• adminadmin
  • July 16, 2024
  • 0 Comments

Direktur Keuangan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan, Hariyanto, menegaskan komitmen dalam mewujudkan swasembada gula nasional dengan diiringi penguatan petani, sehingga membawa dampak peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini disampaikan di acara gelar teknologi dan seremonial panen dan tanam tebu program Makmur di kebun tebu Mangliwetan Bondowoso Kamis (04/07).

“Program Makmur ini salah satu rangkaian, bahwa kami harus bersinergi mensukseskan swasembada gula. Ekosistem sangat penting karena kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri, dari mulai benih, pupuk, pendanaan dari perbankan, hingga pabrik gula sebagai off taker. Yang terpenting pencapaian swasembada gula diiringi dengan penguatan petani dengan membantu akses permodalan, benih hingga saprodi – sarana produksi”, lanjutnya.

Salah satu kendala yang dihadapi petani tebu adalah akses dan ketersediaan saprodi diantaranya pupuk yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan dan peningkatan produktivitas. Hal ini disampaikan Rolis Wikarsono Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPC APTRI) PG Pradjekan.

“Lahan kami sekitar 6.500an hektar di hampir seluruh kabupaten Situbondo telah ter-cover Program Makmur – Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat, kami mendapatkan jaminan pupuk yang asli dan prosesnya hanya dua tiga hari, harganya kompetitif”, ungkapnya.

Petani mitra PG Pradjekan merupakan petani tebu yang pertama mengakses Program Makmur tiga tahun yang lalu. Dampak dari program tersebut kini dirasakan oleh para petani, selain jaminan ketersediaan pupuk, peningkatan produktivitas hingga peningkatan pendapatan petani.

“Tahun ini peningkatan produktivitas luar biasa, sebelumnya di 76 kini menjadi 110 ton per hektar, rendemen naik, pendapatan petani juga naik”, jelas Mohammad Sholeh Kusuma General Manager PG Pradjekan.

Kenaikan produktivitas tersebut dinilai cukup signifikan, mencapai 45% dari semula 76 ton per hektar menjadi 110 ton per hektar, kenaikan rendemen mencapai 9,9% dari 8,14% menjadi 8,94%, sehingga pendapatan petani meningkat dari semula Rp53,4 juta per hektar menjadi Rp69,4 kita per hektar.

Sementara itu Direktur Keuangan dan Umum PT Petrokimia Gresik Robby Setiabudi Madjid  memberikan apresiasi atas peningkatan produktivitas yang diraih oleh petani tebu mitra PG Pradjekan dan pihaknya menyakini melalui sistem bagi hasil dengan petani, ditambah dengan kinerja SGN petani akan tambah makmur.

“Setelah kami berdiskusi dengan mitra tadi kebetulan pabrik gula Prajekan ternyata rangking 1 terkait rendemen seluruh SGN. Selain itu, kami berterimakasih pada semua ekosistem yang berada di Program Makmur ini kami karena mensukseskan juga ketahanan pangan nasional,” pungkas Robby. Gelar Teknologi serta Seremonial Panen dan Tanam Tebu bertujuan meningkatkan kepercayaan petani dalam memanfaatkan ekosistem program Makmur serta aplikasi teknologi Smart Precision Farming pada komoditas tebu. Dalam kesempatan tersebut selain dilakukan prosesi tanam tebu perdana, juga dilakukan demo pemupukan yang menggunakan pesawat nir awak (drone).

  • adminadmin
  • June 6, 2024
  • 0 Comments

Musim panen tebu tahun 2024 di lingkungan PTPN I (Subholding Supporting Co) Regional 4 telah dimulai. Mengawali musim panen, Region Head Regional 4 PTPN I Subagiyo lakukan panen perdana bersama Kementerian BUMN (KBUMN) di Kebun Rojopolo, HGU Lumajang pada Minggu (2/6).

Prosesi panen perdana tersebut dihadiri oleh Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko KBUMN Nawal Nely, Asdep Manajemen Risiko dan Kepatuhan KBUMN Dwi Ary Purnomo, Asdep Industri Perkebunan dan Kehutanan KBUMN Faturohman dan didampingi oleh Dirut Holding PTPN III (Persero) Moh. Abdul Ghani beserta jajaran manajemen.

Dalam kegiatan tersebut, Subagiyo memaparkan beberapa langkah strategis Regional 4 PTPN I dalam rangka mencapai target program 8 ton gula/ha (P8T).

