• adminadmin
  • April 1, 2024
  • 0 Comments

Badan Riset Inovasi Nasional melanjutkan kolaborasi yang berjalan apik bersama dengan Sub Holding Perkebunan Nusantara, PalmCo PTPN IV dalam pengembangan energi baru terbarukan limbah kelapa sawit.

Riset itu merupakan kerjasama lanjutan BRIN dan PTPN IV usai sukses melaksanakan penelitian dan pengembangan limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) menjadi biogas di PalmCo Regional III yang ada di Riau.

Lembaga yang dibentuk Presiden Joko Widodo itu kini meneliti potensi peningkatan produksi biogas yang ramah lingkungan melalui tandan kosong kelapa sawit pasca proses pencacahan dan fermentasi sebelum dicampurkan ke dalam POME. Kombinasi ini bertujuan agar gas methane yang diperoleh lebih baik dan stabil, sehingga energi yang diproduksi juga lebih konstan. Jika berhasil, maka kombinasi limbah cair dan padat menjadi biogas tersebut akan menjadi yang perdana di lingkungan PTPN.

“Terimakasih atas kerjasama baik yang terjalin selama ini. Kerjasama yang langsung bisa dirasakan manfaatnya. Baik itu biogas menjadi listrik, penurunan emisi gas rumah kaca, maupun mengurangi limbah,” kata Wakil Kepala BRIN Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc.,DESD., ASEAN Eng dalam kunjungan kerjanya ke Region Office PalmCo Regional 3 PTPN IV, Kota Pekanbaru, belum lama ini.

Penelitian BRIN sendiri di Perusahaan sawit terluas di dunia ini dilangsungkan di areal kluster riset dan inovasi BRIN- PalmCo Regional III PTPN IV Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Lebih lanjut Amarulla menjelaskan bahwa secara umum BRIN mengusung tiga konsep dalam melaksanakan riset, yakni reguler research, apply research, dan action research.

“Khusus di PTPN IV ini bisa kombinasi regular research dan apply research. Artinya, hasil penelitian yang telah dirasakan manfaatnya masih bisa dikembangkan lagi. Juga bisa dikembangkan ke regional lain, bagaimana teknologi yang sudah terbukti di sini. Begitu juga pihak yang sudah dapat manfaat dari BRIN kepada sektor lain,” lanjutnya.

PalmCo Regional III PTPN IV Bersama BRIN diketahui telah menjalin kerjasama pemanfaatan energi baru terbarukan sejak lima tahun lalu. Hasilnya, para peneliti BRIN dan PalmCo mampu menghasilkan penemuan dan menyelesaikan pembangunan pemanfaatan limbah sawit menjadi biogas.

Project pertama yang diselesaikan adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Terantam Kabupaten Kampar yang bersumber dari limbah cair dan dikonversi menjadi tenaga listrik berkapasitas 1 Mega Watt yang hasilnya dimanfaatkan bagi operasional pabrik Palm Kernel Oil (PKO) Tandun.

Project kolaborasi dengan BRIN selanjutnya adalah di Sei Pagar, yang juga ada di Kampar. Di lokasi Pabrik Kelapa Sawit ini, BRIN mampu membangun Biogas co-firing yang mana energi yang dihasilkannya, dipergunakan sebagai sumber pengganti material pembakaran boiler pabrik kelapa sawit, yang selama ini mempergunakan cangkang sawit sebagai bahan baku.

Setelah dua keberhasilan tersebut, maka menurut Amarulla, BRIN menilai masih ada potensi riset lanjutan dari pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit. Sehingga para periset kembali melaksanakan penelitian dengan tema Pretreatment Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Mendapatkan Slurry Enrichment Umpan Reaktor Untuk Peningkatan Produksi Biogas.

“Dari penelitian itu, diharapkan biogas yang dihasilkan bisa meningkat dari yang awalnya sebesar 120 meter kubik perjam saat pure POME, naik 25% menjadi 150 meter kubik perjam melalui pemanfaatan teknologi yang mengkombinasikan Tandan Kosong atau limbah padat Sawit”, jelas Amarulla.

“Kita semua tentu berkeinginan kerjasama ini akan terus berlanjut. Sehingga teknologi ini makin lama makin disempurnakan. Bayangkan jika teknologi ini nanti mendunia. Kita tidak hanya menghasilkan energi baru terbarukan tapi lebih jauh kita bisa membantu miliaran manusia mendapat oksigen dan membantu cuaca normal lagi. Bagaimana besarnya kontribusi pada dunia,” tuturnya retoris.

