• adminadmin
  • March 15, 2024
  • 0 Comments

Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Hasil Kolaborasi
PTPN Group, Kementerian Koperasi dan UKM, serta BPDPKS

Presiden RI Joko Widodo, meresmikan pabrik minyak makan merah yang berada di Regional 1 PTPN I (sebelum merger merupakan wilayah kerja PTPN II), Desa Pagar Merbau II, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Kamis (14/03).

Pabrik tersebut merupakan hasil inovasi yang dirancang dan dibangun oleh salah satu anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara, yakni PT Riset Perkebunan Nusantara dan unit usaha Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan, kehadiran pabrik pertama yang memproduksi minyak makan merah ini diharapkan memberikan nilai tambah signifikan bagi petani sawit. ”Oleh sebab itu, kita bangun pabrik minyak makan merah, ini yang pertama kali dan ini kita harapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi. Jadi, harga TBS (tandan buah segar) tidak naik dan turun karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu minyak makan merah,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden mengajak masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri ini sebagai langkah mendukung pemasaran dan konsumsi produk yang berkelanjutan. “Ini sudah dicoba oleh beberapa chef dan mereka menyampaikan, ‘Pak, minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan dicek gizinya lebih baik’,” jelasnya.

Lebih lanjut Presiden menyampaikan bahwa pembukaan pabrik ini juga merupakan bagian dari upaya hilirisasi, yaitu proses peningkatan nilai tambah komoditas melalui pengolahan menjadi produk jadi. “Jangan jual TBS, jangan jual CPO, kalau bisa jadikan barang-barang jadi seperti ini. Ini bagus sekali,” tegasnya.

Indonesia, sebagai negara dengan lahan kebun kelapa sawit seluas 15,3 juta hektare, dengan 40,5 persen di antaranya milik petani, terus berupaya meningkatkan nilai tambah produksi dalam negeri.

Menteri BUMN Erick Thohir dalam beberapa kesempatan, menyampaikan bahwa ekosistem
hilirisasi sawit memang terus dibangun pemerintah. Hal itu dilakukan agar para petani sawit
juga menikmati nilai tambah dari komoditi sawit yang mereka tanam. “Jadi tak semata menjual tandan buah segar, sementara masih ada sederet lagi varian olahan sawit yang tak kalah potensial dalam mengangkat ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

Salah satunya, lanjut Erick, adalah minyak makan merah yang pabrik pengolahannya sudah dibangun dan segera beroperasi di Sumatera Utara. ”Kami ingin membuat terobosan. Setiap 1.000 hektar kebun sawit, petani harus punya satu pabrik minyak makan merah sendiri. Ekonomi kerakyatan harus menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional,” ujarnya.

Menteri BUMN mengatakan, keberadaan pabrik minyak makan merah ini dibuat agar BUMN
bisa mengintervensi perekonomian, khususnya dalam kelangkaan minyak goreng. “Kita tetap melibatkan ekonomi rakyat, yakni petani. Ini yang kita mau keberlanjutannya, memberikan kepercayaan kepada rakyat agar bisa mengelola sumber daya alamnya,” tambah Erick.

Produksi 7 Ton Minyak Per Hari Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, yang turut mendampingi peresmian tersebut, menyampaikan
bahwa Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau merupakan salah satu pilot project dari tiga pabrik serupa yang juga akan dibangun di Sumatera Utara. Dua pabrik di antaranya, berencana akan dibangun di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Langkat.

Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, lanjut Ghani, akan mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) dari sekitar 1000 hektare luas lahan kelapa sawit milik PTPN Group. “Kapasitas olah pabrik ini adalah 10 ton CPO per hari dan targetnya, dalam satu hari menghasilkan 7 ton minyak makan merah,” paparnya.

Pembangunan pabrik minyak makan merah rencananya akan diimplementasikan ke pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi isu minyak goreng untuk masyarakat kecil. “Selain itu, juga diharapkan bisa menyelesaikan masalah stunting serta pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar Ghani.

Keberadaan pabrik minyak makan merah akan memberikan solusi bagi Petani Rakyat, dimana mereka juga mendapatkan nilai tambah yang jauh lebih besar dibandingkan hanya menjual TBS. Dengan rata-rata kepemilikan sawit petani 2 hektare per keluarga, satu pabrik bisa melibatkan 500 keluarga petani untuk hilirisasi sawit.

Turut mendampingi Presiden dalam peresmian pabrik tersebut, antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Pj. Gubernur Sumatra Utara Hassanudin, dan Bupati Deli Serdang Muhammad Ali Yusuf Siregar.