“Untuk mencapai target P8T dan mendukung Swasembada Gula Nasional, kami menerjemahkannya dengan upaya pencapaian target produktivitas tebu 100 ton/ha. Untuk itu sejumlah langkah strategis pun terus kami upayakan, salah satunya melalui penerapan agroinput tepat waktu serta perbaikan water management system,” terangnya.

Subagiyo juga menjelaskan, bahwa secara khusus kebun Rojopolo HGU Lumajang Regional 4 PTPN I justru mampu melampaui dua kali lipat dari target produktivitas yang ditetapkan.

“Secara taksasi, target produktivitas kebun Rojopolo HGU Lumajang berpotensi menyentuh angka 233,4 ton/ha dengan rendemen 8% dan proyeksi produktivitas gula mampu berada di angka 18,6 ton/ha,” imbuhnya.

Mengetahui hasil panen tebu Regional 4 PTPN I tersebut, Nawal Nely pun menyampaikan harapannya.

“Melihat hasil panen tebu hari ini dari kebun Rojopolo dimana yield per hektarnya sudah dua kali lipat sebelum tahun 2020, tentu kita memiliki harapan besar kepada PTPN untuk dapat berkontribusi secara aktif dalam merealisasikan target kita di Kementerian BUMN maupun pemerintah untuk menjaga stabilitas pangan,” ujarnya pasca lakukan panen perdana.

Ia juga berpesan kepada tim manajemen kebun Regional 4 PTPN I untuk tetap mengupayakan yang terbaik dalam menghadapi setiap tantangan operasional ke depannya.

“Besar harapan kami, dari best management yang ditempatkan di sini untuk senantiasa keep up the good work, tantangan ke depan masih ada, variasinya masih banyak. Tapi saya optimistis, kalau sudah mampu melalui yang sebelumnya, harusnya ke depan dapat jauh lebih cepat dan lebih baik,” imbuhnya.

Sementara menurut Direktur Utama Holding Perkebunan Abdul Ghani, jika tahun ini produktivitas 8 ton gula/ha dapat tercapai, maka akan ada peningkatan target untuk tahun berikutnya.

“Pemerintah telah memberikan kepercayaan kepada PTPN sebagai backbone untuk Swasembada Gula Nasional. Tetapi bukan hanya fokus pada peningkatan produktivitas di kebun tebu milik kita saja, tapi juga perlu bersama-sama petani membangun ekosistem kolaborasi yang saling asah, asih, dan asuh, sehingga petani juga bisa meningkatkan produktivitasnya minimal 8 ton gula/ha,” terang Ghani.

Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Presiden No.40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati, sebagai bagian dari PTPN Group, Regional 4 PTPN I berkomitmen kuat untuk merealisasikan ketahanan pangan dan energi khususnya terkait percepatan Swasembada Gula Nasional 2030 dengan terus mengupayakan perbaikan drainase, peningkatan kualitas pengairan, hingga melakukan masa tebang di tingkat kemasakan yang optimal.

  • adminadmin
  • May 31, 2024
  • 0 Comments

Pabrik Gula Semboro melaksanakan prosesi petik tebu manten sekaligus selamatan buka giling Rabu (29/05) di Jember, menandai musim panen tebu tahun 2024 telah tiba. Ini merupakan tahun kedua PG satu-satunya yang masih eksis di Jember tersebut melakukan aktivitas giling semenjak aksi korporasi PTPN III (Persero) Holding Perkebunan pengelolaan pabrik gula PTPN oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).

”Hari ini kami bersama petani melakukan prosesi petik tebu manten, ini merupakan lokal wisdom yang bukan saja sekedar ritual tetapi wujud harapan, harmonisnya kerjasama dan kebersamaan. PG Semboro siap menggiling tebu petani di wilayah Jember dan sekitarnya”,  jelas Agus Budi Juwono General Manager Pabrik Gula Semboro.

Prosesi petik temu manten merupakan wujud rasa syukur atas produksi tebu yang akan dipanen  serta pertemuan dua kepentingan yang harmonis antara pabrik gula dengan petani disimbolkan dengan bertemunya sepasang ”pengantin” tebu. Lokasi petik tebu manten dipilih kebun tebu Klampisan milik salah satu petani mitra PG Semboro.

”Petik tebu manten ini bagian persiapan giling yang akan dimulai rencananya tanggal 3 Juni nanti. Harapan kami, giling bisa berjalan dengan lancar”, harap H. Achmad Sutrisno ketua APTRI PG Semboro.

Simbol pasangan lelaki batang tebu diberi nama Raden Bagus Rosan, sedangkan untuk tebu perempuan dinamakan Dyah Ayu Roro Manis. Pelaksanaan prosesi temu manten tersebut bukan saja menjadi hajat pabrik gula dengan petani tebu, tetapi sudah menjadi agenda rutin tahunan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Salah satu kegiatan yang selalu mendampingi buka giling adalah pasar rakyat atau masyarakat menyebut dengan istilah “Royalan”.

