• adminadmin
  • February 9, 2024
  • 0 Comments

Catatan prestasi tanaman karet Afdeling 3 Kebun Kedaton Regional 7 PTPN I mendapat respons positif dari Manajemen Head Office Subholding PTPN I dan PTPN III Holding. Selama dua hari, kebun yang berada di Desa Rejomulyo, Kacamatan Tanjungbintang, Lampung Selatan itu dikunjungi pejabat utama yang membawa 25 orang tim teknis. Kebun Kedaton menjadi  benchmark karena kebun ini mampu menghasilkan getah karet dengan kadar karet kering (DRC, dry rubber content) di atas 30 persen.

Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mahmudi menyempatkan inspeksi di kebun ini, Kamis (1/2/24). Sehari sebelumnya, Direktur Operasional PTPN I Fauzi Omar juga mengarahkan para peserta benchmarking ke lokasi yang sama. Peserta berasal dari Head Office PTPN I, Regional 2, Regional 3, Regional 5, dan Regional 7 sebagai tuan rumah.

Hadir dalam kegiatan itu, antara lain Kadiv Tanaman dan Pengolahan Komoditi Karet PTPN I Hendra Putra, Kepala Regional 7 Denny Ramadhan, SEVP Operational Regional 7 Wiyoso. Juga hadir Tim dari Regional 2, 3, dan 5 yang masing-masing dipimpin oleh SEVP Operational-nya, Iyan Haryanto, Budiyono, dan Asep Sontani. Turut meninjau, Kepala Pusat Penelitian Sembawa Suroso Rahutomo beserta Tim.

Dalam kunjungan singkatnya, Mahmudi menelisik dengan detail perihal bagaimana kebun seluas 485 hektare itu menghasilkan DRC yang tergolong tinggi. Direktur enerjik ini juga melihat langsung kebun karet yang menggunakan Klon IRR-118, termasuk cara sadap, pemakaian kulit, kerapatan tanaman, produksi dan produktivitas penyadap, serta pemeliharaan kebun.

Manajer Kebun Kedaton Yessi Plofesi dibantu Timnya dalam paparannya menunjukkan secara langsung perlakuan pekerja terhadap lateks yang menghasilkan DRC tinggi. Ia mengatakan, kunci dari keberhasilan mendapatkan kadar karet tinggi adalah pemuliaan lateks. Yakni, dengan memastikan setiap getah yang disetorkan ke pabrik adalah lateks murni.

“Kami melakukan Gerakan Lateks Murni untuk memastikan getah yang masuk ke pabrik tidak ada kontaminasi. Caranya adalah melakukan uji gelembung pada setiap lateks yang disetor penyadap ke STL (stasiun lateks) secara langsung. Dari uji gelembung ini akan diketahui kualitas lateks yang disetor murni atau ada campurannya,” kata Yessi Plofesi.

Mahmudi juga mewanti-wanti agar perawatan tanaman dan pemakaian kulit diperhatikan dengan serius. Sebab, kata dia, kulit adalah investasi utama dalam industri karet.

“Pemakaian kulit harus dilakukan dengan baik agar kontinuitas penyadapan dan kelangsungan hidup tanaman produktif dan terpelihara dengan baik. Irisan yang lebih tebal hanya akan memperboros konsumsi kulit tanpa meningkatkan produksi lateks. Pemborosan konsumsi kulit berarti memperpendek umur ekonomis tanaman karet. Ini investasi besar yang harus dijaga dengan sangat ketat,” jelas Mahmudi.

Dari kebun, Mahmudi langsung meninjau Pabrik Pengolahan Karet Kebun Kedaton. Sebab, kata dia, pencapaian DRC yang tinggi juga sangat dipengaruhi oleh kinerja pabrik yang prima. Dia menyempatkan diri melihat dan berdiskusi proses pengeringan karet di kamar asap dengan pekerja yang sedang melaksanakan tugas untuk mendapatkan berbagai  informasi.

Pada peninjauan ke pabrik, Mahmudi memberi penilaian positif kepada kru yang terus mencari dan menemukan inovasi yang berimbas kepada produktivitas dan efisiensi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pemanfaatan hawa panas dari proses pengasapan yang dihisap kembali oleh fan dan dipanaskan ulang untuk pengasapan sheet dalam kamar asap. Menurut dia, konsep ini memberi pesan bahwa setiap potensi harus dimaksimalkan pemanfaatannya.

“Kalau biasanya hawa panas dari kamar asap itu dibuang lewat cerobong ke atas, ini tidak dibuang, tetapi ditangkap kembali untuk proses pemanasan selanjutnya. Kita memang harus berpikir lebih detail dan out of the box untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik,” lanjutnya.