Untuk diketahui, bahwa minyak makan merah PPKS mengandung vitamin E dan karoten lebih tinggi dibandingkan dengan minyak sawit merah nabati lain. Minyak makan merah juga mengandung asam lemak jenuh lebih rendah dibanding dengan virgin palm oil (VPO), dan terbukti lebih unggul dari minyak goreng, karena masih dapat mempertahankan kandungan fitonutrien-nya.

Dengan berbagai keunggualan nutrisi tersebut, minyak makan merah dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan yang multifungsi, dari mulai menggoreng, hingga konsumsi langsung sebagai minyak makan. Kandungan fitonutrien, komposisi asam lemak, dan vitamin E, menjadikan minyak makan merah sebagai produk fungsional yang strategis. Selain sebagai salah satu upaya pengentasan stunting, juga dapat dimanfaatkan menjadi bahan aktif kosmesetikal yang dapat mencegah penuaan dini, dan bahan farmasi pencegah penyakit degeneratif

  • adminadmin
  • March 14, 2024
  • 0 Comments

Regional 1 PTPN IV tanam perdana program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui jalur kemitraan pada Kamis (7/3). Lokasi penanaman berada di areal ex kebun plasma yang dibangun pada tahun 1980- 1985 lalu oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero).  Saat ini kebun dikelola oleh Gabungan kelompok Tani (Gapoktan) Perkebunan Aek Raso Maju Bersama, Desa Aek Raso, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Regional 1 PTPN IV berperan sebagai operator pengelolaan pembangunan tanaman ulang, pelaksanaan replanting (tanam ulang) yang bekerja sama dengan vendor list dari CV Putra Perdana Jaya. Luasan areal yang akan di-replanting seluas 115,48 hektar dengan jumlah pekebun sebanyak 91 kepala keluarga. Total nilai dana yang disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp3.464.610.000,-.

Animo masyarakat pekebun merespon program replanting melalui jalur kemitraan ini sangat tinggi.  Realisasi untuk program tahap kedua seluas 281 hektar pun sudah dalam proses pengusulan.  “Kami berharap dukungan dari Bupati Labuhanbatu Selatan dan seluruh Muspika ke depannya untuk semua areal ex plasma di Aek Raso seluas 6.498 hektar dapat di-replanting melalui program PSR,” kata Ahmad Gusmar Harahap, Region Head PTPN IV Regional I dalam keterangan persnya.

Mahmudi, Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III (Persero) dalam sambutannya pada acara peresmian penanaman perdana itu mengatakan bahwa replanting merupakan program utama PalmCo di seluruh regional untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah.

PSR merupakan program bantuan kepada para pekebun rakyat untuk memperbaharui perkebunan kelapa sawit mereka dengan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan, berkualitas, dan mengurangi risiko pembukaan lahan ilegal (penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan dan kehutanan).  Melalui PSR, produktivitas lahan milik pekebun rakyat bisa ditingkatkan tanpa melalui pembukaan lahan baru.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ditugaskan untuk menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana sawit guna meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia. Penyaluran dana sawit didasarkan pada Perpres No. 61/2015 jo Perpres No.66/2018 untuk peremajaan perkebunan kelapa sawit. Peremajaan perkebunan kelapa sawit diwujudkan melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2017 di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan waktu lalu.

PSR dilaksanakan dengan memenuhi empat unsur yakni legal, produktivitas, sertifikasi dari Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan prinsip sustainabilitas. Dalam memenuhi unsur legal, para pekebun rakyat yang berpartisipasi dalam program ini harus mengikuti aspek legalitas tanah.

Harjoko, Ketua Gapoktan Perkebunan Aek Raso Maju Bersama dalam sambutannya menagatakan, “Kami sangat bersyukur memperoleh bantuan PSR ini. Banyak sekali informasi yang beredar salah sehingga para anggota sebagian mengundurkan diri. Ternyata semua proses untuk memperoleh bantuan dalam program PSR ini gratis. Khusus kepada PTPN IV Regional I kami mengucapkan terima kasih sebagai perusahaan yang bisa membina kami dalam mengelola dengan lebih baik,” katanya didampingi seluruh Mitra Pekebun lainnya dari KUD Makmur Jaya, KUD Aek Raso dan Poktan Pasir Tuntung Jaya.

Sahdian Purba, Wakil Ketua DPRD Labusel dalam keterangan persnya mengharapkan keseriusan pengawalan oleh para penegak hukum untuk melindungi anggota Gapoktan agar tidak tersangkut masalah hukum.