Sementara itu, Direktur Utama PalmCo PTPN IV Jatmiko Santosa menyambut baik penelitian lanjutan yang terakomodir melalui program Kerja Sama Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM 1 2022-2025) ini. Dia menjelaskan bahwa pihaknya akan terus komitmen mendukung penelitian tersebut sehingga nantinya teknologi yang efektif dan efesien bisa diaplikasikan di regional lainnya di Indonesia.

Jatmiko menjelaskan bahwa penelitian tersebut sejalan dengan grand strategy perusahaan yang mendukung program pemerintah dalam dekarbonisasi.

“Kami bersyukur PTPN IV PalmCo yang ada di Regional III Riau kembali dipercaya menjadi lokasi untuk kegiatan kerjasama Riset dan inovasi Indonesia Maju LPDP tahun ke-2 o. Ini menjadi salah satu langkah percepatan program prioritas Riset dan inovasi BRIN tahun 2024,” urainya.

Bagi Jatmiko, riset ini tidak hanya berpeluang menjadi pioneer bagi pembangunan Biogas kombinasi limbah padat dan cair di PTPN, langkah ini juga sejalan dengan semangat pemerintah dalam menggesa dekarbonisasi dan net zero emission yang dicanangkan.

“Sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan kita dalam mendukung Net Zero Emissions 2060. Kita komit menjadi perkebunan negara yang menjadi backbone untuk hal tersebut,” tukas Jatmiko lagi.

Hal senada disampaikan Region Head Regional 3 PTPN IV Rurianto yang menyatakan pihaknya siap mendukung dan memfasilitasi riset ini sesuai dengan poin-poin yang disepakati bersama. Dia turut berharap riset ini mampu menghasilkan pengembangan teknologi produksi biogas yang mumpuni menjawab berbagai persoalan lingkungan.

“Kami berharap penandatanganan riset bertema Inovasi Teknologi Produksi Biogas dengan Gas Mix perdana di PTPN ini berhasil sehingga Biogas yang mengkombinasikan limbah cair dengan limbah padat ini bisa menjadi model kedepannya ,” lanjut Ruri.

Sementara Direktur Strategi dan Sustainability PalmCo PTPN IV Ugun Untaryo mengatakan perusahaan yang baru saja merger per Desember 2023 lalu tersebut memiliki asa tinggi untuk terus mendorong dan mengembangkan pemanfaatan biogas di wilayah kerja ataupun regional lainnya.

“Kami terus semangat membuka dan mengembangkan PTBG, tidak hanya di Regional 3, namun juga Regional 1 dan regional 2 (Sumatera Utara). Kami sangat senang dan berterimakasih karena melalui BRIN kami dikenalkan bagaimana upaya nyata dalam mengemisi karbon,” katanya.

Terlebih lagi, ia melanjutkan bahwa progam yang dilaksanakan kedua belah pihak telah mampu mengatasi sekitar 60 persen emisi karbon di PTPN IV. “60 persen emisi karbon kami selesai karena project ini. Kami antusias kedepannya project apalagi yang bisa kita lakukan Bersama,” tutup Ugun.

  • adminadmin
  • March 28, 2024
  • 0 Comments

Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo menggelar Kunjungan Kerja terkait Produksi Gula Masa Giling Tahun 2023 dan Kesiapan Bahan Baku Masa Giling Tahun 2024 di Kantor Representatif PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Surabaya Selasa (26/03).

“Dulu di Situbondo ada istilah, nenek moyangku adalah petani tebu. bahwa Situbondo penghasil tebu. Bila ada pergeseran berarti entah sistemnya yang salah atau apalah kita cari solusinya bersama”, jelas H. Abd Rahman Koordinator Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo.

Rahman menambahkan jumlah pabrik gula awalnya tujuh PG dan saat ini tinggal tiga PG di Situbondo. Kompetisi tidak sehat terkait perolehan bahan baku tebu (BBT) dikuatirkan menyebabkan tebu banyak digiling keluar wilayah mengingat potensi tanaman tebu yang ada di Situbondo sangat besar. Secara nasional hal ini akan menghambat upaya pencapaian swasembada gula nasional karena pola transaksional perolehan BBT tersebut tidak didasarkan mutu melainkan hanya pada bobot. Menurutnya apabila tebu tersebut dibawa keluar wilayah maka berpotensi mengurangi pendapatan asli daerah (PAD) Situbondo.

