisnis di tubuh PTPN Group dan ekspansi bisnis perusahaan di luar dari bidang tanaman. Hal ini sekaligus menjadi salah satu pilar strategi perusahaan dalam rangka meningkatkan pendapatan bisnis Supporting Co. Dengan adanya monitoring dan evaluasi inventarisasi aset ini diharapkan dapat memastikan sumber daya perusahaan dapat dimanfaatkan secara optimal.

Dalam kegiatan tersebut diskusi terbuka juga dilaksanakan untuk mengidentifikasi tantangan yang ditemukan sehingga dapat disusun rencana strategis ke depan untuk menyelesaikannya.

“Monitoring dan inventarisasi aset merupakan bagian integral dari strategi pengembangan bisnis kami. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap aset yang dimiliki kami dapat mengidentifikasi peluang sekaligus tantangan yang ada. Kemudian, dari situ, kami petakan langkah-langkah yang tepat,” terang Syaiful Bahri.

Melalui sesi diskusi, dihasilkan beberapa rencana ke depan terkait manajemen aset, di antaranya memperkuat data inventarisasi dan Asset Management System, melakukan pengaturan notifikasi ambang batas minimum bagi seluruh aset, termasuk menetapkan sistem pengawasan kondisi aset dan peralatan perusahaan.

Program monitoring dan inventarisasi aset ini sekaligus bagian dari upaya berkelanjutan perusahaan dalam mengoptimalkan potensi bisnisnya. Dengan komitmen yang kuat terhadap pengelolaan aset yang efisien dan berkelanjutan, pada akhirnya hal ini diharapkan dapat mendorong perusahaan mencapai visinya untuk jangka panjang.

  • adminadmin
  • April 4, 2024
  • 0 Comments

Yayasan Insan Cendekia Kalianda (YICK) Lampung menjajaki kerjasama membangun Universitas Indonesia Merdeka di lahan Regional 7 PTPN I Kebun Rejosari yang berada di Kecamatan Natar, Lampung Selatan. Lahan seluas 34 hektare di pinggir Jalinsum itu dinilai sangat strategis untuk dikembangkan sebagai zona pendidikan yang representatif.

Penjajakan kerjasama diawali peninjauan lokasi bersama, Jumat (29/3/24). Pihak PTPN I hadir Direktur Utama Teddy Yunirman Danas bersama Direktur Pemasaran dan Aset Manajemen Landi Rizaldi Mangaweang, Board of Management Regional 7 Okta Kurniawan dan S Wiyoso. Sedangkan pihak YICK hadir Ketua Yayasan Ray Zulham dan Ketua Lembaga Nata Bangsa Radityo Egi Pratama.

Saat meninjau lokasi, Teddy Danas menyatakan PTPN I memiliki strategic house yang salah satu pilar utamanya adalah program optimalisasi aset. Program yang merupakan mandat dari pemegang saham, yakni PTPN III (Persero) dan Kementerian BUMN, membuka peluang kepada pihak ketiga untuk memanfaatkan aset selaras dengan core business dan asas kemanfaatan serta kesesuaian. Oleh karena itu, kata Teddy Dana, saat ada penawaran Kerjasama aset dari pihak ketiga, maka Manajemen PTPN I akan memberikan respon dan membuka ruang komunikasi.

“Untuk diketahui, PTPN Group sejak empat tahun terakhir secara konsisten melakukan transformasi bisnis. Sementara itu, program optimalisasi aset menjadi strategic house PTPN I yang harus dicapai secara target kinerja. Dalam konteks ini, Subholding PTPN I diberi mandat selain mengelola core business komoditi perkebunan, juga mengelola bisnis lainnya yang salah satunya melalui kerjasama aset. Nah, ketika ada penawaran dari YICK ini, kami welcome,” kata Teddy Danas.

Meskipun demikian, kata Teddy Danas, Manajemen PTPN I tetap mengikuti regulasi dan ketentuan yang berlaku di PTPN III (Persero) dan Kementerian BUMN. Sebagai BUMN atau Subholding BUMN, kata dia, dalam menjalin kerjasama dengan pihak ketiga harus mempertimbangkan semua aspek dan elemen secara komprehensif.

