Harga Kakao dan Kopi mengalami lonjakan untuk kontrak Januari dan Maret, sebagaimana dilansir dari cncbindonesia. Harga kakao mencapai titik tertinggi sepanjang masa di level GBP 3.277 per ton (Rp63,90 juta) kontrak Maret pada penutupan perdagangan 23 Oktober 2023. Harga ini merupakan harga tertinggi sejak kontrak berjangka yang mulai diperdagangkan pada tahun 1920.

Lonjakan harga kakao ini justru terjadi di tengah kenaikan permintaan menjelang Haloween di Amerika Serikat serta perayaan Hari Natal. Namun, lonjakan harga tersebut seharusnya berdampak ke Indonesia mengingat Indonesia sebagai salah satu produsen kakao terbesar di dunia.

Lonjakan harga kakao menjadi kekhawatiran di banyak dunia, termasuk Amerika Serikat (AS). Pasalnya, kebutuhan cokelat di AS akan melonjak untuk perayaan Halloween pada 31 Oktober.

Pabrik-pabrik di Amerika Utara memproses kakao 17,9% lebih sedikit pada kuartal III-2023 dibandingkan tahun lalu. Selain itu, permintaan kakao di Eropa, Pantai Gading, dan Brasil masih cukup baik di tengah tingginya harga kakao sementara penurunan permintaan di Asia pada kuartal ketiga tidak separah yang diperkirakan.

Sama dengan Kakao, harga kopi kontrak Januari naik menjadi US$2.526 per ton kontrak Januari pada penutupan perdagangan 23 Oktober 2023, setelah mencapai level tertinggi sebulan di US$2,520, naik 9% dalam seminggu.

Harga melonjak disebabkan persoalan produksi dan distribusi. Eksportir melaporkan keterlambatan pengiriman kopi dari produsen utama Brasil karena terbatasnya ketersediaan truk dan kontainer. Sementara itu, pelabuhan mengalami kendala karena tingginya volume ekspor kedelai, jagung, dan gula.

Kemudian, para pedagang mencatat bahwa hujan telah menyebabkan penundaan panen di negara produsen utama kopi Robusta, Vietnam, meskipun aktivitas panen diperkirakan akan meningkat dalam beberapa minggu ke depan.

Produksi terganggu karena perubahan iklim yang ekstrem. Efek El Nino yang semakin intensif dan sering terjadi dapat mengurangi secara signifikan jumlah lahan subur untuk budidaya kakao. Hal ini tidak hanya mengancam ketahanan pangan, namun juga membahayakan penghidupan para petani.

Peningkatan harga cocoa dan kopi akan berdampak ke dalam negeri, meskipun Indonesia bukan produsen nomer satu untuk cocoa maupun kopi. Sepanjang tahun 2023 menurut data World Population Review, Indonesia masuk dalam urutan ketiga sebagai produsen terbesar cocoa di dunia setelah Ghana dan Pantai Gading.

Lonjakan Kakao Jadi Berkah RI?
Kakao berasal dari biji pohon kakao dan merupakan bahan penting dalam pembuatan coklat. Tapi itu tidak hanya digunakan dalam makanan dan gula-gula. Cocoa butter, produk sampingan dari pengolahan kakao juga banyak digunakan dalam industri farmasi untuk produk perawatan kulit dan kosmetik.

Berdasarkan kajian Kementerian Pertanian, dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia apabila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari Ghana.

Kakao Indonesia mempunyai keunggulan yaitu tidak mudah meleleh atau titik leleh tinggi (high melting point) meskipun rasa agak masam karena rendahnya kandungan Free Fatty Acid (FFA), namun karena keunggulannya maka kakao Indonesia sangat dibutuhkan dalam industri pengolahan cokelat, khususnya untuk industri kosmetik dan farmasi.

Sejalan dengan keunggulan tersebut, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik untuk ekspor maupun kebutuhan dalam negeri. Dengan kata lain, potensi untuk menggunakan industri kakao sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan cukup terbuka.

Dari sisi produktivitas, perkembangan produksi kakao Indonesia pada periode 2012-2022 juga berfluktuasi dengan kecenderungan menurun.

Melihat trennya, produksi komoditas yang menjadi bahan baku cokelat tersebut mengalami tren menurun sejak 2019 hingga saat ini. Kondisi itu salah satunya disebabkan oleh banyaknya pohon kakao yang sudah tua, sehingga tak lagi produktif.

Diketahui pulau Sulawesi dan Sumatera menjadi penghasil kakao terbanyak. Hampir 80% dihasilkan di kedua pulau tersebut. Kakao jadi salah satu komoditas ekspor unggulan indonesia.

Jika harga kakao melambung, tentu delapan provinsi tersebut akan mendapatkan keuntungan penjualan dari tingginya harga kakao. Adapun, kenaikan ekspor terhadap kakao dan produk olahannya pada tahun 2022.

Kakao sendiri merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional karena sebagai penyedia lapangan kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi petani.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kakao dan produk olahannya di Indonesia mencapai 385.981 ton dengan nilai US$1,26 miliar pada 2022. Jumlah tersebut meningkat 0,85% dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 382.712 ton dengan nilai US$1,21 miliar.

India menjadi negara tujuan ekspor kakao terbesar Indonesia, kemudian di susul oleh Amerika Serikat dan negara tetangga Malaysia.

Harga Kopi  Melonjak, RI Kecipratan Cuan
Sedangkan dari komoditas kopi, Indonesia menjadi negara keempat terbesar di dunia sebagai produsen kopi sepanjang tahun 2023 menurut World Population Review dari 10 negara terbesar.

Kopi menjadi salah satu unggulan di komoditas perkebunan di Indonesia. Selain memiliki nilai ekspor yang tinggi, kopi juga sangat populer di tengah masyarakat. Produksi kopi dalam negeri terus mengalami peningkatan. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi Indonesia mencapai 794,8 ribu ton pada 2022, meningkat sekitar 1,1% dibanding tahun sebelumnya (yoy).Pada 2022 Sumatra Selatan menjadi provinsi penghasil kopi terbesar, yakni 212,4 ribu ton atau 26,72% dari total produksi kopi nasional.

Urutan kedua ada Lampung dengan produksi kopi 124,5 ribu ton, disusul Sumatera Utara 87 ribu ton.

Kenaikan harga kopi tentu akan menguntung perekonomian 10 provinsi diatas. Disisi lain, ekspor kopi Indonesia terus meningkat.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), dikutip Kamis (14/9/2023), tahun 2022 Indonesia mengekspor kopi seberat 434.198 ton, meningkat 12,92% dari tahun sebelumnya (yoy). Adapun nilai total ekspor kopi Indonesia tersebut mencapai US$1,13 miliar.

Kemudian, menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 tumbuh 5,17% secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada kuartal I-2023 yaitu sebesar 5,04%.

Secara tahunan, sektor – sektor utama penopang PDB triwulan II-2023 yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dan Sektor Perdagangan sebesar 5,25%.

Pertumbuhan terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Selain Pulau Jawa dan Sumatera sebagai kontributor utama, pertumbuhan ekonomi turut terjadi di Sulawesi, Kalimantan, Bali & Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua.

Jika harga kakao dan kopi terus melambung tentu akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia terutama dari sektor perkebunan. (cnbcindonesia)