Terkait dengan hal tersebut Imam Cipto Prayitno Senior Excecutive Vice President (SEVP) Operation II SGN menyampaikan sistem bagi hasil (SBH) yang telah berjalan dianggap lebih fair dimana kualitas tebu akan menentukan besar proporsi bagi hasil untuk petani dan ditambah dengan kesiapan giling pabrik gula SGN sehingga tebu petani dapat tergiling optimal di pabrik gula Situbondo tidak dibawa keluar wilayah..

“Kami berharap support dukungan lebih lanjut pada DPRD Situbondo utamanya dalam hal ini Komisi II tentang operasional pabrik gula yang ada di Situbondo. Mulai tahun lalu 2023, PG Assembagoes mulai pulih, jadi gilingnya udah mulai diatas existing. Biasanya hanya 2.400 TCD (tone cane per day), tahun kemarin sudah 3.500 TCD dan insyaAllah tahun ini direncanakan diantara 4.000 – 4.500 TCD”, ungkap Imam Cipto Prayitno.

Kondisi pabrik gula eksisting SGN yang ada di Situbondo siap untuk menggiling tebu milik petani, kapasitas giling PG Pandjie sekitar 1.800 TCD dan di PG Wringinanom 1.200 TCD, sehingga total kapasitas giling di wilayah Situbondo sekitar di 7.000 hingga 7.500 TCD  sudah termasuk sangat besar di Indonesia.

“Kinerja PG SGN di Situbondo mampu mengoptimalkan potensi bahan baku tebu yang ada, sehingga tebu tersebut tidak perlu keluar kota yang menambah jarak dan waktu tempuh, justru akan menurunkan bahkan merusak potensi kualitas tebu”, ujarnya lebih lanjut.

  • adminadmin
  • March 20, 2024
  • 0 Comments

Anak Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero yang beroperasi di bidang komoditas perkebunan sawit, PalmCo Regional 3 PTPN IV Riau mendorong perluasan pemanfaatan cangkang sawit sebagai sumber energi baru terbarukan dalam negeri.

Region Head PalmCo Regional 3 PTPN IV Rurianto dalam keterangan tertulisnya menyatakan langkah itu sejalan dengan tujuan perusahaan dalam memaksimalkan sumber energi baru terbarukan guna mendukung program PTPN Group dalam berkontribusi menurunkan emisi sebesar 29% pada 2030 dan target pemerintah menuju Net Zero Emissions 2060.

“Kami berkomitmen untuk terus memperluas pemanfaatan sumber energi baru terbarukan sebagai langkah nyata mendukung program pemerintah menuju net zero emissions 2060, salah satu diantaranya adalah pemanfaatan biomassa cangkang sawit,” kata dia, Senin (18/3).

Ia menjelaskan cangkang sawit kini salah satu by-product atau produk sampingan yang dihasilkan perusahaan yang bisa menjadi andalan sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT). Hal itu dikarenakan Regional 3 PTPN IV atau yang sebelumnya bernama PTPN V mulai memanfaatkan pembangkit tenaga biogas sebagai sumber energi utama pada boiler pabrik kelapa sawit.

Pembangkit tenaga biogas merupakan sebuah teknologi melalui penangkapan gas metan atau methane capture yang dihasilkan limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME). Gas metan itu selanjutnya diolah sedemikian rupa sehingga menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

PalmCo Regional 3 PTPN IV diketahui telah mengoperasikan lima pembangkit tenaga biogas, dengan tiga unit diperuntukkan sebagai co-firing bahan bakar boiler dan dua lainnya menghasilkan energi listrik.

Sementara, satu unit pembangkit tenaga biogas (PTBg) co-firing lainnya akan segera beroperasi pada tahun ini yang berlokasi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Rokan.

“Keberadaan PTBg membuat perusahaan beralih dari yang sebelumnya menjadikan cangkang sebagai biomassa untuk boiler menjadi by-product yang bisa dimanfaatkan secara luas,” paparnya.

Pada 2023 misalnya, Ruri mengatakan perusahaan menghasilkan 29.592 ton cangkang sawit atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 17.117 ton cangkang sawit. Cangkang sawit tersebut selanjutnya menjadi sumber energi baru terbarukan yang mulai menjadi pengganti bahan bakar fosil di sejumlah daerah di Indonesia.

Selain itu, cangkang itu turut berkontribusi atas efesiensi perusahaan hingga Rp27,67 miliar sepanjang 2023 lalu atau meningkat sebesar Rp16,43 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.

