Dilansir dari portal berita vibiznews.com, Harga gula di bursa komoditi berjangka New York pada hari Rabu ditutup naik, terpicu kekhawatiran pembatasan ekspor gula Thailand mendorong harga lebih tinggi.

Harga gula kontrak bulan Maret 2024 berakhir naik 1,55% pada 27,51.

Pada hari Selasa, wakil menteri perdagangan Thailand mengatakan negaranya akan mengkategorikan gula sebagai komoditas yang dikendalikan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga keamanan pangan, yang berarti bahwa panel peraturan akan diperlukan untuk menyetujui ekspor gula Thailand sebanyak satu ton atau lebih.

Produksi gula yang lebih kecil dari Thailand, eksportir gula terbesar kedua di dunia, memberikan kenaikan harga setelah Thai Sugar Millers Corp pada hari Rabu memproyeksikan produksi gula Thailand pada tahun 2023/24 bisa turun -36% y/y ke level terendah dalam 17 tahun di 7 MMT karena kekeringan parah. Sepanjang tahun ini, curah hujan di Thailand jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan permulaan sistem cuaca El Nino dapat semakin mengurangi curah hujan selama dua tahun ke depan. Thailand adalah produsen gula terbesar ketiga di dunia.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga gula akan mencermati penurunan produksi dan rencana pembatasan ekspor gula dari Thailand, yang jika terus berlanjut akan meningkatkan harga gula. Namun perlu dicermati aksi profit taking setelah harga gula baik 2 hari berturut-turut. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 27,72-28,00. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 27,28-27,14. (vibiznews)