Suhendri Direktur SDM dan IT PalmCo mengatakan bahwa PalmCo memang menargetkan replanting tanaman sawit seluas 6000 hektar yang dilakukan secara bertahap di masing-masing regional. “Kami sangat mengharapkan dukungan dari seluruh Gapoktan untuk mendukung suksesnya program replanting ini.  Semua manajer harus mengakselerasinya demi target yang sudah ditetapkan perusahaan,” katanya.

Kegiatan tanam ulang melalui program PSR di Aek Raso menjadi momentum dan bukti bahwa Regional 1 PTPN IV memiliki komitmen kuat untuk membantu dan mendukung Program PSR berjalan dengan baik. Program PSR jalur kemitraan diharapkan dapat meningkatkan produksi kelapa sawit dan memberikan hasil yang optimal sehingga kesejahteraan para petani plasma meningkat di samping untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan baku ke pabrik kelapa sawit PTPN.

  • adminadmin
  • March 14, 2024
  • 0 Comments

Sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan efektivitas pemeriksaan pajak di sektor industri kelapa sawit, Direktorat Jenderal Pajak, melalui Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan, mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) di Bangka Belitung  (27/02). Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun kerangka acuan serta bahan ajar pelatihan pemeriksaan wajib pajak yang bergerak di sektor industri kelapa sawit. Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 40 peserta dari kalangan pemeriksa pajak se-Indonesia ini,

“Semoga kegiatan ini dapat memberikan insight serta pemahaman praktis yang akan sangat berguna dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pajak di lapangan. Kami memberikan pemahaman mendalam tentang proses bisnis, perizinan, hingga pembentukan harga dalam industri kelapa sawit di Indonesia”, harap Andrial Saputra Kepala Bagian Bursa dan Pengembangan Bisnis PT KPBN.

Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, tidak hanya sebagai sumber pendapatan ekspor tapi juga sebagai penyedia lapangan kerja yang luas. Namun, kompleksitas dalam proses bisnis dan pembentukan harga sering kali menjadi tantangan dalam pemungutan dan pemeriksaan pajak. Melalui FGD ini, Direktorat Jenderal Pajak berharap dapat meningkatkan kompetensi pemeriksa pajak dalam mengidentifikasi potensi penerimaan pajak serta mengatasi tantangan yang ada di sektor industri kelapa sawit.

“FGD ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan pemahaman pemeriksa pajak tentang sektor industri kelapa sawit tetapi juga membantu dalam penyusunan kerangka acuan dan bahan ajar pelatihan yang lebih relevan dan efektif. Ini merupakan langkah positif dalam upaya memastikan keadilan dan kepatuhan pajak di sektor ekonomi kritis ini, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan”, tutup Andrial Saputra.

  • adminadmin
  • February 27, 2024
  • 0 Comments

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) serta pengurus sejumlah koperasi produsen sawit dari Kalimantan Barat yang menaungi ratusan petani sawit di wilayah tersebut mempelajari pola kemitraan yang dilangsungkan PalmCo Regional 3 PTPN IV Provinsi Riau.

Mereka berkunjung ke PalmCo Regional 3 PTPN IV dan disambut langsung SEVP Operation Arief Subhan Siregar dan General Manager Distrik Petani Mitra Ferry P Lubis untuk mempelajari sekaligus mengadopsi skema kemitraan petani dalam mengakselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kalimantan Barat (Kalbar).

Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu, merkea melakukan kunjungan dan berinteraksi langsung dengan ratusan petani mitra perusahaan di Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, serta Kabupaten Siak.

“Luar biasa. Kami sangat berharap keberhasilan yang diraih di sini bisa diterapkan di Kalbar. Setidaknya ada empat pilar penting yang kami pelajari dari sini yang nanti bisa kami bawa pulang ke Kalimantan,” kata Ketua Bidang Advokasi, Humas, dan Promosi Aspekpir Kalimantan Barat Ir Mei Irmoko di Pekanbaru, Senin (26/4/2024).

Pertama, lanjut dia, kebijakan kemitraan dengan pola manajemen tunggal atau single management. Pola tersebut menjadi kunci sukses program PSR yang dilaksanakan PalmCO Regional 3 PTPN IV Riau di berbagai kabupaten Provinsi Riau.

Melalui pola tersebut, kultur teknis petani mitra akan setara dengan standar tinggi perusahaan, mulai dari penumbangan sawit renta, pemanfaatan bibit sawit unggul bersertifikat, proses penanaman, pemupukan, hingga pemeliharaan untuk diterapkan di areal peremajaan sawit masyarakat.

Pendekatan tersebut kian lengkap dengan pola off taker atau pendampingan perusahaan kepada petani selama proses peremajaan sawit berlangsung. Salah satu wujud pola tersebut adalah skema cash for works untuk para petani mitra sehingga para petani tetap mendapatkan penghasilan selama peremajaan berlangsung.