“Sejalan dengan grand strategy perusahaan untuk menghasilkan produk sustainable plus palm oil yang mulai diimplementasikan sejak 2019, upaya dekarbonisasi dan pemanfaatan renewable energy menjadi salah satu program yang mengalami percepatan,” paparnya.

Keseriusan Regional 3 PTPN IV dalam memaksimalkan EBT diganjar penghargaan Internasional Asean Energy Awards (AEA) 2023 dalam rangkaian 41st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) and ASEAN Energy Business Forum.

PTPN IV meraih second runner up untuk kategori Renewable Energi for Cogeneration melalui salah satu pembangkit tenaga biogas terbarunya di Pabrik Kelapa Sawit Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Riau dan menjadi satu-satunya perusahaan perkebunan milik negara yang mendapat penghargaan tersebut.

  • adminadmin
  • March 18, 2024
  • 0 Comments

Kamis (14/03), Presiden Republik Indonesia meresmikan Pabrik Minyak Makan Merah (3M) Pertama yang berlokasi di Pagar Merbau Kab Deli Serdang, Sumatera Utara. Rombongan yang ikut serta dalam peresmian ini diantaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Direktur Utama Holding PTPN III (Persero) Abdul Ghani, Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara Iman Yani Harahap, SEVP Research, Innovation and Sustainability PT RPNM. Edwin S. Lubis, SEVP Operation II PT RPN Misnawi, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit – PT RPN Winarna, PJ Gubernur Sumatera Utara Hassanudin dan Bupati deli Serdang Ali Yusuf serta rombongan lainnya.

Pabrik minyak makan merah ini merupakan pabrik pertama di Indonesia yang merupakan hasil inovasi anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara, yakni
PT Riset Perkebunan Nusantara-Cabang Pusat Penelitian Kelapa Sawit, dimana dalam pelaksanaannya dibawah naungan komando Menteri Koperasi dan UMKM dan dalam pengelolaannya dilaksanakan oleh Koperasi Pujakesuma.

Harapan Menteri Teten kedepannya, setiap 1000 hektar perkebunan kelapa sawit, harus dilengkapi dengan pabrik Minyak makan Merah. Sesuai dengan arahan Presiden Republik  Indonesia, Joko Widodo, dimana hilirisasi kelapa sawit menjadi Minyak Makan Merah oleh koperasi ditujukan untuk memastikan agar petani semakin sejahtera melalui minyak goreng sehat dengan harga terjangkau. Pabrik ini adalah satu dari tiga pilot projek Minyak Makan Merah yang bekerja sama dengan PTPN.

Pada kesempatan tersebut Peneliti Minyak Makan Merah PT RPN-PPKS (Frisda Rimbun Panjaitan dan tim) juga turut memberikan penjelasan tentang manfaat minyak makan merah bagi kesehatan serta bagaimana rancang bangun pabrik tersebut bekerja menghasilkan Minyak Makan Merah yang bersumber dari CPO kelapa sawit, dengan harapan minyak makan merah ini memiliki harga yang lebih kompetitif dan sebagai alternatif minyak makan sehat sehingga dapat menjadi solusi atas masalah stunting.

  • adminadmin
  • March 18, 2024
  • 0 Comments

Memperluas pengetahuan dan jaringan dalam industri minyak kelapa sawit, PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) Inacom turut serta dalam kegiatan Palm & Lauric Oils Price Outlook Conference & Exhibition (POC2024) yang ke-35. Acara yang berlangsung dari tanggal 4 sampai 6 Maret 2024 ini diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, dan menjadi ajang penting bagi para stakeholder industri minyak kelapa sawit.

POC2024, yang sudah berlangsung selama lebih dari tiga dekade, kali ini menarik perhatian lebih dari 2.000 delegasi dari lebih dari 50 negara, termasuk para pemimpin industri, pakar, dan pengambil keputusan yang akan berdiskusi tentang masa depan minyak kelapa sawit dengan fokus utama pada keberlanjutan dan ketidakpastian Ekonomi dan cuaca. Ini adalah kesempatan emas bagi PT KPBN untuk berkontribusi dan mendapatkan wawasan baru dalam memajukan industri minyak kelapa sawit di Indonesia.

Konferensi tahun ini bertujuan untuk mengatasi kompleksitas dan mengeksplorasi peluang di sektor minyak kelapa sawit, dengan mengundang pembicara dan peserta yang memiliki pengaruh besar di industri ini. Diskusi mencakup topik seperti tren pasar global, tantangan keberlanjutan, ketidakpastian cuaca, ekonomi dan geopolitik dunia, serta inovasi teknologi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan produksi minyak kelapa sawit.