“Sejak jaman Belanda dulu ada acara Royalan atau Cembengan istilah di PG Jawa Barat, dimana masyarakat khususnya pegawai pabrik gula dapat membelanjakan uangnya dan siap bekerja dengan semangat pada musim giling yang berjalan kurang-lebih tiga bulan. Ada peran PG pada perputaran perekonomian UMKM dan masyarakat”, jelas Agus Budi Juwono lebih lanjut.

Kegiatan selamatan buka giling PG Semboro dihadiri oleh Direktur Operasional, VP Teknik Pengolahan beserta jajaran, manajemen dan karyawan PG Semboro, Nana Fadjar Pridjantoro Ketua Badan Koordinasi Wilayah dan Pembangunan Jember (Bakorwil V Jember), H. Arum Sabil Ketua Dewan Pembina APTRI, Jajaran Muspika dan Kepala Desa Semboro serta undangan.

  • adminadmin
  • May 31, 2024
  • 0 Comments

Dalam upaya mencapai target produktivitas 71 ton tebu per hektare,                       PT Buma Cima Nusantara (PT BCN) optimistis menembus target untuk kinerja tahun 2024. Keyakinan itu dipresentasikan Direktur Utama PT BCN Irma Kurniawati saat menerima inspeksi Direktur Operasional PTPN I Supporting Co Fauzi Omar di Kebun Bunga Mayang, Lampung Utara, Selasa (21/5/24). Ia mengatakan, ada tren naik dari taksasi Desember 2023 ke Maret 2024.

Kunjungan Fauzi Omar didampingi Kadiv. Tanaman PTPN I Supporting Co Hendra Putra, SEVP Operation Regional 7 Wiyoso, dan beberapa pejabat lain. Sebagai tuan rumah, Irma didampingi Manajer Kebun Bunga Mayang dan Kebun Cinta Manis, dan beberapa pejabat lain. Diketahui, PT BCN adalah anak perusahaan PTPN I Supporting Co yang mengelola dua kebun tebu, yakni Bunga Mayang di Lampung Utara dan Cinta Manis di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Masuk ke area Kebun Bunga Mayang, rombongan langsung meninjau proses tebang tebu di Afdeling 5 Rayon 2. Di lokasi ini, puluhan pekerja memanen tebu secara manual. Selain melihat bentuk fisik tebu yang terlihat segar dan baik, tim juga memeriksa kandungan gula dalam nira tebu yang diambil langsung dari batang, menggunakan alat refractometer. Fauzi juga sempat berbincang-bincang dan memberi pengarahan kepada Tim BCN dan beberapa pekerja.

Secara umum Fauzi mengapresiasi PT BCN yang menunjukkan kinerja cukup baik. Bukan hanya dari data, dari sisi fisik kebun dan tanaman tebu juga memperlihatkan prospek yang memberi harapan kebangkitan.

“Saya memang bukan orang gula (spesialis komoditas gula), tetapi dari tampak fisiknya boleh kita berharap banyak dari PT BCN. Tetapi jangan terlena, kita harus kawal produksi ini sampai jadi angka-angka keuntungan yang riil dan secara detail. Sebab, bisa jadi produksi kita di kebun bagus tetapi sampai di pabrik tidak sesuai. Ini harus dikawal ketat,” kata dia.

Direktur Operasional yang sebelumnya merupakan SEVP Operation I PTPN VII ini mengaku mendapat laporan presentasi tentang simpul-simpul kehilangan produksi tebu dari tebang, muat, dan angkut (TMA). Salah satu titik krusial, kata dia, ada di moda angkutan.

Saya sharing panjang lebar dengan Pak Mahmudi (Dirop Holding) tentang potensi losses di tebu. Dia bilang, tolong awasi dengan ketat di angkutan. Maka, tolong bikin sistem yang bisa memastikan produksi kita utuh dari kebun sampai ke pabrik,” kata dia.

Pada kesempatan itu, seluruh Tim BCN, dari para asisten dan mandor berkumpul di Embung Biru Andahan Hati, satu spot penyimpanan air di Afdeling 3 Rayon 1. Di lokasi yang berada di tengah kebun itu, Fauzi memberikan pengarahan dan sharing pemikiran untuk perbaikan seluruh lini. Sejumlah isu dimunculkan untuk dikancah yang kemudian mendapat solusi.

