• adminadmin
  • May 3, 2024
  • 0 Comments

Unit usaha Pabrik Gula (PG) Prajekan yang dikelola PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak Perusahaan Holding Perkebunan PTPN III (Persero) menggelar selamatan petik tebu manten Senin (29/04) di kebun tebu Mangli Bondowoso, sebagai pertanda musim giling sudah tiba. Direncanakan PG Pradjekan mulai giling tanggal 20 Mei mendatang, sehingga menjadi PG dikelola SGN pertama yang memulai giling di Jawa.

“Petik tebu manten sudah menjadi bagian dari kultur pabrik gula yang menandakan musim giling sudah tiba. PG Pradjekan saat ini sudah siap giling 2024”, terang Moh. Sholeh Kusuma General Manager PG Pradjekan disela-sela prosesi petik tebu manten.

Menurut Sholeh, target giling tahun ini naik bila dibanding realisasi tahun sebelumnya, yakni  4,9 juta kuintal tebu dari 4,3 juta kuintal tebu di tahun 2023.

“Target optimis kami menggiling tebu petani sejumlah 4,9 juta kuintal tebu. Ini merupakan bagian upaya kami mendukung tercapainya swasembada gula”, tambahnya.

Senada Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPC APTRI) PG Pradjekan Rolis Wikarsono berharap giling tahun ini lebih baik dibanding sebelumnya baik harga gula dan performa pabrik sehingga berpengaruh positif pada tingkat kesejahteraan petani

“Tebu kami petani semua digiling ke PG Pradjekan, jumlah petani kurang lebih tujuh ratus petani dengan luasan total enam ribu hektar”, lanjut Rolis.

Senior Executive Vice President (SEVP) Operation II SGN Imam Cipto Suyitno yang hadir dalam kegiatan menyebut performa yang dimiliki PG Pradjekan cukup membanggakan  bahkan kerap dijadikan best practise bagi pabrik gula lainnya.

“Dengan kekompakan petani dan PG, target tersebut bukan angan-angan tapi mudah untuk diraih. PG Pradjekan sudah empat tahun selalu menunjukkan performa yang baik, mohon dukungan suport untuk mempertahankan prestasi. Jika tahun ini baik, maka menjadi performa terbaik berturut-turut selama lima tahun”, ungkap Imam.

Sekilas Prosesi Tebu Manten

Prosesi petik tebu manten dimulai dengan menggelar doa bersama di kebun yang dihadiri oleh petugas PG serta menghadirkan tokoh masyarakat, petani dan undangan.

“Sebagai simbolisasi pasangan pengantin, terdapat karyawan yang dirias sebagaimana pasangan dengan menggunakan busana adat pengantin. Sementara itu tebu yang dipilih telah diberi nama Sri Ratu Rosan Ayu Semseming Manis sebagai mempelai perempuan dan Sri Narendra Rosan Prakoso Madu Rasa sebagai perlambang mempelai pria. Tidak lupa beberapa hiasan dipasang disepanjang batang tebu pilihan tersebut. Hiasan tersebut berupa potongan kertas warna warni,” jelas Dwiana Ekawati Manajer Tanaman PG Pradjekan.

Untuk kemudian sepasang tebu yang menjadi simbol pasangan pengantin tersebut ditebang beserta beberapa batang tebu sebagai perlambang para pengiring pengantin tebu dan dilakukan prosesi siraman.

“Tebu yang telah ditebang tersebut diarak dari kebun menuju pabrik gula, tepatnya di stasiun Gilingan. Diiringi alunan kebo giro yang menjadi ciri khas arakan pengantin, batang tebu tersebut dibawa oleh barisan karyawan bagian tanaman untuk kemudian diserahkan kepada karyawan bagian pabrik dan dimasukkan ke dalam penggilingan pabrik gula,” jelas Dwiana lebih lanjut.

Pihaknya menyebut prosesi tersebut menjadi simbolis harapan petani dan pabrik gula agar panen tebu berlangsung dengan lancar dan kualitas bahan baku tebu optimal atau telah masak serta diolah PG dengan baik.