Selanjutnya, PTPN IV juga menawarkan program penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat, pendamping, pelatihan kepada para petani sehingga mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani dalam mewujudkan perkebunan berkelanjutan.

“Dan ketika ini diterapkan ke Kalimantan Barat, Insya Allah akan dapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Kami dari Aspekpir Kalbar mengucapkan terimakasih dan siap mendukung suksesi PSR di kalbar. Kami siap berkolaborasi dengan PTPN IV di Kalbar,” tuturnya.

Secara umum, ia menjelaskan persoalan kemitraan di Riau tidak jauh berbeda dengan Kalimantan. Namun, pendekatan yang dilaksanakan Regional 3 memberikan hasil yang jauh lebih baik.

“Memang kalau kita lihat karateristik permasalahan di sini tidak jauh berbeda dengan Kalbar. Kerjasama antara pihak perusahaan dan petani yang tentu akan sukses dan berhasil ketika roh nya ada. Roh kebersamaan. Roh kebersamaan itu butuh rasa saling. Saling mendukung, saling membantu, saling menguatkan. Tidak bisa berdiri sendiri. Strategi ini yang akan kita bawa ke sana,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan Ketua Koperasi Produsen Titian Sejahtera Mandiri Kalbar, Ismail Lavan. Dia mengatakan jika standar dan pendekatan pola kemitraan Riau diterapkan, maka petani di Kalbar akan jauh lebih sejahtera. Dia mengaku usai mengikuti studi banding tersebut, dirinya bersemangat untuk segera kembali untuk mendorong dan melaksanakan PSR di Kalbar.

“Kami dapat satu perbandingan yang sangat luar biasa. Keterbukaan, transparansi, itu modal utama untuk kepercayaan. Kemitraan di Riau sangat istimewa. Harapan kami di Kalimantan sama dengan yang diterapkan di Pekanbaru ini  Oleh karena itu kami akan sebarluaskan (pola kemitraan di Riau ke) petani kami di Kalbar. Semoga program ini tidak hanya dirasakan petani di Pekanbaru, tapi dirasakan oleh seluruh petani Indonesia,” urainya.

Lembaran Baru Kemitraan di Kalimantan

SEVP Operation PalmCo Regional 3 PTPN IV Arief Subhan Siregar menjelaskan bahwa kunjungan studi banding ini merupakan realisasi dari Workshop PTPN Untuk Sawit Rakyat yang digelar di Pontianak, beberapa waktu lalu.

Kegiatan yang diinisiasi Direktur Utama PalmCo PTPN IV Jatmiko Santosa tersebut dihadiri langsung Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah, PJ Gubernur Kalbar dr Harrison, Dirut Holding Perkebunan Nusantara III Persero serta ratusan petani sawit.

Untuk diketahui, Jatmiko sendiri merupakan Direktur PTPN V Riau sejak 2019 hingga 2023, tepat sebelum aksi korporasi menjadi PTPN IV PalmCo Regional 3 awal Desember tahun lalu.

Selama memimpin PTPN V, Jatmiko berhasil melakukan beragam transformasi di berbagai lini, salah satunya merestorasi kemitraan dan akselerasi PSR yang merupakan bagian dari program strategis nasional (PSN).

Untuk itu, Arief mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memulai lembaran baru dan merangkai kepercayaan serta memperkuat kemitraan petani dan Regional 5 PTPN IV Kalimantan.

“Jika kita flashback ke belakang, karateristik Riau dan Kalimantan sebenarnya sama. Namun kita sepakat untuk membuka lembaran baru. Kita bentuk pola kemitraan kembali sehingga saling percaya, saling mendukung, saling membutuhkan itu tercapai,” paparnya.

Dia berharap usai mengikuti kegiatan ini, maka para petani yang tergabung ke dalam Aspekpir maupun koperasi dapat mendukung program pemerintah dalam akselerasi PSR yang ditargetkan Holding Perkebunan mencapai 60.000 hektare hingga 2026 mendatang.

  • adminadmin
  • February 15, 2024
  • 0 Comments

PTPN IV Regional V berkomitmen dalam memberikan kepedulian kepada masyarakat khususnya di wilayah perkebunan perusahaan. Salah satu bentuk kepedulian tersebut adalah dengan membantu mengatasi kebutuhan pokok melalui pemberian sembako.

Seperti yang dilakukan di sekitar wilayah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Pelaihari, di Desa Pemuda, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. PTPN IV Regional V membagikan sembako kepada masyarakat di sekitar desa tersebut. Penyerahan bantuan sembako yang merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tersebut dilaksanakan pada 29 Januari 2024.

