Regional 8 PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) melakukan sosialisasi Implementasi Digital Farming tahap kedua, di Unit Usaha Kebun Asera, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, pada Desember 2023.

Digital Farming merupakan program yang diinisiasi oleh Divisi Operasional Tanaman Tahunan Holding Perkebunan Nusantara dan dibantu oleh Divisi IT dalam melakukan sosialisasi untuk diimplementasikan secara aktif pada januari 2024.

Sebelumnya, sosialisasi tersebut sudah dilakukan di Unit Usaha Kebun Luwu I (Luwu I) yang terletak di Desa Lagego, Kabupaten Luwu Timur.

Luwu I dipilih menjadi tempat pertama untuk dilakukannya sosialisasi dikarenakan secara geografis Luwu I adalah posisi sentral yang terjangkau dari Unit Usaha Kebun Malili (Luwu II) yang terletak di Desa Mantadulu, Kabupaten Luwu Timur, dan Unit Usaha Kebun Keera-Maroangin (KeeMar) di Desa Ciromane, Kabupaten Wajo.

Adi Abdillah  Kepala Subbagian Sekretariat dan Humas mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk menyelaraskan apa yang menjadi target Holding untuk Implementasi Digital Farming di semua Unit Usaha Kebun Kelapa Sawit yang ada di PTPN Group.

“Asera menjadi lokasi terakhir sosialisasi ini dalam lingkup Regional 8 atau eks PTPN XIV, alhamdulillah dalam sosialisasi tersebut kami juga disambut baik oleh Manajer Unit Usaha Kebun Asera dan tim manajemen lainnya” ucap Adi saat ditemui dalam sesi wawancara di ruangannya.

Adi mengungkapkan Digital Farming ini merupakan sebuah tools bagaimana perusahaan men-digitalisasi proses bisnis yang ada di on-farm sawit.

“Sebelum digitalisasi, proses pencatatan di on-farm sawit ini dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan produksi menggunakan kertas, terus direkap melalui excel dan setelah itu barulah terbit laporan produksi” tutur Adi.

“Namun setelah implementasi Digital Farming, proses bisnis di PTPN Group berubah drastis dengan adanya teknologi, hal ini diharapkan akan lebih mendukung dan mempercepat adanya laporan produksi hingga ke Holding” tambahnya. Digital Farming ini memungkinkan semua proses laporan produksi di Unit Usaha Kebun Sawit berjalan secara real time. Para mandor panen di lapangan juga dibekali sebuah handphone untuk nantinya para mandor mencatat setiap produksi melalui handphone mereka dan nantinya setelah produksi tercatat ada barcode yang akan keluar yang dicetak oleh masing-masing mandor yang akan direkap menjadi PB 25 atau surat pengantar buah.