Di beberapa daerah dalam prosesi arak-arak penganten tebu sering disertakan budaya lokal seperti Reog dan Bantengan. Sederhana dan sakral, tergambar dari prosesi yang telah dijalankan selama puluhan tahun hingga saat ini dan menjadi bagian budaya pabrik gula di Nusantara.

  • adminadmin
  • May 3, 2024
  • 0 Comments

Sebagai upaya untuk terus menguatkan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, Region Head Regional 4 PTPN I, Subagiyo menegaskan keseriusan perusahaan dalam menjaga proses bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

“Kami di PTPN I Regional 4 memiliki kesadaran yang kuat terhadap teknik budidaya hingga pengelolaan limbah di lingkungan sekitar kami. Oleh karena itu, kami terus berkomitmen untuk menjaga praktik bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam keterangannya pada Senin (29/04) ia menyoroti berbagai langkah yang telah diambil oleh Regional 4 PTPN I dalam rangka mendukung komitmen tersebut.

“Kami menyadari bahwa keberlanjutan lingkungan bukanlah tujuan akhir, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dan kerja keras. Kami pastikan siap untuk terus mengawal dan meningkatkan kinerja kami dalam hal ini,” imbuhnya.

Subagiyo pun menjelaskan bahwa praktik bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di Regional 4 PTPN I telah terimplementasi melalui teknik budidaya tanaman tebu hingga pengolahan limbah. Dalam teknik budidaya tebu misalnya, perusahaan selalu memastikan ketersediaan air untuk tutup tanam tepat waktu melalui perbaikan Water Management System di seluruh lahan-lahan HGU dengan membangun sumber-sumber air di antara embung, sumur artesis dan sumur bor, sarana-prasarana irigasi dan drainase serta adopsi teknologi irigasi dengan metode drip irrigation. Dengan demikian, penggunaan air dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

Sementara dalam praktik pengolahan limbah, Subagiyo memastikan bahwa pengelolaan tebu tidak meninggalkan limbah bagi lingkungan dan justru menciptakan sirkulasi yang produktif. Langkah tersebut terwujud dalam penggunaan pupuk organik hasil samping pengolahan tebu, yakni blotong.

“Melalui Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari, kami mengambil langkah inisiatif agar blotong tersebut dapat diurai dan difermentasi bersama zat organik lain, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang aman bagi tanah,” jelas Subagiyo.

Selain itu, perusahaan juga tengah menaruh perhatian terhadap implementasi bioetanol sebagai bahan bakar nabati yang dihasilkan dari tetes tebu. Hal ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap pemerintah, sekaligus komitmen yang senantiasa dijaga Regional 4 PTPN I melalui PT Energi Agro Nusantara (Enero) dalam rangka mendukung akselerasi penurunan gas emisi karbon.

  • adminadmin
  • May 3, 2024
  • 0 Comments

Stok gula konsumsi nasional dalam waktu dekat akan bertambah seiring kesiapan giling pabrik gula PT Perkebunan Nusantara Group yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Saat ini baru PG Kwalamadu saja yang telah giling tebu, mengingat karakteristik iklim di wilayah Sumatera Utara.

Saat ini pabrik gula SGN telah siap giling tebu petani untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat. Tinggal menunggu tingkat kemasakan tebu untuk mencapai rendemen optimal”, ungkap Aris Toharisman Direktur Utama SGN.

Pihaknya menyebut harga gula saat ini yang cenderung naik dikarenakan stok gula yang berkurang dan sebagian gula impor masih dalam proses pengadaan, dan stok tersebut akan terpenuhi kembali ketika pabrik gula giling kembali. Meski demikian berdasarkan data stok tersebut aman hingga giling tebu mendatang.