Manager PKS Pelaihari, Wisnu mewakili Region Head PTPN IV Regional V Khayamuddin Panjaitan turut hadir menyerahkan bantuan tersebut. Ia mengatakan bahwa penyerahan sembako kepada masyarakat sekitar merupakan upaya nyata untuk mendukung kesejahteraan dan keberlanjutan pembangunan.

“Inisiatif ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab sosial kami terhadap warga sekitar,” tuturnya.

Paket sembako yang diserahkan mencakup berbagai bahan pangan pokok, seperti beras, minyak, gula, serta produk-produk lainnya. Dirinya berharap bantuan ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dan membantu mengatasi kebutuhan pokok mereka.

Ia mengatakan perusahaan selalu berkomitmen untuk menjadi mitra yang bertanggung jawab dalam komunitas di mana beroperasi. Dirinya percaya bahwa keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial seperti ini merupakan langkah konkret untuk menciptakan dampak positif dan berkelanjutan di lingkungan sekitar.

“Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi positif dan bersinergi dengan masyarakat demi menciptakan hubungan yang lebih baik,” tuturnya.

  • adminadmin
  • February 15, 2024
  • 0 Comments

Untuk pertama kalinya, PTPN IV PalmCo Regional 3 meluncurkan PalmCo Regional 3 Performance League 2024, ajang penghargaan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas para karyawan kebun,  pabrik kelapa sawit, serta kebun plasma atau mitra perusahaan.

PalmCo Regional 3 Performance League 2024 resmi bergulir usai diluncurkan secara langsung oleh Region Head PTPN IV PalmCo Regional 3 Rurianto didampingi SEVP Operation Arief Subhan Siregar, SEVP Business Support Ahmad Diponegoro, serta para Kepala Bagian Perusahaan.

Rurianto dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Rabu (14/2/2024) mengatakan ajang penghargaan yang digulirkan tersebut berbeda dengan penghargaan yang pernah dilaksanakan selama ini.

Dalam ajang ini, ia mengatakan, akan diberikan penghargaan setiap bulan sepanjang tahun 2024. Para pemenang akan mendapat predikat Winner of the Month dan diumumkan melalui media sosial perusahaan.

Selanjutnya, penilaian diakumulasikan dan setiap tiga bulan akan diumumkan Pemenang Utama untuk berhak meraih hadiah uang tunai, sertifikat, dan piala.

“Regional 3 Performance League akan berlangsung selama setahun. Setiap bulan akan ada penghargaan bagi kebun dan pabrik kelapa sawit terbaik. Selanjutnya, akan ada pemenang utama setiap tiga bulan berdasarkan penilaian kinerja selama tiga bulan berturut-turut,” kata dia.

Secara rinci, ia menjelaskan telah disiapkan tim penilai independen dari masing-masing bagian, mulai dari Bagian Tanaman, Teknik Pengolahan, Distrik Petani Mitra, Keuangan, SDM dan Sistem Manajemen, serta Bagian Pengawas Wilayah. Tim penilai tersebut berada di bawah pengawasan SEVP Operation dan SEVP Business Support secara langsung.

“Kita telah menyiapkan tim independen untuk menilai kinerja kebun dan PKS. Tim independen yang melaksanakan penilaian tanpa ada intervensi dari siapapun,” tegasnya.

Sementara itu, sejumlah kriteria telah ditetapkan dalam pemilihan kebun dan PKS terbaik. Untuk kebun misalnya, kriteria penilaian meliputi produktivitas, produksi, harga pokok kebun, kecepatan dan ketepatan pelaporan data, prestasi panen, hingga perolehan brondolan.

Sementara penilaian untuk kompetisi terbaik meliputi aspek kierja olahan tandan buah segar, crude palm oil (CPO), rendemen, hingga harga pokok produksi. Selain itu, juga terdapat aspek kecepatan dan ketepatan pelaporan data, estetika, value creation serta efesiensi.

Selanjutnya, penilaian untuk Kebun Plasma meliputi capaian produksi pembelian bahan baku, capaian kinerja finansial, input data PSR dan verifikasi, serta capaian produktivitas plasma berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

“Kami berharap program ini menjadi trigger untuk terus mengakselerasi transformasi, jadi ajang inovasi, serta memperkuat perbaikan-perbaikan yang selama ini telah kita usung bersama,” jelasnya.

  • adminadmin
  • February 14, 2024
  • 0 Comments

Regional 8 PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) melakukan sosialisasi Implementasi Digital Farming tahap kedua, di Unit Usaha Kebun Asera, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, pada Desember 2023.