“Saya kira ini adalah tahap awal yang baik. Namun, Manajemen PTPN I akan mempertimbangkan semua aspek, termasuk risiko-risiko di masa depan. Yang pasti, kami perlu melakukan kajian yang komprehensif seperti regulasi dan ketentuan yang diberlakukan oleh Pemegang Saham. Juga regulasi di tingkat Pemerintah Daerah, seperti tata ruang, perizinan dan lain-lain. Lebih dari itu, harus tetap ada profit, baik langsung maupun tidak langsung bagi para pihak yang bekerja sama,” Tutup Teddy Danas.

Senada, Direktur Pemasaran dan Aset Manajemen Landi Rizaldi Mangaweang mengatakan aset yang ada saat ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan pendidikan. Selain berada di jalur atau zona pendidikan sejajar dengan Universitas Lampung dan Institut Teknologi Sumatera, lokasi ini juga merupakan zona pengembangan wilayah dan juga tidak jauh dari Ibu Kota Provinsi.

“Pada prinsipnya, kami mengapresiasi visi dan misi yang ditawarkan pihak Insan Cendekia (Yayasan Insan Cendekia Kalianda, YICK). Karena, PTPN I entitas Subholding BUMN, kami juga punya kewajiban melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), salah satunya mendukung pendidikan bagi anak bangsa. Saat ini, rencana kerjasama masih tahap penjajakan, untuk selanjutnya akan kita ikuti alur proses kerjasama aset sesuai regulasi dan SOP yang berlaku di Kementerian BUMN dan PTPN Group. Yang jelas, mereka datang kepada entitas yang tepat. Sebab, PTPN I concern mengelola bisnis selain core business-nya. Termasuk pendidikan, properti, hospitality, dan lainnya,” kata Landi.

Sementara itu, Ketua Yayasan Insan Cendikia Kalianda Lampung Ray Zulham menyambut baik kerjasama dengan PTPN I. Apalagi ini manfaatnya sangat baik untuk sektor pendidikan. Kerjasama ini dapat mewujudkan pendidikan di Provinsi Lampung yang lebih baik dan berkualitas serta mendukung PTPN I dalam mengoptimalkan manfaat lahannya.“Kerjasama ini diharapkan jangka panjang. Kami akan investasi membangun universitas, yayasan kami juga sudah memiliki Universitas Indonesia Merdeka, dan ini akan kami dirikan di Lampung,” kata Ray Zulham yang juga mengelola Sekolah Kebangsaan di Kalianda, Lampung Selatan ini.

  • adminadmin
  • April 2, 2024
  • 0 Comments

PT Sri Pamela Medika Nusantara (PT SPMN) melalui Kasubdivisi Legal, S.H., M.H., bersama dengan  Staff.Kasubdiv. Legal dan Perizinan Muhammad Masykur, S.H., melakukan audiensi ke Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Rabu (21/02).

Kegiatan ini bertujuan untuk penyeragaman dan pemahaman persepsi terkait Persetujuan Teknis (Pertek) untuk IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair) dan Rincian Teknis (Rintek) untuk Penyimpanan TPS Limbah B3 di seluruh unit perusahaan tersebut”, jelas Taufik Kemas.

Menurutnya berdasarkan Surat Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan Nomor: S.1806/PDLUK/PLT/PLA.4/7/2022 tanggal 01 Juli 2022, perihal Arahan Mekanisme Pengintegrasian Persetujuan Teknis dan Rincian Teknis ke Dalam Persetujuan Lingkungan, dijelaskan terkait Pertek Pembuangan Air Limbah ke Badan Air Permukaan dan Rintek Pengelolaan Limbah B3 atau Dokumen Rintek Penyimpanan Limbah Non B3.