“Maret lalu persediaan gula SGN sebesar 2,8 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga giling tahun 2024. Selain stok Gula SGN, masih ada persediaan gula milik petani dan milik pedagang di gudang PG SGN. Total stok saat ini kurang lebih sebesar 144 ribu ton dengan sebaran di Sumatera Utara 7 ribu ton, Sumatera Selatan 12 ribu ton, Lampung 4,7 ton, Jawa Tengah 4,3 ribu ton, Jawa Timur 113 ribu ton, dan Sulawesi Selatan 3 ribu ton. Sedangkan proyeksi produksi tahun 2024 sebesar total 992 ribu ton gula kristal putih untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat,” terang Aris Toharisman.

Aris menambahkan, produksi gula di dalam negeri tahun ini diprediksi akan mencapai 2,3 juta ton. Sekitar 900-an ribu ton diantaranya adalah produksi PTPN dan petani yang memasok tebu ke SGN.

Data taksasi Maret ada peningkatan dibanding tahun 2023, yakni 12,8 juta ton dari tahun lalu yang hanya 10 juta ton tebu. Sedangkan protas juga naik menjadi 69 ton per hektar dari 58 ton per hektar pada tahun 2023”, lanjutnya.

Menurutnya keterlibatan petani tebu dalam pencapaian swasembada gula nasional sangat besar, untuk itu pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap petani mitra diantaranya penyediaan sarana produksi melalui program MAKMUR yang bersinergi dengan PT Petrokimia Gresik hingga pihak perbankan untuk keperluan permodalan biaya kebun hingga tebang angkut.

“SGN terus berupaya meningkatkan kinerja industri gula melalui berbagai cara. Pertama, melakukan perbaikan hubungan kemitraan dgn petani tebu. Kedua, memfasilitasi petani dalam penjualan gula pada harga relatif tinggi dgn pembayaran cepat. Ketiga, memfasilitasi ketersediaan pupuk melalui program Makmur bekerja sama dengan BUMN Pupuk dan Perbankan. Dampaknya terlihat dari perluasan area tebu rakyat tahun ini dari sebelumnya sekitar 120ribu hektar menjadi 123ribu hektar,” tambah Aris Toharisman.

Di sisi lain, Bapanas juga melakukan penyesuaian Harga Acuan Pembelian (HAP) sebesar Rp17.500 per kilogram sesuai dinamika harga di lapang, terutama dalam meng-akomodir harga jual gula petani.  Sunardy Edy Sukamto ketua DPD APTRI menyambut baik berbagai kebijakan PTPN dan Pemerintah yang sangat kondusif dalam mendukung kelancaran usaha tani tebu.

“Kami menyambut positif kebijakan yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan petani dan mendukung upaya swasembada gula baik dari PTPN dan Pemerintah, karena pada intinya peran petani tebu tidak dilupakan dan pencapaian swasembada gula harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan para petani tebu”, tegas Sunardy Edy Sukamto. 

  • adminadmin
  • May 3, 2024
  • 0 Comments

Kebun tebu Cinta Manis yang dikelola PT Buma Cima Nusantara (BCN) menyatakan siap memasok tebu berkualitas dan produktivitas makismal untuk musim giling tahun 2024. Pernyataan itu disampaikan manajemen PT BCN saat menerima kunjungan Komisaris PTPN I Nurhidayat, Selasa (16/4/24).

Nurhidayat hadir didampingi Regional Head Regional 7 PTPN I Denny Ramadhan, SEVP Bussines Support Okta Kurniawan, SEVP Operation Wiyoso, Kabag Sekretariat dan Hukum Bambang Hartawan, Kabag Tanaman Yulianto, dan Kabag Teknik dan Pengolahan Meldi Ilmawan. Sebagai tuan rumah, manajemen PT BCN dipimpin Kadiv Operasional Tanaman Melly Octavia, Manajer Kebun Cinta Manis Tri Widhiyanto, dan beberapa pejabat utama.