“Untuk diketahui, di Supporting Co saat ini komoditas andalannya karet dan tebu. Ini harus menjadi perhatian serius kita. Tolong dijaga, dipertahankan, dan ditingkatkan kinerja kita. Tahun depan, di BCN ini harus ada minimal 6.000 hektare PC (tanaman tebu baru) supaya produksi kita bisa naik signifikan. Komposisi idealnya minimal 35 persen PC dengan produktivitas 150 ton per hektare. Kami di HO (head office) akan dukung semua yang dibutuhkan untuk menaikkan produksi “ kata dia.

Senada dengan Fauzi Omar, SEVP Operation Regional 7 Wiyoso menekankan tiga prinsip dasar untuk mengamankan keberlanjutan perusahaan. Yakni, integritas individu bersama tim, ketaatan kepada prosedur operasional, dan kejujuran dalam penyajian data alias validitas data.

“Tiga pesan ini adalah mandat dari BOD (Board of Director PTPN I) kepada kita semua elemen dari atas sampai bawah. Dengan tiga tata nilai itu, kita yakin akan segera bangkit dan sustain,” kata dia.

Merespons briefing dari Dirop, Direktur PT BCN Irma Kurniawati mengatakan, pihaknya membutuhkan dukungan penuh kepada PTPN I Supporting Co dalam melaksanakan operasional perusahaan. Sebagai pelaksana operasional di lapangan, PT BCN sangat bergantung kepada induk usaha dalam banyak hal. Oleh karena itu, ia menyatakan terima kasih atas kunjungan dan motivasinya.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dirop atas kunjungannya. Dengan mengetahui lebih detail dan fakta di lapangan seperti ini, kami yakin kita bisa selaras antara kebijakan dengan pelaksanaannya,” kata dia.

Irma juga melaporkan progres terkini operasional perusahaan, baik Kebun Bunga Mayang maupun Kebun Cinta Manis. Saat ini, kata Irma, pihaknya sudah mulai melakukan panen atau tebang tebu sesuai dengan rencana kerja dan kondisi tanaman terkini. ”Secara umum kondisi fisik tebu sangat baik dan produktivitasnya juga baik, meskipun belum melampaui RKAP. Tetapi sudah lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,” kata Irma.

  • adminadmin
  • May 3, 2024
  • 0 Comments

Unit usaha Pabrik Gula (PG) Prajekan yang dikelola PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak Perusahaan Holding Perkebunan PTPN III (Persero) menggelar selamatan petik tebu manten Senin (29/04) di kebun tebu Mangli Bondowoso, sebagai pertanda musim giling sudah tiba. Direncanakan PG Pradjekan mulai giling tanggal 20 Mei mendatang, sehingga menjadi PG dikelola SGN pertama yang memulai giling di Jawa.

“Petik tebu manten sudah menjadi bagian dari kultur pabrik gula yang menandakan musim giling sudah tiba. PG Pradjekan saat ini sudah siap giling 2024”, terang Moh. Sholeh Kusuma General Manager PG Pradjekan disela-sela prosesi petik tebu manten.

Menurut Sholeh, target giling tahun ini naik bila dibanding realisasi tahun sebelumnya, yakni  4,9 juta kuintal tebu dari 4,3 juta kuintal tebu di tahun 2023.

“Target optimis kami menggiling tebu petani sejumlah 4,9 juta kuintal tebu. Ini merupakan bagian upaya kami mendukung tercapainya swasembada gula”, tambahnya.

Senada Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPC APTRI) PG Pradjekan Rolis Wikarsono berharap giling tahun ini lebih baik dibanding sebelumnya baik harga gula dan performa pabrik sehingga berpengaruh positif pada tingkat kesejahteraan petani

“Tebu kami petani semua digiling ke PG Pradjekan, jumlah petani kurang lebih tujuh ratus petani dengan luasan total enam ribu hektar”, lanjut Rolis.

Senior Executive Vice President (SEVP) Operation II SGN Imam Cipto Suyitno yang hadir dalam kegiatan menyebut performa yang dimiliki PG Pradjekan cukup membanggakan  bahkan kerap dijadikan best practise bagi pabrik gula lainnya.

“Dengan kekompakan petani dan PG, target tersebut bukan angan-angan tapi mudah untuk diraih. PG Pradjekan sudah empat tahun selalu menunjukkan performa yang baik, mohon dukungan suport untuk mempertahankan prestasi. Jika tahun ini baik, maka menjadi performa terbaik berturut-turut selama lima tahun”, ungkap Imam.

Sekilas Prosesi Tebu Manten

Prosesi petik tebu manten dimulai dengan menggelar doa bersama di kebun yang dihadiri oleh petugas PG serta menghadirkan tokoh masyarakat, petani dan undangan.