“Melalui audiensi ini, PT SPMN ingin memberikan informasi bahwa 13 kliniknya telah memiliki Dokumen Lingkungan yang terintegrasi dengan NIB PT Sri Pamela Medika Nusantara sebelum berlakunya peraturan baru. Sehingga, untuk 13 klinik tersebut, tidak diperlukan Persetujuan Teknis untuk IPLC/Izin Pembuangan Air Limbah dan Rintek Penyimpanan TPS Limbah B3”, ungkapnya lebih lanjut.

Taufik menyebut dalam konteks ini penting untuk menyadari persetujuan teknis dan rincian teknis tidak hanya sekadar aturan formalitas. Akan tetapi, merupakan langkah konkret untuk mewujudkan konsep pembangunan berkelanjutan. “Dengan menjalankan kegiatan usaha sesuai dengan regulasi lingkungan hidup, PT SPMN tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga berkontribusi positif terhadap pelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat sekitar antara lain: tanggung jawab bersama dalam pelestarian lingkungan, inovasi dan teknologi dalam pengelolaan limbah”, imbuhnya.

Melalui pendekatan secara holistik terhadap keberlanjutan lingkungan, PT SPMN dapat menjadi contoh inspiratif bagi perusahaan lain. Keberhasilan dalam memadukan pertumbuhan ekonomi dengan konservasi lingkungan dapat memicu perusahaan lain untuk mengikuti jejak yang sama, menciptakan efek domino positif.

Hasil dari audiensi tersebut, bukan hanya tentang pemenuhan regulasi, tetapi juga tentang bagaimana PT Sri Pamela Medika Nusantara mengambil peran aktif dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan holistic dan pelestarian lingkungan hidup.

  • adminadmin
  • March 28, 2024
  • 0 Comments

Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo menggelar Kunjungan Kerja terkait Produksi Gula Masa Giling Tahun 2023 dan Kesiapan Bahan Baku Masa Giling Tahun 2024 di Kantor Representatif PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Surabaya Selasa (26/03).

“Dulu di Situbondo ada istilah, nenek moyangku adalah petani tebu. bahwa Situbondo penghasil tebu. Bila ada pergeseran berarti entah sistemnya yang salah atau apalah kita cari solusinya bersama”, jelas H. Abd Rahman Koordinator Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo.

Rahman menambahkan jumlah pabrik gula awalnya tujuh PG dan saat ini tinggal tiga PG di Situbondo. Kompetisi tidak sehat terkait perolehan bahan baku tebu (BBT) dikuatirkan menyebabkan tebu banyak digiling keluar wilayah mengingat potensi tanaman tebu yang ada di Situbondo sangat besar. Secara nasional hal ini akan menghambat upaya pencapaian swasembada gula nasional karena pola transaksional perolehan BBT tersebut tidak didasarkan mutu melainkan hanya pada bobot. Menurutnya apabila tebu tersebut dibawa keluar wilayah maka berpotensi mengurangi pendapatan asli daerah (PAD) Situbondo.

Terkait dengan hal tersebut Imam Cipto Prayitno Senior Excecutive Vice President (SEVP) Operation II SGN menyampaikan sistem bagi hasil (SBH) yang telah berjalan dianggap lebih fair dimana kualitas tebu akan menentukan besar proporsi bagi hasil untuk petani dan ditambah dengan kesiapan giling pabrik gula SGN sehingga tebu petani dapat tergiling optimal di pabrik gula Situbondo tidak dibawa keluar wilayah..

“Kami berharap support dukungan lebih lanjut pada DPRD Situbondo utamanya dalam hal ini Komisi II tentang operasional pabrik gula yang ada di Situbondo. Mulai tahun lalu 2023, PG Assembagoes mulai pulih, jadi gilingnya udah mulai diatas existing. Biasanya hanya 2.400 TCD (tone cane per day), tahun kemarin sudah 3.500 TCD dan insyaAllah tahun ini direncanakan diantara 4.000 – 4.500 TCD”, ungkap Imam Cipto Prayitno.