“Kami berharap dengan keikutsertaan PT KPBN dalam POC2024 ini, kami dapat membawa pulang pengetahuan berharga, project development dan koneksi baru yang akan membantu kami meningkatkan operasi kami dan berkontribusi lebih banyak lagi terhadap industri minyak kelapa sawit yang berkelanjutan ditengah berbagai macam ketidakpastian ekonomi, cuaca, dan geopolitik dunia,” ujar Andrial Saputra – Kepala Bagian Bursa dan Pengembangan Bisnis PT KPBN.

Selain itu, Bursa Malaysia, sebagai tuan rumah, menggarisbawahi pentingnya konferensi ini sebagai platform untuk mempromosikan transparansi dan inovasi dalam perdagangan minyak kelapa sawit. Dengan lebih dari 35 tahun pengalaman, Bursa Malaysia berkomitmen untuk membuka potensi besar untuk kemajuan di industri minyak nabati.

Kegiatan ini diharapkan akan membantu PT KPBN dan peserta lainnya untuk memahami lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi industri dan bagaimana mengatasi tantangan tersebut melalui kolaborasi dan inovasi. Keikutsertaan dalam acara seperti POC2024 menunjukkan komitmen PT KPBN terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan industri minyak kelapa sawit, yang merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia.

  • adminadmin
  • March 16, 2024
  • 0 Comments

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) serta pengurus sejumlah koperasi produsen sawit dari Kalimantan Barat yang menaungi ratusan petani sawit di wilayah tersebut mempelajari pola kemitraan yang dilangsungkan PalmCo Regional 3 PTPN IV Provinsi Riau.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu, Aspekpir Kalbar melakukan kunjungan dan berinteraksi langsung dengan ratusan petani mitra perusahaan di Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, serta Kabupaten Siak.

“Luar biasa. Kami sangat berharap keberhasilan yang diraih di sini bisa diterapkan di Kalbar. Setidaknya ada empat pilar penting yang kami pelajari dari sini yang nanti bisa kami bawa pulang ke Kalimantan,” kata Mei Irmoko Ketua Bidang Advokasi, Humas, dan Promosi Aspekpir Kalimantan Barat di Pekanbaru, Senin (26/4)

Mei melanjutkan kebijakan kemitraan dengan pola manajemen tunggal atau single management. Pola tersebut menjadi kunci sukses program PSR yang dilaksanakan PalmCO Regional 3 PTPN IV Riau.  Melalui pola tersebut, kultur teknis petani mitra akan setara dengan standar tinggi perusahaan, mulai dari penumbangan sawit renta, pemanfaatan bibit sawit unggul bersertifikat, proses penanaman, pemupukan, hingga pemeliharaan untuk diterapkan di areal peremajaan sawit masyarakat.

PTPN IV juga menawarkan program penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat, pendamping, pelatihan kepada para petani sehingga mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani dalam mewujudkan perkebunan berkelanjutan.

“Dan ketika ini diterapkan ke Kalimantan Barat, Insya Allah akan dapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Kami dari Aspekpir Kalbar mengucapkan terimakasih dan siap mendukung suksesi PSR di kalbar. Kami siap berkolaborasi dengan PTPN IV di Kalbar,” tuturnya.

SEVP Operation PalmCo Regional 3 PTPN IV Arief Subhan Siregar menjelaskan bahwa kunjungan studi banding ini merupakan realisasi dari Workshop PTPN Untuk Sawit Rakyat yang digelar di Pontianak, beberapa waktu lalu.

Kegiatan ini diinisiasi Direktur Utama PalmCo PTPN IV Jatmiko Santosa, yang kala itu dihadiri langsung Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah, PJ Gubernur Kalbar dr Harrison, Dirut Holding Perkebunan Nusantara III Persero serta ratusan petani sawit.

Arief mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memulai lembaran baru dan merangkai kepercayaan serta memperkuat kemitraan petani dan PTPN IV Regional 5 Kalimantan.

“Jika kita flashback ke belakang, karateristik Riau dan Kalimantan sebenarnya sama. Namun kita sepakat untuk membuka lembaran baru. Kita bentuk pola kemitraan kembali sehingga saling percaya, saling mendukung dan saling membutuhkan,” paparnya.