Dalam inspeksinya, Komisaris Nurhidayat meninjau langsung kondisi kebun tebu di Wilayah Tiga Kebun Cinta Manis. Pak Nur, sapaan akrab Nurhidayat tertarik melihat Wilayah itu karena terdapat demplot yang diproyeksikan dapat berproduksi 100 ton tebu per hektar. Yakni, pada Petak 227 Wilayah 4. Selain melihat kondisi tebu, Pak Nur juga berdialog dengan manajemen dan karyawan di lapangan.

Diketahui, PT BCN adalah anak perusahaan PTPN I Subholding Supporting Co pasca restrukturisasi organisasi. Sebelumnya, PT BCN merupakan anak perusahaan PTPN VII yang kini berubah status menjadi salah satu unit kerja PTPN I dengan sebutan Regional 7. Saat menjadi anak usaha PTPN VII, selain mengelola kebun tebu, PT BCN juga mengelola Pabrik Gula. Namun, seiring pembentukan Subholding di bawah PTPN III, dua pabrik gula yang dikelola PT BCN, yakni PG Bunga Mayang dan PG Cinta Manis diserahkan dan dikelola PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), satu dari tiga Subholding di bawah PTPN III.

Kadiv Tanaman PT BCN Melly Octavia dalam paparannya di hadapan Komisaris dan BRM Regional 7 menyatakan siap memasok tebu terbaik untuk PT SGN di Pabrik Cinta Manis. Selain presentasinya, Melly melaporkan kondisi tanaman terkini, treatment yang sudah dan akan dilakukan, dan prediksi kualitas dan produktivitas tabu yang akan diproduksi.

Secara umum Melly menampilkan slide angka-angka taksasi produktivitas tebu dari Kebun Cinta Manis. Dia menyebut, secara keseluruhan luas tanaman tebu yang siap dieksploitasi pada musim giling 2024 adalah 10.621 hektar dengan produktivitas 64 ton tebu per hektar. Dari kebun itu diperkirakan akan menghasilkan tebu giling sebanyak 679,8 ribu ton dengan rendemen 6,22 persen.

“Dari lahan, produksi, dan produktivitas itu kami membuat taksasi gula milik sendiri sebanyak 29,687 ribu ton dan tetes milik sendiri sebanyak 20,394 ton,” kata Melly.

Melihat kondisi lapangan dan pemaparan di kantor, Nurhidayat menyampaikan apresiasi kepada manajemen PT BCN yang berupaya keras mencapai produksi terbaik. Ia juga meminta manajemen Regional 7 PTPN 1 untuk terus mendampingi dan mendukung seluruh program yang dilaksanakan oleh`PT BCN yang selama ini berada di bawah kendali PTPN VII, meskipun saat ini sudah terpisah. Ia juga meminta seluruh pihak terkait untuk bekerja keras dalam mempersiapkan giling tebu tahun 2024.

 “Dengan persiapan yang matang dan optimal diharapkan giling tebu tahun ini akan berjalan lancar dan mencapai target yang telah ditetapkan. Saya minta musim giling tahun 2024 ini Unit Cinta manis dan Bungamayang (PT BCN) dapat memberikan keuntungan. Maka diperlukan persiapan yang matang,” kata Nurhidayat.

Pak Nur juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara semua pihak terkait untuk memastikan kelancaran giling tebu tahun 2024.

“Sinergi dan kolaborasi antara semua pihak terkait sangatlah penting untuk memastikan kelancaran giling tebu tahun 2024. Saya harap semua pihak dapat terus bekerja sama dengan baik dan saling mendukung satu sama lain,” tambahnya.

Secara teknis Nurhidayat juga mengingatkan pentingnya menjaga kualitas tebu dan efisiensi proses giling untuk menghasilkan gula yang berkualitas dan berdaya saing. Ia mengingatkan Regional 7 PTPN 1 dapat terus meningkatkan produktivitas dan kinerjanya sehingga dapat berkontribusi secara optimal bagi ketahanan pangan nasional.