Selain itu, Mahmudi juga mengapresiasi berbagai simulasi dan percobaan terukur yang menghasilkan formula terbaik di proses kamar asap. Pabrik RSS di Kebun Kedaton ini bisa mengurangi proses pengasapan dari yang sebelumnya lebih dari lima hari menjadi 3-4 hari dengan mutu RSS I yang tetap terjaga di atas 99 %. Hal ini, kata dia, dapat menekan biaya produksi cukup signifikan dan mempercepat kesiapan produk untuk diolah pada tahap selanjutnya.

“Kami akan dukung penuh berbagai inovasi yang memberikan nilai tambah produksi, produktivitas, peningkatan mutu, dan tentu akan lebih efisien. Dukungan kebijakan dan pasti pada aspek pembiayaan. Kita tidak bisa mengklaim bahwa pencapaian kinerja kita, misalnya DRC yang tinggi, adalah prestasi pabrik. Demikian juga di bagian tanaman, jangan merasa bahwa DRC itu hanya dihasilkan karena lateksnya murni. Ini adalah hasil kerja bersama dalam semangat kebersamaan,” tutupnya.

  • adminadmin
  • January 29, 2024
  • 0 Comments

Sebanyak 100 siswa SMK Utama Bandar Lampung mengikuti studi lapangan industri di Regional 7 PTPN I Unit Kebun Way Berulu, Kabupaten Pesawaran, Senin pekan lalu. Para siswa dari berbagai jurusan itu antusias mengeksplorasi proses produksi karet hingga menjadi bahan baku industri, sejak dari kebun hingga pabrik. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Manajer Kebun Way Berulu Rusman Ali Yusuf, peserta mendapat penjelasan detail dan berkesempatan melihat langsung ke dalam pabrik.

Dian Rajo Diyu Guru Pendamping dari SMK Utama pada pengantarnya mengatakan, pihaknya sengaja membawa siswa ke Kebun dan Pabrik Karet milik PTPN ini untuk memberi gambaran langsung tentang dunia kerja. Lebih dari itu, dunia kerja di sektor industri agro dipilih karena saat ini banyak generasi muda yang kurang tertarik dengan dunia perkebunan dan pertanian.

“Program pengenalan kepada dunia kerja dan dunia industri bagi siswa SMK memang wajib dilakukan. Tujuannya mereka bisa lebih cepat mengenal tentang kiprah lenjutan ketika lulus sekolah. Sebab, SMK memang menjadi salah satu opsi menyiapkan lulusan siap kerja. Dan pilihan kepada industri agro ini supaya anak-anak mengenal bahwa industri berbasis perkebunan juga sangat baik,” kata Dian Rajo Diyu.

Sementara itu, Manajer Kebun Way Berulu Rusman Ali Yusuf mengapresiasi kunjungan siswa SMK ini. Dia mengatakan, sebagai perusahaan milik negara, pihaknya membuka diri dan memberi peluang luas kepada para pihak, terlebih generasi muda untuk mengenal budidaya perkebunan. Ia mengakui, industri perkebunan dan pertanian mulai kurang diminati generasi muda. Padahal prospek dan potensinya sangat besar dan cukup menjanjikan.

“Kami sampaikan selamat datang dan kami apresiasi kedatangan anak-anak SMK ini. Kami sangat terbuka dan akan menyampaikan semua yang ingin diketahui para siswa. Industri agro sangat menjanjikan dan tak kalah menarik. Sayangnya, anak muda sekarang kurang minatnya.Maka, kami senang anak-anak muda dibawa ke sini,” kata Rusman yang didampingi Asisten Personalia Retno dan Krani Umum Rayu Wiriasari.

Rusman menambahkan, prinsip keterbukaan perusahaan kepada para pihak untuk mengakses hampir semua lini pekerjaan merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Industri karet, kata dia, dari kebun hingga pabrik merupakan proses yang relatif sederhana dan bisa ditiru oleh masyarakat.

“Kami sangat terbuka. Kebun kami juga menjadi contoh dalam arti para petani sekitar boleh meniru, bahkan kami berbagi ilmu cara budidaya yang baik. Tujuannya agar kita sama-sama maju. Kalau di pabrik memang sedikit lebih rumit. Tetapi intinya, kalau orang mau belajar ke sini, kami sangat welcome. Kita maju bersama,” kata dia. Pada kunjungan itu, para siswa dipandu untuk melihat proses awal dari penerimaan lateks (getah karet), diolah, dicetak, dioven di kamar asap, disortir, dikemas, hingga siap diekspor. Para siswa tampak banyak bertanya dan berinteraksi dengan Karyawan yang sedang melaksanakan tugas.