Region Head Regional 5 PTPN IV Kalimantan, Khayamuddin Panjaitan berharap usai mengikuti kegiatan ini, maka para petani yang tergabung ke dalam Aspekpir maupun koperasi dapat mendukung program pemerintah dalam akselerasi PSR yang ditargetkan Holding Perkebunan. Pihaknya berupaya mendorong peningkatan produktivitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit dengan menggantikan kebun sawit yang sudah tua dengan bibit yang lebih produktif dan berkelanjutan. “Dukungan PTPN seperti penyediaan bibit unggul, serta melalui pendidikan dan pelatihan kepada petani sawit rakyat terkait praktik pertanian yang berkelanjutan, teknik peremajaan, dan pengelolaan kebun yang baik,” katanya.

  • adminadmin
  • March 15, 2024
  • 0 Comments

Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Hasil Kolaborasi
PTPN Group, Kementerian Koperasi dan UKM, serta BPDPKS

Presiden RI Joko Widodo, meresmikan pabrik minyak makan merah yang berada di Regional 1 PTPN I (sebelum merger merupakan wilayah kerja PTPN II), Desa Pagar Merbau II, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Kamis (14/03).

Pabrik tersebut merupakan hasil inovasi yang dirancang dan dibangun oleh salah satu anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara, yakni PT Riset Perkebunan Nusantara dan unit usaha Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan, kehadiran pabrik pertama yang memproduksi minyak makan merah ini diharapkan memberikan nilai tambah signifikan bagi petani sawit. ”Oleh sebab itu, kita bangun pabrik minyak makan merah, ini yang pertama kali dan ini kita harapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi. Jadi, harga TBS (tandan buah segar) tidak naik dan turun karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu minyak makan merah,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden mengajak masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri ini sebagai langkah mendukung pemasaran dan konsumsi produk yang berkelanjutan. “Ini sudah dicoba oleh beberapa chef dan mereka menyampaikan, ‘Pak, minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan dicek gizinya lebih baik’,” jelasnya.

Lebih lanjut Presiden menyampaikan bahwa pembukaan pabrik ini juga merupakan bagian dari upaya hilirisasi, yaitu proses peningkatan nilai tambah komoditas melalui pengolahan menjadi produk jadi. “Jangan jual TBS, jangan jual CPO, kalau bisa jadikan barang-barang jadi seperti ini. Ini bagus sekali,” tegasnya.

Indonesia, sebagai negara dengan lahan kebun kelapa sawit seluas 15,3 juta hektare, dengan 40,5 persen di antaranya milik petani, terus berupaya meningkatkan nilai tambah produksi dalam negeri.

Menteri BUMN Erick Thohir dalam beberapa kesempatan, menyampaikan bahwa ekosistem
hilirisasi sawit memang terus dibangun pemerintah. Hal itu dilakukan agar para petani sawit
juga menikmati nilai tambah dari komoditi sawit yang mereka tanam. “Jadi tak semata menjual tandan buah segar, sementara masih ada sederet lagi varian olahan sawit yang tak kalah potensial dalam mengangkat ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

Salah satunya, lanjut Erick, adalah minyak makan merah yang pabrik pengolahannya sudah dibangun dan segera beroperasi di Sumatera Utara. ”Kami ingin membuat terobosan. Setiap 1.000 hektar kebun sawit, petani harus punya satu pabrik minyak makan merah sendiri. Ekonomi kerakyatan harus menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional,” ujarnya.

Menteri BUMN mengatakan, keberadaan pabrik minyak makan merah ini dibuat agar BUMN
bisa mengintervensi perekonomian, khususnya dalam kelangkaan minyak goreng. “Kita tetap melibatkan ekonomi rakyat, yakni petani. Ini yang kita mau keberlanjutannya, memberikan kepercayaan kepada rakyat agar bisa mengelola sumber daya alamnya,” tambah Erick.

Produksi 7 Ton Minyak Per Hari Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, yang turut mendampingi peresmian tersebut, menyampaikan
bahwa Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau merupakan salah satu pilot project dari tiga pabrik serupa yang juga akan dibangun di Sumatera Utara. Dua pabrik di antaranya, berencana akan dibangun di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Langkat.

Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, lanjut Ghani, akan mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) dari sekitar 1000 hektare luas lahan kelapa sawit milik PTPN Group. “Kapasitas olah pabrik ini adalah 10 ton CPO per hari dan targetnya, dalam satu hari menghasilkan 7 ton minyak makan merah,” paparnya.