“Sebagai simbolisasi pasangan pengantin, terdapat karyawan yang dirias sebagaimana pasangan dengan menggunakan busana adat pengantin. Sementara itu tebu yang dipilih telah diberi nama Sri Ratu Rosan Ayu Semseming Manis sebagai mempelai perempuan dan Sri Narendra Rosan Prakoso Madu Rasa sebagai perlambang mempelai pria. Tidak lupa beberapa hiasan dipasang disepanjang batang tebu pilihan tersebut. Hiasan tersebut berupa potongan kertas warna warni,” jelas Dwiana Ekawati Manajer Tanaman PG Pradjekan.

Untuk kemudian sepasang tebu yang menjadi simbol pasangan pengantin tersebut ditebang beserta beberapa batang tebu sebagai perlambang para pengiring pengantin tebu dan dilakukan prosesi siraman.

“Tebu yang telah ditebang tersebut diarak dari kebun menuju pabrik gula, tepatnya di stasiun Gilingan. Diiringi alunan kebo giro yang menjadi ciri khas arakan pengantin, batang tebu tersebut dibawa oleh barisan karyawan bagian tanaman untuk kemudian diserahkan kepada karyawan bagian pabrik dan dimasukkan ke dalam penggilingan pabrik gula,” jelas Dwiana lebih lanjut.

Pihaknya menyebut prosesi tersebut menjadi simbolis harapan petani dan pabrik gula agar panen tebu berlangsung dengan lancar dan kualitas bahan baku tebu optimal atau telah masak serta diolah PG dengan baik.

Di beberapa daerah dalam prosesi arak-arak penganten tebu sering disertakan budaya lokal seperti Reog dan Bantengan. Sederhana dan sakral, tergambar dari prosesi yang telah dijalankan selama puluhan tahun hingga saat ini dan menjadi bagian budaya pabrik gula di Nusantara.

  • adminadmin
  • May 3, 2024
  • 0 Comments

Sebagai upaya untuk terus menguatkan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, Region Head Regional 4 PTPN I, Subagiyo menegaskan keseriusan perusahaan dalam menjaga proses bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

“Kami di PTPN I Regional 4 memiliki kesadaran yang kuat terhadap teknik budidaya hingga pengelolaan limbah di lingkungan sekitar kami. Oleh karena itu, kami terus berkomitmen untuk menjaga praktik bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam keterangannya pada Senin (29/04) ia menyoroti berbagai langkah yang telah diambil oleh Regional 4 PTPN I dalam rangka mendukung komitmen tersebut.

“Kami menyadari bahwa keberlanjutan lingkungan bukanlah tujuan akhir, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dan kerja keras. Kami pastikan siap untuk terus mengawal dan meningkatkan kinerja kami dalam hal ini,” imbuhnya.

Subagiyo pun menjelaskan bahwa praktik bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di Regional 4 PTPN I telah terimplementasi melalui teknik budidaya tanaman tebu hingga pengolahan limbah. Dalam teknik budidaya tebu misalnya, perusahaan selalu memastikan ketersediaan air untuk tutup tanam tepat waktu melalui perbaikan Water Management System di seluruh lahan-lahan HGU dengan membangun sumber-sumber air di antara embung, sumur artesis dan sumur bor, sarana-prasarana irigasi dan drainase serta adopsi teknologi irigasi dengan metode drip irrigation. Dengan demikian, penggunaan air dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

Sementara dalam praktik pengolahan limbah, Subagiyo memastikan bahwa pengelolaan tebu tidak meninggalkan limbah bagi lingkungan dan justru menciptakan sirkulasi yang produktif. Langkah tersebut terwujud dalam penggunaan pupuk organik hasil samping pengolahan tebu, yakni blotong.

“Melalui Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari, kami mengambil langkah inisiatif agar blotong tersebut dapat diurai dan difermentasi bersama zat organik lain, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang aman bagi tanah,” jelas Subagiyo.

Selain itu, perusahaan juga tengah menaruh perhatian terhadap implementasi bioetanol sebagai bahan bakar nabati yang dihasilkan dari tetes tebu. Hal ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap pemerintah, sekaligus komitmen yang senantiasa dijaga Regional 4 PTPN I melalui PT Energi Agro Nusantara (Enero) dalam rangka mendukung akselerasi penurunan gas emisi karbon.

  • adminadmin
  • May 3, 2024
  • 0 Comments

Stok gula konsumsi nasional dalam waktu dekat akan bertambah seiring kesiapan giling pabrik gula PT Perkebunan Nusantara Group yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Saat ini baru PG Kwalamadu saja yang telah giling tebu, mengingat karakteristik iklim di wilayah Sumatera Utara.