  • adminadmin
  • January 4, 2024
  • 0 Comments

Sejalan dengan langkah strategis PTPN Group menghadapi tahun 2024 untuk memaksimalkan aset dan peningkatan keberhasilan operasional dan finansial dilaksanakan Acara Tutup Tanam TTI Karet 2023 di Unit kebun Getas, Kab. Semarang, Selasa (02/01). Kegiatan tersebut dihadiri Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Mahmudi, Regional Head PTPN I Regional 3   Tri Septiono, SEVP Operation PTPN I Regional 3 Budiyono beserta jajarannya.

“Komoditas karet sebagai tulang punggung di PTPN I Regional 3 wajib membangun pondasi yang kokoh salah satunya dengan pengawalan TBM dan TTI yang baik serta manajemen komposisi tanaman yang optimal demi peningkatan produktivitas di masa yang akan datang”, terang Mahmudi Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan.

Sementara itu Region Head Tri Septiono mengajak seluruh elemen dalam perusahaan untuk fokus dalam menanggapi target kinerja dengan melakukan upaya-upaya terbaik.

“Mari kita lakukan upaya terbaik dan memaksimalkan setiap potensi produksi serta pemanfaatan aset yang dapat diraih dengan tetap memperhatikan tata kelola yang baik serta efisiensi melalui pengendalian biaya”, ujar Tri Septiono

Pada akhir tahun 2023 PTPN I Regional 3 yang terletak di provinsi Jawa Tengah, telah berhasil menanam areal TTI seluas 1.121,5 Ha dengan total pohon tertanam sebanyak 622.432 pohon atau 100% dari target RKAP 2023 yang ditetapkan.

  • adminadmin
  • December 2, 2023
  • 0 Comments

Pusat Penelitian Karet (Indonesian Rubber Research Institute) – PT Riset Perkebunan Nusantara pada hari Senin, 27 November 2023 telah melaksanakan peresmian rumah kaca dengan pengguntingan pita  yang dilakukan oleh Dr. Minami Matsui dari RIKEN dan Dr. Suroso Rahutomo selaku Kepala Pusat Penelitian Karet. 

Peserta  yang hadir pada kesempatan ini adalah  Mr. Mashiro Hatsu dan Ms. Misa Masuda dari Japan Science and Technology Agency (JST), Dr. Minami Matsui, Dr Wee Dee Ong dari Riken Japan, Dr. Masafumi Shimizu, Dr. Yoshiharu Yamamto, Dr. Stephany Angelia Tumewu dari Gifu University Japan, Dr, Masahiko Ota dari Nagasaki University Japan, Dr, Retno Lestari dari Universitas Indonesia, Mr. Satoru Mitani dan Ms. Sheny Marliana SS, dan Dr. Thomas Wijaya dari Japan International Collaboration Agency (JICA) dan dari Puslit Karet yaitu Dr. Tri Rapani Febbiyanti, Dr. Radite Tistama, Aprizal Alamsyah M.Si., Sayurandi, M.Si., Iman Satra Nugraha, S.E., Martini Aji, M.Si, Andrea Akbar, S.P., Teknisi, dan Laboran.

Rumah kaca riset yang dilengkapi dengan penstabilan suhu dan kelembaban, intensitas cahaya, pengkabutan (misting) dan pemberian nutrisi, dan generator otomatis bertujuan untuk mendukung penelitian di Puslit Karet   yang berjudul “Development of Complex Technologies for Prevention and Control of Rubber Tree Leaf Fall Diseases”.

Penelitian tersebut merupakan proyek SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development) yang didanai oleh JST bersama dengan JICA dan merupakan kolaborasi antara Pusat Penelitian Karet, RIKEN Japan, Universitas Indonesia dan Gifu University. Adapun tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mendapatkan teknologi mengatasi penyakit gugur daun karet yang saat ini menjadi masalah dan menurunkan produksi karet nasional. 

Dalam sambutannya Dr. Suroso Rahutomo mengucapkan terima kasih karena Pusat Penelitian Karet telah dipercaya untuk ikut serta dalam proyek SATREPS. ”Dengan diresmikannya rumah kaca ini maka akan memperlancar kegiatan penelitian di PPK sehingga teknologi untuk pencegahan dan pengendalian Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis pada Tanaman Karet dapat segera diperoleh”, ujar Kepala Pusat Penelitian Karet.