Pembangunan pabrik minyak makan merah rencananya akan diimplementasikan ke pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi isu minyak goreng untuk masyarakat kecil. “Selain itu, juga diharapkan bisa menyelesaikan masalah stunting serta pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar Ghani.

Keberadaan pabrik minyak makan merah akan memberikan solusi bagi Petani Rakyat, dimana mereka juga mendapatkan nilai tambah yang jauh lebih besar dibandingkan hanya menjual TBS. Dengan rata-rata kepemilikan sawit petani 2 hektare per keluarga, satu pabrik bisa melibatkan 500 keluarga petani untuk hilirisasi sawit.

Turut mendampingi Presiden dalam peresmian pabrik tersebut, antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Pj. Gubernur Sumatra Utara Hassanudin, dan Bupati Deli Serdang Muhammad Ali Yusuf Siregar.

Untuk diketahui, bahwa minyak makan merah PPKS mengandung vitamin E dan karoten lebih tinggi dibandingkan dengan minyak sawit merah nabati lain. Minyak makan merah juga mengandung asam lemak jenuh lebih rendah dibanding dengan virgin palm oil (VPO), dan terbukti lebih unggul dari minyak goreng, karena masih dapat mempertahankan kandungan fitonutrien-nya.

Dengan berbagai keunggualan nutrisi tersebut, minyak makan merah dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan yang multifungsi, dari mulai menggoreng, hingga konsumsi langsung sebagai minyak makan. Kandungan fitonutrien, komposisi asam lemak, dan vitamin E, menjadikan minyak makan merah sebagai produk fungsional yang strategis. Selain sebagai salah satu upaya pengentasan stunting, juga dapat dimanfaatkan menjadi bahan aktif kosmesetikal yang dapat mencegah penuaan dini, dan bahan farmasi pencegah penyakit degeneratif

  • adminadmin
  • March 14, 2024
  • 0 Comments

Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Kehutanan Kementrian BUMN, Faturohman, memberikan dukungan kepada PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III Persero Holding Perkebunan Nusantara dengan mengunjungi salah satu unit pabrik gula SGN PG Kwala Madu Rabu (6/3) di Langkat Sumatera Utara.

Menurutnya pencapaian swasembada gula nasional harus didukung oleh semua pihak yang ada di ekosistem gula.

“Untuk tahun giling ini, PG Kwala Madu mentargetkan menggiling tebu 401 ribu ton dengan produksi 25 ribu ton gula kristal putih kualitas SNI”, terang  Anan Aryusi Kepala Divisi Strategi Bisnis & Manajemen Risiko SGN yang mendampingi rombongan.

PG. Kwalamadu merupakan pabrik gula milik SGN dengan kapasitas 3ribu TCD (Tone Cane per Day) yang mengawali operasional giling di Tahun 2024.

  • adminadmin
  • March 14, 2024
  • 0 Comments

Regional 1 PTPN IV tanam perdana program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui jalur kemitraan pada Kamis (7/3). Lokasi penanaman berada di areal ex kebun plasma yang dibangun pada tahun 1980- 1985 lalu oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero).  Saat ini kebun dikelola oleh Gabungan kelompok Tani (Gapoktan) Perkebunan Aek Raso Maju Bersama, Desa Aek Raso, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Regional 1 PTPN IV berperan sebagai operator pengelolaan pembangunan tanaman ulang, pelaksanaan replanting (tanam ulang) yang bekerja sama dengan vendor list dari CV Putra Perdana Jaya. Luasan areal yang akan di-replanting seluas 115,48 hektar dengan jumlah pekebun sebanyak 91 kepala keluarga. Total nilai dana yang disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp3.464.610.000,-.

Animo masyarakat pekebun merespon program replanting melalui jalur kemitraan ini sangat tinggi.  Realisasi untuk program tahap kedua seluas 281 hektar pun sudah dalam proses pengusulan.  “Kami berharap dukungan dari Bupati Labuhanbatu Selatan dan seluruh Muspika ke depannya untuk semua areal ex plasma di Aek Raso seluas 6.498 hektar dapat di-replanting melalui program PSR,” kata Ahmad Gusmar Harahap, Region Head PTPN IV Regional I dalam keterangan persnya.

Mahmudi, Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III (Persero) dalam sambutannya pada acara peresmian penanaman perdana itu mengatakan bahwa replanting merupakan program utama PalmCo di seluruh regional untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah.

