Laba positif untuk kinerja tahun 2023 berhasil dicetak PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula, salah satunya faktor penyebabnya adalah kesolidan dan kekompakan karyawan serta manajemen SGN dalam mencapai target yang ditetapkan.

“Syukur Alhamdulillah kita bisa melalui 2023 dgn hasil  membanggakan.  Laba bersih SGN positif 2 digit dengan EBIDTA  diatas Rp1 T, jauh diatas capaian 2022 ketika Pabrik Gula belum dikelola SGN. Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh karyawan SGN. Namun kita semua harus tetap fokus dan jangan terlena. Tantangan 2024 lumayan besar. Dampak El Nino terhadap penurunan protas tebu masih akan berlanjut, ketidak pastian harga gula domestik, impor gula yang mulai berdatangan, serta persaingan tebu giling semakin ketat”, ungkap Aris Toharisman Direktur SGN Selasa (06/01) di Surabaya.

Pihaknya menegaskan keberhasilan kinerja 2023 tersebut wujud kerja keras, sinergi dan team work seluruh insan SGN, terutama dalam menjalankan strategi, tata kelola dan pencapaian program kerja korporasi. Meski demikian SGN terus akan melakukan koordinasi internal, diantaranya menyatukan budaya kerja, standarisasi renumerasi dan ke SDM-an. Menurutnya ada banyak variasi sistem diantara 7 (tujuh) PTPN (PT Perkebunan Nusantara) Gula yang bergabung ke SGN sehingga proses integrasinya memerlukan waktu, kalkulasi cermat dan akurat agar perusahaan tetap bertumbuh berkelanjutan.

“Tahun ini kita juga mendapat banyak penugasan dari Pemerintah melalui PTPN Holding.  SGN menjadi motor implementasi Perpres 40/2023 dalam mewujudkan swasembada gula dgn target perluasan area 179 rb ha serta peningkatan produksi gula GKP hingga 2,2 juta ton pada 2028. Saat ini SGN terlibat dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangan, Energi dan Kehutanan di Merauke sebagai bagian upaya pencapaian swasembada gula nasional. SGN bersama P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia)  telah memulai uji adaptasi varietas tebu unggul di sana sejak Desember 2023. Rencananya lebih dari 1 juta ha lahan di Merauke akan dijadikan kebun tebu”, jelasnya kemudian.

Selain itu SGN bersama Pertamina saat ini sedang mengkaji pengembangan bioethanol untuk bahan bakar. Rencana pembangunan pabrik bioethanol di Glenmore Banyuwangi dan Jatiroto Lumajang sedang dalam pembahasan. Bioetanol didapatkan dari tetes tebu atau molasses yang merupakan produk samping pengolahan gula dan merupakan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.

“Mulai tahun ini SGN akan mengelola lahan HGU (Hak Guna Usaha) eks PTPN XIV di Sulawesi. Ada 11 ribu-an hektar lahan akan digarap bertahap. Kami tunjukkan bahwa SGN bisa memperbaiki kinerja tebu di Bone, Camming dan Takalar. Protas dan rendemen harus meningkat. Tantangan,  peluang dan penugasan kepada SGN bisa diatasi dengan sukses bila semua insan SGN bersatu, bersinergi, kompak dan satu visi.  Manajemen akan merumuskan strategi dan langkah 2024 secara cermat dan matang dengan memperhatikan risk management”, pungkas Aris Toharisman.