  • adminadmin
  • November 10, 2023
  • 0 Comments

Embun belum turun sempurna ketika para penyadap karet PTPN VII Unit Way Lima, Pesawaran memasuki kebun. Setiap hari, sekira pukul 02:30 sorot belor (senter terpasang di kepala) sudah moncar-moncar menembus gelap yang membekap kebun karet itu. Tak pelak, kawasan ini terasa “hidup” lebih awal dari wilayah lainnya.

Perihal aktivitas Pekerja yang seperti tak biasa itu, Manajer PTPN VII Unit Way Lima Sasmika Dwi Suryanto memberi catatan produktif. Ia menyebut kebiasaan pekerja sadap di kebun karet milik pemerintah ini terbangun secara alamiah. Keinginan untuk memperbaiki keadaan menyentak mereka menciptakan budaya kerja dengan etos tinggi.

“Terus terang, saya angkat topi dengan etos kerja saudara-saudara saya di sini. Kebiasaan sadap malam (menyadap atau menderes karet pada malam hari) terbentuk karena kebutuhan. Kami Manajemen memang memotivasi untuk bekerja produktif, tetapi prakarsa sadap malam itu hasil ikhtiar bersama,” kata Sasmika beberapa hari lalu.

Beberapa sosok Penyadap menjadi pelopor sadap malam ini. Ada Bariyono, Mulyadi, Wanto, dan beberapa lainnya membuktikan hasil sadap malam jauh lebih menguntungkan dibanding mengikuti jam kerja normatif biasanya. Bahkan, tiga sosok yang menyadap di Afdeling 1 Unit Way Lima itu meraih predikat Penyadap Terbaik dengan produktivitas tertinggi se-PTPN VII tahun 2023.

Menceritakan awal kebiasaan sadap malam di PTPN VII Unit Way Lima, Bariyono mengaku berjalan begitu saja. Ia mengatakan, setiap kali pertemuan dengan Mandor, Asisten, dan Manajer, hal paling ditekankan adalah soal produksi. Namun, dari tahun ke tahun, apa yang diharapkan oleh Perusahaan menjadi hal yang relatif  berat untuk dapat dipenuhi.

“Sebenarnya kebiasaan ini (sadap malam) ini karena tuntutan keadaan. Kami diminta menaikkan produksi, tetapi sudah kerja keras sulit tembus juga. Apalagi di musim trek atau kemarau seperti ini. Lama-lama kami memperhatikan, ternyata kalau mau hasil banyak itu harus sadap gelap. Rupanya pohon karet itu getahnya deres kalau masih gelap,” kata pria 47 tahun ini.

Pengalaman di lapangan membuat Bariyono dan penyadap lainnya menyiasati agar produksi maksimal. Semula, mereka menyadap setelah salat subuh. Namun, lama-lama diketahui sadap lebih awal lagi lebih banyak lagi hasilnya. Hal itu terus menjadi bahasan sehingga saat ini banyak yang melakukan sadap malam.

Meski terasa tidak umum, kebiasaan kerja sadap malam ini diakui Mulyadi sangat menguntungkan bagi Pekerja. Penyadap juara dua terbaik se PTPN VII ini mengatakan, sadap malam membuat ia dan pekerja lain memiliki banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan lain. Selain itu, mereka juga bisa mengikuti berbagai kegiatan masyarakat yang bersifat sosial maupun keagamaan.

Mulyadi mengaku, setiap hari ia mulai berangkat dari rumah menuju kebun pada jam 02:30 dan langsung bekerja menyadap. Menjelang subuh atau sekitar pukul 04:00, pekerjaan menyadap satu hancak sudah selesai.

“Selesai sadap hampir subuh. Lalu saya tinggal pulang untuk salat subuh, terus sarapan dan masih bisa istirahat. Nanti jam 06:30 berangkat lagi ke kebun, keliling meriksa getah. Sekitar jam 09:00 pungut. Habis itu, setor ke STL (tempat pengumpulan getah). Jam 10:00 selesai dan pulang,” kata dia.

Waktu setengah hari setelah menyadap, dunia masih terang sehingga bisa digunakan untuk berbagai aktivitas. Baik Mulyadi maupun Bariyono mengaku bisa istirahat tidur siang sebentar, lalu pergi ke kebun miliknya untuk berbagai pekerjaan dan mengurus ternak sapinya hingga sore.

“Kalau nyadapnya dari malam, sore hari masih bisa ngarit (mencari rumput) dan ngurus sapi. Kadang bisa ikut kegiatan desa dan lainnya. Artinya, waktunya bisa longgar, lah. Ada hajatan bisa ikut rewang, kondangan, dan lainnya,” kata dia.