Sementara itu, Region Head Regional 7 PTPN 1 Denny Ramadhan menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan arahan dari Komisaris Nurhidayat. Ia menyatakan siap dan memastikan manajemen Regional 7 PTPN 1 akan terus berkomitmen mendampingi PT BCN untuk meningkatkan kinerja dan mencapai target yang telah ditetapkan.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan arahan dari Dekom yang diwakili Pak Nurak Nur. Kami akan terus berkomitmen dan mendorong dan mendampingi PT BCN untuk meningkatkan kinerja dan mencapai target yang telah ditetapkan. Kami yakin bahwa dengan sinergi dan kolaborasi semua pihak, giling tebu tahun 2024 akan berjalan lancar dan sukses,” kata Denny.

Dengan kunjungan kerja Komisaris Regional 7 PTPN 1 ini diharapkan dapat memotivasi seluruh karyawan dan petani tebu untuk bekerja lebih giat lagi dalam mencapai target giling tahun 2024. Dengan kerjasama dan sinergi yang solid, Regional 7 PTPN 1 yakin dapat mewujudkan giling tebu yang lancar dan sukses.

  • adminadmin
  • March 28, 2024
  • 0 Comments

Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo menggelar Kunjungan Kerja terkait Produksi Gula Masa Giling Tahun 2023 dan Kesiapan Bahan Baku Masa Giling Tahun 2024 di Kantor Representatif PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Surabaya Selasa (26/03).

“Dulu di Situbondo ada istilah, nenek moyangku adalah petani tebu. bahwa Situbondo penghasil tebu. Bila ada pergeseran berarti entah sistemnya yang salah atau apalah kita cari solusinya bersama”, jelas H. Abd Rahman Koordinator Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo.

Rahman menambahkan jumlah pabrik gula awalnya tujuh PG dan saat ini tinggal tiga PG di Situbondo. Kompetisi tidak sehat terkait perolehan bahan baku tebu (BBT) dikuatirkan menyebabkan tebu banyak digiling keluar wilayah mengingat potensi tanaman tebu yang ada di Situbondo sangat besar. Secara nasional hal ini akan menghambat upaya pencapaian swasembada gula nasional karena pola transaksional perolehan BBT tersebut tidak didasarkan mutu melainkan hanya pada bobot. Menurutnya apabila tebu tersebut dibawa keluar wilayah maka berpotensi mengurangi pendapatan asli daerah (PAD) Situbondo.

Terkait dengan hal tersebut Imam Cipto Prayitno Senior Excecutive Vice President (SEVP) Operation II SGN menyampaikan sistem bagi hasil (SBH) yang telah berjalan dianggap lebih fair dimana kualitas tebu akan menentukan besar proporsi bagi hasil untuk petani dan ditambah dengan kesiapan giling pabrik gula SGN sehingga tebu petani dapat tergiling optimal di pabrik gula Situbondo tidak dibawa keluar wilayah..

“Kami berharap support dukungan lebih lanjut pada DPRD Situbondo utamanya dalam hal ini Komisi II tentang operasional pabrik gula yang ada di Situbondo. Mulai tahun lalu 2023, PG Assembagoes mulai pulih, jadi gilingnya udah mulai diatas existing. Biasanya hanya 2.400 TCD (tone cane per day), tahun kemarin sudah 3.500 TCD dan insyaAllah tahun ini direncanakan diantara 4.000 – 4.500 TCD”, ungkap Imam Cipto Prayitno.

Kondisi pabrik gula eksisting SGN yang ada di Situbondo siap untuk menggiling tebu milik petani, kapasitas giling PG Pandjie sekitar 1.800 TCD dan di PG Wringinanom 1.200 TCD, sehingga total kapasitas giling di wilayah Situbondo sekitar di 7.000 hingga 7.500 TCD  sudah termasuk sangat besar di Indonesia.

“Kinerja PG SGN di Situbondo mampu mengoptimalkan potensi bahan baku tebu yang ada, sehingga tebu tersebut tidak perlu keluar kota yang menambah jarak dan waktu tempuh, justru akan menurunkan bahkan merusak potensi kualitas tebu”, ujarnya lebih lanjut.