Digital Farming merupakan program yang diinisiasi oleh Divisi Operasional Tanaman Tahunan Holding Perkebunan Nusantara dan dibantu oleh Divisi IT dalam melakukan sosialisasi untuk diimplementasikan secara aktif pada januari 2024.

Sebelumnya, sosialisasi tersebut sudah dilakukan di Unit Usaha Kebun Luwu I (Luwu I) yang terletak di Desa Lagego, Kabupaten Luwu Timur.

Luwu I dipilih menjadi tempat pertama untuk dilakukannya sosialisasi dikarenakan secara geografis Luwu I adalah posisi sentral yang terjangkau dari Unit Usaha Kebun Malili (Luwu II) yang terletak di Desa Mantadulu, Kabupaten Luwu Timur, dan Unit Usaha Kebun Keera-Maroangin (KeeMar) di Desa Ciromane, Kabupaten Wajo.

Adi Abdillah  Kepala Subbagian Sekretariat dan Humas mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk menyelaraskan apa yang menjadi target Holding untuk Implementasi Digital Farming di semua Unit Usaha Kebun Kelapa Sawit yang ada di PTPN Group.

“Asera menjadi lokasi terakhir sosialisasi ini dalam lingkup Regional 8 atau eks PTPN XIV, alhamdulillah dalam sosialisasi tersebut kami juga disambut baik oleh Manajer Unit Usaha Kebun Asera dan tim manajemen lainnya” ucap Adi saat ditemui dalam sesi wawancara di ruangannya.

Adi mengungkapkan Digital Farming ini merupakan sebuah tools bagaimana perusahaan men-digitalisasi proses bisnis yang ada di on-farm sawit.

“Sebelum digitalisasi, proses pencatatan di on-farm sawit ini dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan produksi menggunakan kertas, terus direkap melalui excel dan setelah itu barulah terbit laporan produksi” tutur Adi.

“Namun setelah implementasi Digital Farming, proses bisnis di PTPN Group berubah drastis dengan adanya teknologi, hal ini diharapkan akan lebih mendukung dan mempercepat adanya laporan produksi hingga ke Holding” tambahnya. Digital Farming ini memungkinkan semua proses laporan produksi di Unit Usaha Kebun Sawit berjalan secara real time. Para mandor panen di lapangan juga dibekali sebuah handphone untuk nantinya para mandor mencatat setiap produksi melalui handphone mereka dan nantinya setelah produksi tercatat ada barcode yang akan keluar yang dicetak oleh masing-masing mandor yang akan direkap menjadi PB 25 atau surat pengantar buah.

  • adminadmin
  • February 9, 2024
  • 0 Comments

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian BUMN mengapresiasi implementasi digitalisasi berbasis internet of things, mekanisasi, dan kebijakan operasional berbasis keberlanjutan melalui dekarbonisasi yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam menjalankan operasional perusahaan yang bergerak di komoditas sawit.

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mochamad Edy Yusuf dan Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Faturohman menyatakan masa depan industri perkebunan sawit adalah berbasis teknologi, mekanisasi, dan keberlanjutan.

“Masa depan perkebunan sawit nasional adalah seperti yang dilaksanakan Holding Perkebunan ini,” kata Edy saat melaksanakan kunjungan kerja ke PTPN IV PalmCo Regional 3 Provinsi Riau, Rabu (7/2/).

Kunjungan kerja yang turut dihadiri Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan III (Persero) Mahmudi, Direktur Keuangan M Iswahyudi, dan Direktur Hubungan Kelembagaan M Arifin Firdaus serta didampingi Board of Regional Management Regional 3 PTPN IV tersebut meninjau penerapan digitalisasi berbasis IoT dan mekanisasi serta dekarbonisasi di PTPN IV PalmCo Kebun Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Riau.

Pabrik kelapa sawit (PKS) dan pembangkit tenaga biogas (PTBg) Sei Pagar menjadi lokasi pertama mengawali kunjungan kerja perdana di tahun 2024 ini. Di sana, mereka menyaksikan langsung aplikasi besutan Holding Perkebunan seperti Millena, Intank Control, CMMS, Simoli, dan lainnya yang memperkuat kinerja operasional perusahaan pada sektor off-farm.

Selain itu, tim juga menyaksikan langsung keberadaan PTBg co firing Sei Pagar, yang merupakan satu dari enam pembangkit tenaga biogas yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) di seluruh PTPN IV PalmCo Regional 3. Keberadaan PTBg tersebut menjadi bagian dari peningkatan nilai tambah perusahaan terutama dari penjualan by product seperti cangkang.