Saat ini pabrik gula SGN telah siap giling tebu petani untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat. Tinggal menunggu tingkat kemasakan tebu untuk mencapai rendemen optimal”, ungkap Aris Toharisman Direktur Utama SGN.

Pihaknya menyebut harga gula saat ini yang cenderung naik dikarenakan stok gula yang berkurang dan sebagian gula impor masih dalam proses pengadaan, dan stok tersebut akan terpenuhi kembali ketika pabrik gula giling kembali. Meski demikian berdasarkan data stok tersebut aman hingga giling tebu mendatang.

“Maret lalu persediaan gula SGN sebesar 2,8 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga giling tahun 2024. Selain stok Gula SGN, masih ada persediaan gula milik petani dan milik pedagang di gudang PG SGN. Total stok saat ini kurang lebih sebesar 144 ribu ton dengan sebaran di Sumatera Utara 7 ribu ton, Sumatera Selatan 12 ribu ton, Lampung 4,7 ton, Jawa Tengah 4,3 ribu ton, Jawa Timur 113 ribu ton, dan Sulawesi Selatan 3 ribu ton. Sedangkan proyeksi produksi tahun 2024 sebesar total 992 ribu ton gula kristal putih untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat,” terang Aris Toharisman.

Aris menambahkan, produksi gula di dalam negeri tahun ini diprediksi akan mencapai 2,3 juta ton. Sekitar 900-an ribu ton diantaranya adalah produksi PTPN dan petani yang memasok tebu ke SGN.

Data taksasi Maret ada peningkatan dibanding tahun 2023, yakni 12,8 juta ton dari tahun lalu yang hanya 10 juta ton tebu. Sedangkan protas juga naik menjadi 69 ton per hektar dari 58 ton per hektar pada tahun 2023”, lanjutnya.

Menurutnya keterlibatan petani tebu dalam pencapaian swasembada gula nasional sangat besar, untuk itu pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap petani mitra diantaranya penyediaan sarana produksi melalui program MAKMUR yang bersinergi dengan PT Petrokimia Gresik hingga pihak perbankan untuk keperluan permodalan biaya kebun hingga tebang angkut.

“SGN terus berupaya meningkatkan kinerja industri gula melalui berbagai cara. Pertama, melakukan perbaikan hubungan kemitraan dgn petani tebu. Kedua, memfasilitasi petani dalam penjualan gula pada harga relatif tinggi dgn pembayaran cepat. Ketiga, memfasilitasi ketersediaan pupuk melalui program Makmur bekerja sama dengan BUMN Pupuk dan Perbankan. Dampaknya terlihat dari perluasan area tebu rakyat tahun ini dari sebelumnya sekitar 120ribu hektar menjadi 123ribu hektar,” tambah Aris Toharisman.

Di sisi lain, Bapanas juga melakukan penyesuaian Harga Acuan Pembelian (HAP) sebesar Rp17.500 per kilogram sesuai dinamika harga di lapang, terutama dalam meng-akomodir harga jual gula petani.  Sunardy Edy Sukamto ketua DPD APTRI menyambut baik berbagai kebijakan PTPN dan Pemerintah yang sangat kondusif dalam mendukung kelancaran usaha tani tebu.

“Kami menyambut positif kebijakan yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan petani dan mendukung upaya swasembada gula baik dari PTPN dan Pemerintah, karena pada intinya peran petani tebu tidak dilupakan dan pencapaian swasembada gula harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan para petani tebu”, tegas Sunardy Edy Sukamto. 

  • adminadmin
  • May 3, 2024
  • 0 Comments

Kebun tebu Cinta Manis yang dikelola PT Buma Cima Nusantara (BCN) menyatakan siap memasok tebu berkualitas dan produktivitas makismal untuk musim giling tahun 2024. Pernyataan itu disampaikan manajemen PT BCN saat menerima kunjungan Komisaris PTPN I Nurhidayat, Selasa (16/4/24).

Nurhidayat hadir didampingi Regional Head Regional 7 PTPN I Denny Ramadhan, SEVP Bussines Support Okta Kurniawan, SEVP Operation Wiyoso, Kabag Sekretariat dan Hukum Bambang Hartawan, Kabag Tanaman Yulianto, dan Kabag Teknik dan Pengolahan Meldi Ilmawan. Sebagai tuan rumah, manajemen PT BCN dipimpin Kadiv Operasional Tanaman Melly Octavia, Manajer Kebun Cinta Manis Tri Widhiyanto, dan beberapa pejabat utama.