Soal budaya sadap malam di Unit Way Lima, Sasmika Dwi Suryanto mengatakan terbangun dengan sendirinya. Ia mengakui, setiap kali pertemuan dan memotivasi, Manajemen selalu meminta Pekerja untuk mematuhi SOP dan disiplin kerja.  Dalam kondisi trek dan kemarau panjang, Pekerja diingatkan untuk melakukan sadap seawal mungkin, sebab kalau kesiangan menyadap tetesan getah di musim kemarau tidak akan bertahan lama sehingga hasilnya kurang.

“Memang kalau sadap malam itu tidak ada paksaaan dari Manajemen. Kalau sesuai SOP yang selama ini ditekankan adalah adalah sadap terang tanah atau terang pohon, artinya mulai menyadap ketika pohon sudah terlihat. Yang terpenting adalah dilakukan sepagi mungkin karena karakter pohon karet itu getahnya deras saat masih dingin. Nah, ketika Panyadap berprakarsa lebih dari itu, ya Alhamdulillah,” kata dia.  Namun menurutnya, perlakuan sadap malam itu dibangun berdasarkan kesadaran dan kemauan Penyadap secara sukarela.  “Kami menekankan kepada unsur pimpinan bahwa sadap malam jangan dilakukan dengan paksaan tapi dibangun dari kesadaran dan dilakukan secara sukarela.  Ketika Penyadap sudah menyadari manfaat yang didapat mereka dengan sukarela melakukan hal tersebut tanpa dipaksa”, tambahnya.

Sadap terang tanah atau terang pohon adalah istilah yang selama ini berlaku di PTPN VII. Hal ini karena proses penyadapan harus memenuhi kriteria yang ketat sehingga umur ekonomis pemakaian kulit karet dan mutu sadapan bisa terjaga, tidak ada luka kayu dan sebagainya.  Anjuran sadap ketika pohon sudah terlihat adalah pertimbangan agar kulit atau pohon tidak rusak jika disadap masih kondisi gelap. Tetapi, seiring zaman dengan tersedia dan mudahnya mendapatkan lampu senter yang terang dan murah, sadap lebih awal dapat dilakukan dengan tetap memerhatikan dan menjaga kulit pohon tetap dalam kondisi terpelihara.

Sadap Malam yang dijalankan sebagian besar Penyadap PTPN VII Unit Way Lima kini menjadi membudaya. Dengan berbagai bentuk kemaslahatan, antara lain produksi yang lebih tinggi, SOP terpenuhi, Penyadap lebih leluasa memanfaatkan waktu, dan keuntungan sosial kemasyarakatan lainnya, Manajemen mendukung ini sebagai budaya planters Unit Way Lima.

Budaya planters adalah sebuah budaya kerja yang berorientasi pada hasil dan kualitas. Para planters di Kebun Karet Unit Way Lima selalu berkomitmen untuk menghasilkan karet berkualitas tinggi. Mereka juga selalu bekerja dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan.

“Budaya planters ini adalah salah satu kunci keberhasilan Kebun Karet Unit Way Lima,” kata Sasmika.

Budaya planters di Kebun Karet Unit Way Lima tercermin dari berbagai aspek yang dimulai dari cara kerja para planters. Intensitas pertemuan antar Pekerja, antara Pekerja dengan keluarga, dan antar Pekerja dengan Perusahaan yang lebih leluasa membuat jalinan batin yang lebih dekat. Para planters selalu bekerja dengan disiplin dan penuh tanggung jawab. Mereka juga selalu saling membantu dan mendukung satu sama lain.

Selain itu, Kebun Karet Unit Way Lima juga memberikan berbagai fasilitas dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi para karyawannya. Hal ini bertujuan untuk mendukung terciptanya budaya planters yang kuat dan berkelanjutan.

“Kami terus berupaya untuk memperkuat budaya planters di Kebun Karet Unit Way Lima. Kami yakin, dengan budaya ini, Kebun Karet Unit Way Lima akan terus menjadi salah satu kebun karet terbaik di lingkungan PTPN VII.”

Budaya planters yang terbangun di PTPN VII Unit Way Lima secara kategori cukup memenuhi kriteria normatifnya. Yakni, para Pekerja selalu berkomitmen untuk menghasilkan karet dengan jumlah dan kualitas tinggi. Mereka selalu melakukan perawatan, pemeliharaan dan pemanfaatan tanaman karet secara baik.

Para planters selalu bekerja dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Mereka selalu saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan. Kebun Karet Unit Way Lima memberikan fasilitas dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi para karyawannya.