PSR merupakan program bantuan kepada para pekebun rakyat untuk memperbaharui perkebunan kelapa sawit mereka dengan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan, berkualitas, dan mengurangi risiko pembukaan lahan ilegal (penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan dan kehutanan).  Melalui PSR, produktivitas lahan milik pekebun rakyat bisa ditingkatkan tanpa melalui pembukaan lahan baru.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ditugaskan untuk menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana sawit guna meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia. Penyaluran dana sawit didasarkan pada Perpres No. 61/2015 jo Perpres No.66/2018 untuk peremajaan perkebunan kelapa sawit. Peremajaan perkebunan kelapa sawit diwujudkan melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2017 di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan waktu lalu.

PSR dilaksanakan dengan memenuhi empat unsur yakni legal, produktivitas, sertifikasi dari Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan prinsip sustainabilitas. Dalam memenuhi unsur legal, para pekebun rakyat yang berpartisipasi dalam program ini harus mengikuti aspek legalitas tanah.

Harjoko, Ketua Gapoktan Perkebunan Aek Raso Maju Bersama dalam sambutannya menagatakan, “Kami sangat bersyukur memperoleh bantuan PSR ini. Banyak sekali informasi yang beredar salah sehingga para anggota sebagian mengundurkan diri. Ternyata semua proses untuk memperoleh bantuan dalam program PSR ini gratis. Khusus kepada PTPN IV Regional I kami mengucapkan terima kasih sebagai perusahaan yang bisa membina kami dalam mengelola dengan lebih baik,” katanya didampingi seluruh Mitra Pekebun lainnya dari KUD Makmur Jaya, KUD Aek Raso dan Poktan Pasir Tuntung Jaya.

Sahdian Purba, Wakil Ketua DPRD Labusel dalam keterangan persnya mengharapkan keseriusan pengawalan oleh para penegak hukum untuk melindungi anggota Gapoktan agar tidak tersangkut masalah hukum.

Suhendri Direktur SDM dan IT PalmCo mengatakan bahwa PalmCo memang menargetkan replanting tanaman sawit seluas 6000 hektar yang dilakukan secara bertahap di masing-masing regional. “Kami sangat mengharapkan dukungan dari seluruh Gapoktan untuk mendukung suksesnya program replanting ini.  Semua manajer harus mengakselerasinya demi target yang sudah ditetapkan perusahaan,” katanya.

Kegiatan tanam ulang melalui program PSR di Aek Raso menjadi momentum dan bukti bahwa Regional 1 PTPN IV memiliki komitmen kuat untuk membantu dan mendukung Program PSR berjalan dengan baik. Program PSR jalur kemitraan diharapkan dapat meningkatkan produksi kelapa sawit dan memberikan hasil yang optimal sehingga kesejahteraan para petani plasma meningkat di samping untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan baku ke pabrik kelapa sawit PTPN.

  • adminadmin
  • March 14, 2024
  • 0 Comments

Sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan efektivitas pemeriksaan pajak di sektor industri kelapa sawit, Direktorat Jenderal Pajak, melalui Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan, mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) di Bangka Belitung  (27/02). Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun kerangka acuan serta bahan ajar pelatihan pemeriksaan wajib pajak yang bergerak di sektor industri kelapa sawit. Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 40 peserta dari kalangan pemeriksa pajak se-Indonesia ini,

“Semoga kegiatan ini dapat memberikan insight serta pemahaman praktis yang akan sangat berguna dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pajak di lapangan. Kami memberikan pemahaman mendalam tentang proses bisnis, perizinan, hingga pembentukan harga dalam industri kelapa sawit di Indonesia”, harap Andrial Saputra Kepala Bagian Bursa dan Pengembangan Bisnis PT KPBN.

Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, tidak hanya sebagai sumber pendapatan ekspor tapi juga sebagai penyedia lapangan kerja yang luas. Namun, kompleksitas dalam proses bisnis dan pembentukan harga sering kali menjadi tantangan dalam pemungutan dan pemeriksaan pajak. Melalui FGD ini, Direktorat Jenderal Pajak berharap dapat meningkatkan kompetensi pemeriksa pajak dalam mengidentifikasi potensi penerimaan pajak serta mengatasi tantangan yang ada di sektor industri kelapa sawit.

“FGD ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan pemahaman pemeriksa pajak tentang sektor industri kelapa sawit tetapi juga membantu dalam penyusunan kerangka acuan dan bahan ajar pelatihan yang lebih relevan dan efektif. Ini merupakan langkah positif dalam upaya memastikan keadilan dan kepatuhan pajak di sektor ekonomi kritis ini, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan”, tutup Andrial Saputra.