Dalam inspeksinya, Komisaris Nurhidayat meninjau langsung kondisi kebun tebu di Wilayah Tiga Kebun Cinta Manis. Pak Nur, sapaan akrab Nurhidayat tertarik melihat Wilayah itu karena terdapat demplot yang diproyeksikan dapat berproduksi 100 ton tebu per hektar. Yakni, pada Petak 227 Wilayah 4. Selain melihat kondisi tebu, Pak Nur juga berdialog dengan manajemen dan karyawan di lapangan.

Diketahui, PT BCN adalah anak perusahaan PTPN I Subholding Supporting Co pasca restrukturisasi organisasi. Sebelumnya, PT BCN merupakan anak perusahaan PTPN VII yang kini berubah status menjadi salah satu unit kerja PTPN I dengan sebutan Regional 7. Saat menjadi anak usaha PTPN VII, selain mengelola kebun tebu, PT BCN juga mengelola Pabrik Gula. Namun, seiring pembentukan Subholding di bawah PTPN III, dua pabrik gula yang dikelola PT BCN, yakni PG Bunga Mayang dan PG Cinta Manis diserahkan dan dikelola PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), satu dari tiga Subholding di bawah PTPN III.

Kadiv Tanaman PT BCN Melly Octavia dalam paparannya di hadapan Komisaris dan BRM Regional 7 menyatakan siap memasok tebu terbaik untuk PT SGN di Pabrik Cinta Manis. Selain presentasinya, Melly melaporkan kondisi tanaman terkini, treatment yang sudah dan akan dilakukan, dan prediksi kualitas dan produktivitas tabu yang akan diproduksi.

Secara umum Melly menampilkan slide angka-angka taksasi produktivitas tebu dari Kebun Cinta Manis. Dia menyebut, secara keseluruhan luas tanaman tebu yang siap dieksploitasi pada musim giling 2024 adalah 10.621 hektar dengan produktivitas 64 ton tebu per hektar. Dari kebun itu diperkirakan akan menghasilkan tebu giling sebanyak 679,8 ribu ton dengan rendemen 6,22 persen.

“Dari lahan, produksi, dan produktivitas itu kami membuat taksasi gula milik sendiri sebanyak 29,687 ribu ton dan tetes milik sendiri sebanyak 20,394 ton,” kata Melly.

Melihat kondisi lapangan dan pemaparan di kantor, Nurhidayat menyampaikan apresiasi kepada manajemen PT BCN yang berupaya keras mencapai produksi terbaik. Ia juga meminta manajemen Regional 7 PTPN 1 untuk terus mendampingi dan mendukung seluruh program yang dilaksanakan oleh`PT BCN yang selama ini berada di bawah kendali PTPN VII, meskipun saat ini sudah terpisah. Ia juga meminta seluruh pihak terkait untuk bekerja keras dalam mempersiapkan giling tebu tahun 2024.

 “Dengan persiapan yang matang dan optimal diharapkan giling tebu tahun ini akan berjalan lancar dan mencapai target yang telah ditetapkan. Saya minta musim giling tahun 2024 ini Unit Cinta manis dan Bungamayang (PT BCN) dapat memberikan keuntungan. Maka diperlukan persiapan yang matang,” kata Nurhidayat.

Pak Nur juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara semua pihak terkait untuk memastikan kelancaran giling tebu tahun 2024.

“Sinergi dan kolaborasi antara semua pihak terkait sangatlah penting untuk memastikan kelancaran giling tebu tahun 2024. Saya harap semua pihak dapat terus bekerja sama dengan baik dan saling mendukung satu sama lain,” tambahnya.

Secara teknis Nurhidayat juga mengingatkan pentingnya menjaga kualitas tebu dan efisiensi proses giling untuk menghasilkan gula yang berkualitas dan berdaya saing. Ia mengingatkan Regional 7 PTPN 1 dapat terus meningkatkan produktivitas dan kinerjanya sehingga dapat berkontribusi secara optimal bagi ketahanan pangan nasional.

Sementara itu, Region Head Regional 7 PTPN 1 Denny Ramadhan menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan arahan dari Komisaris Nurhidayat. Ia menyatakan siap dan memastikan manajemen Regional 7 PTPN 1 akan terus berkomitmen mendampingi PT BCN untuk meningkatkan kinerja dan mencapai target yang telah ditetapkan.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan arahan dari Dekom yang diwakili Pak Nurak Nur. Kami akan terus berkomitmen dan mendorong dan mendampingi PT BCN untuk meningkatkan kinerja dan mencapai target yang telah ditetapkan. Kami yakin bahwa dengan sinergi dan kolaborasi semua pihak, giling tebu tahun 2024 akan berjalan lancar dan sukses,” kata Denny.