Kondisi pabrik gula eksisting SGN yang ada di Situbondo siap untuk menggiling tebu milik petani, kapasitas giling PG Pandjie sekitar 1.800 TCD dan di PG Wringinanom 1.200 TCD, sehingga total kapasitas giling di wilayah Situbondo sekitar di 7.000 hingga 7.500 TCD  sudah termasuk sangat besar di Indonesia.

“Kinerja PG SGN di Situbondo mampu mengoptimalkan potensi bahan baku tebu yang ada, sehingga tebu tersebut tidak perlu keluar kota yang menambah jarak dan waktu tempuh, justru akan menurunkan bahkan merusak potensi kualitas tebu”, ujarnya lebih lanjut.

  • adminadmin
  • March 27, 2024
  • 0 Comments

PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) melaksanakan workshop bertajuk “Empowering Risk Owners: Enhancing Risk Management Effectiveness” yang berlangsung hingga 15 Maret 2024 di kantor pusat PT KPBN Jakarta. Workshop ini dihadiri oleh para kepala bagian dan kepala sub bagian dari berbagai bagian di PT KPBN, menandai langkah serius perusahaan dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko di semua lini operasional.

Workshop ini dirancang untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan terkini dalam mengelola risiko secara efektif. Melalui serangkaian sesi interaktif, peserta akan diajak untuk memahami konsep-konsep penting dalam pengelolaan risiko, strategi identifikasi, evaluasi, monitoring, dan mitigasi risiko yang dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di PT KPBN.

Menghadirkan pembicara di bidang manajemen risiko, termasuk praktisi, akademisi, dan konsultan yang telah berpengalaman luas dalam membantu organisasi-organisasi untuk mengembangkan kapasitas pengelolaan risiko. Narasumber akan berbagi insight, best practices, serta studi kasus yang relevan dengan konteks dan tantangan yang dihadapi oleh PT KPBN.

Peserta workshop akan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi, yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pengelolaan risiko dan mendorong penerapan konsep-konsep yang dipelajari dalam pengaturan kerja mereka.

Melalui penyelenggaraan workshop ini, PT KPBN berharap dapat membentuk sebuah tim yang solid dengan pemahaman yang kuat tentang pengelolaan risiko, sehingga mampu mengidentifikasi, menilai, dan mengatasi risiko secara proaktif, untuk mendukung pencapaian tujuan strategis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien.

  • adminadmin
  • March 25, 2024
  • 0 Comments

PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) mengadakan Workshop Implementasi Analisis Teknikal Tingkat Lanjut dalam Penjualan Komoditas Perkebunan pada 6 – 7 Maret 2024 di Kantor Pusat PT KPBN Jakarta. Workshop ini bertujuan meningkatkan pemahaman serta aplikasi analisis teknikal dan fundamental dalam menganalisis pergerakan harga komoditas.

“Dengan pemahaman yang mendalam tentang analisis teknikal dan fundamental, KPBN bisa membuat prediksi yang lebih akurat mengenai pergerakan harga, yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan dalam bisnis perkebunan.” Ujar Arif Budiman selaku Direktur PT KPBN dalam sambutannya.

Workshop ini didesain untuk memperdalam pengetahuan peserta mengenai cara mengolah dan menganalisa data pasar komoditas. Materi yang disampaikan tidak hanya fokus pada pengenalan pola pergerakan harga tapi juga pada penggunaan indikator teknis untuk memprediksi pergerakan harga di masa mendatang. Penggabungan antara analisis teknikal dan fundamental menjadi titik berat dalam pembahasan, memberikan perspektif komprehensif dalam mengambil keputusan penjualan atau pembelian komoditas.

Kegiatan ini juga meliputi sesi latihan praktis menggunakan data pasar aktual, di mana peserta dapat langsung menerapkan teori yang telah dipelajari. Selain itu, peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, memungkinkan pembentukan jaringan antar pelaku industri yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan. Workshop ini menekankan pada pentingnya integrasi antara analisis teknikal dan fundamental untuk mencapai strategi penjualan yang optimal, khususnya dalam menghadapi volatilitas pasar komoditas global.