Sementara pada sektor on-farm, kombinasi IoT dan mekanisasi seperti sistem informasi berbasis geospasial atau GIS, Arfina, DFarming, NBex, AWS, dan lainnya turut meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasional perusahaan.

“Sebagai perusahaan milik negara, PTPN terbukti advance dalam mengoptimalkan produksi melalui implementasi digitalisasi, mekanisasi, serta pendekatan dekarbonisasi yang efektif dan efesien, disamping tentu juga perlu terus menerus menjaga integritas” tuturnya.

Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mahmudi mengatakan strategi perusahaan yang terus berinovasi dalam mengimplementasikan digitalisasi, mekanisasi, dan pendekatan dekarbonisasi merupakan sebuah keharusan untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

“Tidak ada kata lain selain menjadikan inovasi sebagai budaya perusahaan. PTPN telah melaksanakan hal ini dan diimplementasikan dengan sangat baik. Di sini adalah contohnya, ketika inovasi memperkuat transformasi dan memberikan nilai positif bagi operasional perusahaan,” urainya.

Ia berharap pendekatan digitalisasi dan mekanisasi yang diimplementasikan PTPN IV PalmCo Regional 3 menjadi contoh penerapan secara luas oleh regional untuk menjadi PTPN Juara.

Sementara itu, Region Head PTPN IV PalmCo Regional 3 Rurianto mengatakan perusahaan secara bertahap melaksanakan program digitalisasi sejak 2020 lalu dan ditargetkan terealisasi penuh atau fully integrated pada 2024 ini.

“Bidang perkebunan dan industri kelapa sawit selama ini dikelola secara konvensional, dan kini saatnya kita menjadi pionior untuk bertransformasi menuju modernisasi dengan memanfaatkan teknologi,” kata Ruri.

Ia mengatakan langkah itu merupakan bagian dari transformasi perusahaan melalui penerapan Precision Farming guna mendukung pengelolaan perkebunan sawit sehingga mampu melakukan cost control, production control, dan fraud control secara efektif dan efisien.

Langkah itu juga sejalan dengan pelaksanaan Corporate Strategy, yaitu dengan Reducing Cost dan Increasing Value sehingga terbentuk Value Innovation.

“Digitalisasi, mekanisasi, dekarbonisasi merupakan bagian penting dalam transformasi perusahaan. Di sini ada perjuangan untuk menata dan mentransformasi budaya. Dari yang terfragmentasi menjadi terintegrasi. Dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi, lebih cepat dan akurat,” paparnya.

  • adminadmin
  • February 6, 2024
  • 0 Comments

Region Head Regional 7 PT Perkebunan Nusantara I Denny Ramadhan, didampingi Wiyoso SEVP Operation  dan Staf Tanaman Kelapa Sawit berkunjung ke beberapa kebun komoditi kelapa sawit dan karet di wilayah Sumatera Selatan, yakni Kebun Bentayan, Kebun Betung, PKS Talang Sawit, Kebun Tebenan, Kebun Betung Krawo dan Kebun Musi Landas 16 hingga 18 Januari 2024.

Sesuai arahan Pemegang Saham, Regional 7 PTPN I akan melakukan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PTPN IV, sehingga untuk memastikan grand strategy tersebut berjalan sesuai rencana, Region Head berkunjung ke kebun dan pabrik kelapa sawit.

‘’Kebun kelapa sawit di wilayah Betung komplek merupakan backbone Regional 7 dalam hal pencapaian target produksi dan kinerja Perusahaan. Guna mencapai target produksi tahun 2024, semua lini Karyawan mulai dari Pelaksana hingga Pimpinan harus bahu-membahu memastikan tugas yang merupakan amanah dari Perusahaan senantiasa terlaksana dengan sebaik-baiknya’’,  ungkap Denny Ramadhan Region Head Regional 7 PT Perkebunan Nusantara I

Pihaknya mengingatkan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan seluruh stakeholder untuk kelancaran operasional Perusahaan.

‘’Mutu panen maupun pengolahan agar selalu diutamakan dengan mengacu Instruksi Kerja yang berlaku. Koordinasi antar Pabrik Kelapa Sawit (PKS) maupun antar Kebun dan PKS harus senantiasa dijaga agar kendali dan perbaikan bisa dilakukan dengan tepat dan cepat’’, ungkapnya lebih lanjut.