Dengan kunjungan kerja Komisaris Regional 7 PTPN 1 ini diharapkan dapat memotivasi seluruh karyawan dan petani tebu untuk bekerja lebih giat lagi dalam mencapai target giling tahun 2024. Dengan kerjasama dan sinergi yang solid, Regional 7 PTPN 1 yakin dapat mewujudkan giling tebu yang lancar dan sukses.

  • adminadmin
  • March 28, 2024
  • 0 Comments

Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo menggelar Kunjungan Kerja terkait Produksi Gula Masa Giling Tahun 2023 dan Kesiapan Bahan Baku Masa Giling Tahun 2024 di Kantor Representatif PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Surabaya Selasa (26/03).

“Dulu di Situbondo ada istilah, nenek moyangku adalah petani tebu. bahwa Situbondo penghasil tebu. Bila ada pergeseran berarti entah sistemnya yang salah atau apalah kita cari solusinya bersama”, jelas H. Abd Rahman Koordinator Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo.

Rahman menambahkan jumlah pabrik gula awalnya tujuh PG dan saat ini tinggal tiga PG di Situbondo. Kompetisi tidak sehat terkait perolehan bahan baku tebu (BBT) dikuatirkan menyebabkan tebu banyak digiling keluar wilayah mengingat potensi tanaman tebu yang ada di Situbondo sangat besar. Secara nasional hal ini akan menghambat upaya pencapaian swasembada gula nasional karena pola transaksional perolehan BBT tersebut tidak didasarkan mutu melainkan hanya pada bobot. Menurutnya apabila tebu tersebut dibawa keluar wilayah maka berpotensi mengurangi pendapatan asli daerah (PAD) Situbondo.

Terkait dengan hal tersebut Imam Cipto Prayitno Senior Excecutive Vice President (SEVP) Operation II SGN menyampaikan sistem bagi hasil (SBH) yang telah berjalan dianggap lebih fair dimana kualitas tebu akan menentukan besar proporsi bagi hasil untuk petani dan ditambah dengan kesiapan giling pabrik gula SGN sehingga tebu petani dapat tergiling optimal di pabrik gula Situbondo tidak dibawa keluar wilayah..

“Kami berharap support dukungan lebih lanjut pada DPRD Situbondo utamanya dalam hal ini Komisi II tentang operasional pabrik gula yang ada di Situbondo. Mulai tahun lalu 2023, PG Assembagoes mulai pulih, jadi gilingnya udah mulai diatas existing. Biasanya hanya 2.400 TCD (tone cane per day), tahun kemarin sudah 3.500 TCD dan insyaAllah tahun ini direncanakan diantara 4.000 – 4.500 TCD”, ungkap Imam Cipto Prayitno.

Kondisi pabrik gula eksisting SGN yang ada di Situbondo siap untuk menggiling tebu milik petani, kapasitas giling PG Pandjie sekitar 1.800 TCD dan di PG Wringinanom 1.200 TCD, sehingga total kapasitas giling di wilayah Situbondo sekitar di 7.000 hingga 7.500 TCD  sudah termasuk sangat besar di Indonesia.

“Kinerja PG SGN di Situbondo mampu mengoptimalkan potensi bahan baku tebu yang ada, sehingga tebu tersebut tidak perlu keluar kota yang menambah jarak dan waktu tempuh, justru akan menurunkan bahkan merusak potensi kualitas tebu”, ujarnya lebih lanjut.

  • adminadmin
  • March 14, 2024
  • 0 Comments

Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Kehutanan Kementrian BUMN, Faturohman, memberikan dukungan kepada PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III Persero Holding Perkebunan Nusantara dengan mengunjungi salah satu unit pabrik gula SGN PG Kwala Madu Rabu (6/3) di Langkat Sumatera Utara.

Menurutnya pencapaian swasembada gula nasional harus didukung oleh semua pihak yang ada di ekosistem gula.

“Untuk tahun giling ini, PG Kwala Madu mentargetkan menggiling tebu 401 ribu ton dengan produksi 25 ribu ton gula kristal putih kualitas SNI”, terang  Anan Aryusi Kepala Divisi Strategi Bisnis & Manajemen Risiko SGN yang mendampingi rombongan.

PG. Kwalamadu merupakan pabrik gula milik SGN dengan kapasitas 3ribu TCD (Tone Cane per Day) yang mengawali operasional giling di Tahun 2024.