  • adminadmin
  • March 14, 2024
  • 0 Comments

Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Kehutanan Kementrian BUMN, Faturohman, memberikan dukungan kepada PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III Persero Holding Perkebunan Nusantara dengan mengunjungi salah satu unit pabrik gula SGN PG Kwala Madu Rabu (6/3) di Langkat Sumatera Utara.

Menurutnya pencapaian swasembada gula nasional harus didukung oleh semua pihak yang ada di ekosistem gula.

“Untuk tahun giling ini, PG Kwala Madu mentargetkan menggiling tebu 401 ribu ton dengan produksi 25 ribu ton gula kristal putih kualitas SNI”, terang  Anan Aryusi Kepala Divisi Strategi Bisnis & Manajemen Risiko SGN yang mendampingi rombongan.

PG. Kwalamadu merupakan pabrik gula milik SGN dengan kapasitas 3ribu TCD (Tone Cane per Day) yang mengawali operasional giling di Tahun 2024.

  • adminadmin
  • February 8, 2024
  • 0 Comments

Laba positif untuk kinerja tahun 2023 berhasil dicetak PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula, salah satunya faktor penyebabnya adalah kesolidan dan kekompakan karyawan serta manajemen SGN dalam mencapai target yang ditetapkan.

“Syukur Alhamdulillah kita bisa melalui 2023 dgn hasil  membanggakan.  Laba bersih SGN positif 2 digit dengan EBIDTA  diatas Rp1 T, jauh diatas capaian 2022 ketika Pabrik Gula belum dikelola SGN. Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh karyawan SGN. Namun kita semua harus tetap fokus dan jangan terlena. Tantangan 2024 lumayan besar. Dampak El Nino terhadap penurunan protas tebu masih akan berlanjut, ketidak pastian harga gula domestik, impor gula yang mulai berdatangan, serta persaingan tebu giling semakin ketat”, ungkap Aris Toharisman Direktur SGN Selasa (06/01) di Surabaya.

Pihaknya menegaskan keberhasilan kinerja 2023 tersebut wujud kerja keras, sinergi dan team work seluruh insan SGN, terutama dalam menjalankan strategi, tata kelola dan pencapaian program kerja korporasi. Meski demikian SGN terus akan melakukan koordinasi internal, diantaranya menyatukan budaya kerja, standarisasi renumerasi dan ke SDM-an. Menurutnya ada banyak variasi sistem diantara 7 (tujuh) PTPN (PT Perkebunan Nusantara) Gula yang bergabung ke SGN sehingga proses integrasinya memerlukan waktu, kalkulasi cermat dan akurat agar perusahaan tetap bertumbuh berkelanjutan.

“Tahun ini kita juga mendapat banyak penugasan dari Pemerintah melalui PTPN Holding.  SGN menjadi motor implementasi Perpres 40/2023 dalam mewujudkan swasembada gula dgn target perluasan area 179 rb ha serta peningkatan produksi gula GKP hingga 2,2 juta ton pada 2028. Saat ini SGN terlibat dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangan, Energi dan Kehutanan di Merauke sebagai bagian upaya pencapaian swasembada gula nasional. SGN bersama P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia)  telah memulai uji adaptasi varietas tebu unggul di sana sejak Desember 2023. Rencananya lebih dari 1 juta ha lahan di Merauke akan dijadikan kebun tebu”, jelasnya kemudian.

Selain itu SGN bersama Pertamina saat ini sedang mengkaji pengembangan bioethanol untuk bahan bakar. Rencana pembangunan pabrik bioethanol di Glenmore Banyuwangi dan Jatiroto Lumajang sedang dalam pembahasan. Bioetanol didapatkan dari tetes tebu atau molasses yang merupakan produk samping pengolahan gula dan merupakan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.