Board of Regional Management (BRM) membenarkan bahwa produktivitas Karyawan, produktivitas tanaman dan utilitas pabrik merupakan kunci untuk menjaga harga pokok produksi bisa survive, sehingga upaya pemenuhan kompetensi tenaga kerja maupun pemenuhan bahan baku olah harus menjadi hal yang diperhatikan secara intens. SEVP Operation juga mengingatkan untuk monitoring dan evaluasi atas setiap pekerjaan yang ada untuk pencapaian target RKAP Produksi Tahun 2024 baik onfarm maupun off farm.

  • adminadmin
  • February 6, 2024
  • 0 Comments

Sepanjang tahun 2023, sebanyak 568 petani Bumi Lancang Kuning mengajukan 1.135 hektare sawit renta mereka untuk ikut serta dalam program peremajaan sawit rakyat bersama PalmCo Regional 3 PTPN IV Provinsi Riau.

Region Head PalmCo Regional 3 PTPN IV Rurianto mengatakan awalnya seluas 1.283 Ha perkebunan sawit renta yang diajukan untuk revitalisasi perusahaan. Namun, dari jumlah tersebut, 1.135 Ha yang memenuhi syarat untuk masuk dalam tahap proses peremajaan sawit rakyat (PSR).

“Alhamdulillah, sebuah kebanggaan bagi kami ketika kepercayaan teman-teman petani kepada PTPN IV PalmCo Regional 3 terus meningkat, untuk berkontribusi positif dalam meningkatkan produktivitas dan ekonomi masyarakat melalui program PSR,” kata Rurianto dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Senin (5/2/2024).

Rurianto menjelaskan keenam KUD yang ikut serta dalam program PSR PTPN IV PalmCo Regional 3 itu adalah KUD Subur Makmur seluas 86 Ha, Karya Sawit 125 Ha, Budi Sawit 66 Ha, Suka Makmur Bersama 90 Ha, Gading Jaya Makmur 172,25 Ha, dan Karya Maju 596,35 Ha dengan total 1.135,6 Ha.

Lebih jauh, Arief Subhan Siregar SEVP Operation PalmCo Regional 3 PTPN IV menjelaskan dengan adanya tambahan tersebut, secara keseluruhan hingga tahun 2023 lalu perusahaan telah merevitalisasi 9.753 Ha sawit renta milik petani Riau. Program PSR yang dilaksanakan PamCo Regional 3 PTPN IV sendiri kian mendapat atensi tinggi dari petani.

Terlebih lagi, perusahaan menawarkan program yang memberikan manfaat positif kepada para petani dalam peningkatan produktivitas dan ekonomi. Program tersebut diantaranya adalah penerapan pola manajemen tunggal atau single management. Pola tersebut menjadi kunci sukses program PSR yang dilaksanakan perusahaan di berbagai kabupaten Provinsi Riau.

Pola manajamen tunggal atau single management tersebut mengusung standar tinggi perusahaan, mulai dari penumbangan sawit renta, pemanfaatan bibit sawit unggul bersertifikat, proses penananman, pemupukan, hingga pemeliharaan. Pola tersebut kian lengkap dengan skema cash for works untuk para petani mitra.

Skema itu memberikan jaminan bagi para petani untuk tetap memperoleh pendapatan selama proses peremajaan berlangsung. Para petani diberdayakan untuk terlibat dalam setiap tahapan proses peremajaan dan mendapatkan penghasilan dari skema tersebut.

‘’Sesuai arahan Direktur Utama PTPN IV PalmCo Bapak Jatmiko Santosa, kita tidak pernah setengah-setengah untuk para petani. Semangat kita untuk terus memperkuat petani, meningkatkan produktivitas dan ekonomi petani, selaras dengan khitah PTPN V, tumbuh dan berkembang bersama petani,” urai Arief.

Hasilnya, para petani yang telah ikut serta program PSR memperoleh produktivitas panen di atas rerata nasional. Para petani sawit yang mengikuti program PSR pada tahun 2012 hingga 2014 atau usia tanaman menghasilkan (TM) V dan VII berhasil mendapat produktivitas mencapai 28,07 ton per hektare atau di atas rata-rata standar nasional sebesar 26,95 ton per hektare.

Begitu juga untuk petani yang mengikuti program PSR tahun 2018 atau usia TM 1 turut merasakan manisnya produktivitas tinggi mencapai 18,05 ton per hektare atau di atas rerata nasional 12 ton per hektare.

Lebih jauh, sepanjang 2024 ini, Arief menargetkan 3.030 Ha perkebunan sawit masyarakat Riau untuk dilakukan revitalisasi. Ia optimis dengan dukungan positif pemerintah, BPDPKS, serta lembaga pembiayaan yang ada, serta kepercayaan masyarakat, program tersebut akan tercapai sebagai bagian mendukung pemerintah dalam akselerasi PSR.