“Mulai tahun ini SGN akan mengelola lahan HGU (Hak Guna Usaha) eks PTPN XIV di Sulawesi. Ada 11 ribu-an hektar lahan akan digarap bertahap. Kami tunjukkan bahwa SGN bisa memperbaiki kinerja tebu di Bone, Camming dan Takalar. Protas dan rendemen harus meningkat. Tantangan,  peluang dan penugasan kepada SGN bisa diatasi dengan sukses bila semua insan SGN bersatu, bersinergi, kompak dan satu visi.  Manajemen akan merumuskan strategi dan langkah 2024 secara cermat dan matang dengan memperhatikan risk management”, pungkas Aris Toharisman.

  • adminadmin
  • February 8, 2024
  • 0 Comments

Direktur Utama Holding Perkebunan PTPN III (Persero) M. Abdul Ghani melakukan kunjungan kerja ke Sub Cluster Dhoho II, Kebun Sumber Lumbu, Kediri, salah satu wilayah kebun Regional 4 PTPN I pada Kamis (01/02) lalu. Kunjungan didampingi langsung oleh Board of Regional Management Regional 4 PTPN I,  Subagiyo Region Head dan Darmansyah Siregar SEVP Operation.

Kunjungan Dirut Holding PTPN III (Persero) tersebut dalam rangka monitoring dan evaluasi terkait perkembangan tanaman terutama kesiapan Regional 4 PTPN I dalam mensukseskan program gula 8 ton/ha. Ghani juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdialog secara khusus dengan asisten manajer tanaman kebun Sumber Lumbu.

“Melalui kunjungan ini, kami berharap dapat menjalin komunikasi dan meningkatkan koordinasi yang lebih erat antara PTPN III dan PTPN I Regional 4. Kita akan terus berkomitmen untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi sektor perkebunan dalam mendukung program produksi gula 8 ton/ha, sehingga hal ini bisa memberikan dampak positif terhadap ketahanan gula serta pertumbuhan ekonomi nasional,” terang Ghani lebih lanjut.

Ghani juga mengingatkan bahwa salah satu faktor terpenting dalam mencapai program produksi gula 8 ton/ha dengan karakteristik kebun Sumber Lumbu adalah sistem pengairan yang tepat.

“Kalau menanam tebu khususnya di daerah Kediri dengan kondisi tanah sandy soil porositas tinggi butuh pengairan yang cukup dan tepat. Dengan pengairan yang cukup dan tepat maka produktivitas tebunya bisa 150 ton,” ujarnya.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan keikutsertaan Abdul Ghani bersama dengan jajaran Board of Regional Management dan petugas tanaman dalam prosesi tanam perdana Kebun Bibit Induk (KBI) 25/26. Prosesi tanam perdana ini sekaligus merupakan bentuk komitmen bersama Holding PTPN III (Persero) dan Regional 4 PTPN I untuk meningkatkan produktivitas.

  • adminadmin
  • February 6, 2024
  • 0 Comments

Upaya rekayasa genetik dalam rangka menghasilkan bibit tebu terbaik telah menjadi perhatian PTPN III (Persero) sejak lama. Melalui anak perusahaannya, Regional 4 PTPN I tercatat telah membuktikan keberhasilan dalam sejarah perkembangan varietas tebu. Keberhasilan tersebut tercetus dari hasil temuan varietas NXI 4T oleh Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari bekerja sama dengan Universitas Jember.

Varietas NXI 4T merupakan tebu transgenik pertama di dunia yang memiliki karakteristik masak lambat, dan spesifikasi untuk tanah tahan kering. Kemunculan varietas NXI 4T merupakan bagian dari inovasi Puslit Sukosari Regional 4 PTPN I menyikapi adanya pergeseran lahan.

“Lahan kita bergeser, karena harga gula rendah jadi untuk menyewa lahan yang kelas satu itu tidak mampu. Akhirnya bergeser ke lahan tegalan, dan keterbatasannya air kan. Sehingga dibutuhkan varietas yang tahan kering. Salah satu keberhasilan kami untuk meningkatkan produktivitas di lahan-lahan yang kurang tersebut melalui varietas NXI 4T ini,” terang Nanik Tri Ismadi Manajer Puslit Sukosari.

Nanik juga menambahkan bahwa varietas tersebut telah dikembangkan dari kultur jaringan, pembibitan sampai tebu giling dari Regional 4 PTPN I.

“Sudah mulai dikembangkan dari kultur jaringan, pembibitan sampai tebu giling, tinggal komersialisasi di petani saja. Rendemennya bahkan tinggi, bisa 7 sampai 11 dan protasnya tinggi, lebih dari tetuanya bisa 90 sampai 200 ton/ha. Di tahun 2019 kami sudah membuktikan, hasilnya bagus,” imbuhnya.

Tebu varietas NXI 4T ini bahkan telah banyak dilirik oleh beberapa negara seperti India, Afrika, dan Filipina. Lebih lanjut, tebu NXI 4T juga telah mengantongi sertifikasi keamanan lingkungan dari Menteri Lingkungan Hidup, Keamanan Pangan dari BPOM, serta telah disahkan melalui Keputusan Menteri Pertanian No 4571/Kpts/SR 120/8/2013 tentang pelepasan tebu Produk Rekayasa Genetika sebagai varietas unggul bernama NXI 4T.

Melalui varietas NXI 4T ini Regional 4 PTPN I berharap dapat menyelesaikan permasalahan keterbatasan lahan yang ada di Indonesia, dan secara bersamaan tetap bisa memberikan kontribusi positif terhadap tingkat produktivitas tebu serta ketahanan gula nasional.

  • adminadmin
  • February 2, 2024
  • 0 Comments

PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula, mencatatkan kinerja impresif pada tutup buku tahun 2023 dengan mencatatkan laba positif. Hal ini disampaikan Direktur Utama SGN Aris Toharisman saat menggelar rapat koordinasi manajemen Kamis (01/02) di Gedung LPP Garden Yogyakarta.

“Melanjutkan transformasi PTPN Group, tahun 2023 merupakan tahun pertama SGN mengelola 36 pabrik gula yang semula berada dibawah pengelolaan PTPN gula. Walaupun mengalami penurunan jumlah tebu digiling sebagai akibat efek El Nino, namun rendemen yang dicapai naik menjadi 7,19%, atau meningkat 111,6% dibandingkan tahun lalu. Peningkatan kinerja operasional ini mendongkrak pertumbuhan positif pada kinerja finansial. Alhamdulillah pada tahun 2023 ini SGN dapat mencatatkan EBITDA hingga 1,1 triliun dan net profit positif”, terang Aris Toharisman.

Aris menyebut strategi regionalisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan SGN pada tahun 2023. Selain itu SGN dan petani tebu mitra berhasil mengembalikan pola kemitraan dari transaksional pembelian tebu menjadi sistem bagi hasil yang lebih menguntungkan kedua pihak.

“Dengan sistem regionalisasi ini kami membagi 36 pabrik kedalam 7 region. Masing-masing region mengatur awal giling sehingga setiap pabrik yang memulai giling mendapatkan kepastian pemenuhan bahan baku. Pabrik dengan efisiensi lebih tinggi dan harga pokok produksi rendah mendapatkan kesempatan memulai awal giling lebih awal. Dengan strategi ini pabrik-pabrik gula dapat beroperasi pada kapasitas optimal dengan meminimalkan kompetisi antar pabrik gula sesaudara. Didukung oleh mitra petani yang menyambut baik pemberlakuan bagi hasil, Alhamdulillah SGN bersama para petani tebu dapat bersinergi secara positif”, jelas Aris.

Seperti diketahui hakekat kemitraan antara petani tebu dengan pabrik gula adalah melalui sistem bagi hasil yang menguntungkan masing-masing pihak. Petani akan termotivasi meningkatkan kualitas budidaya tebu karena akan berbanding lurus dengan apresiasi dari pabrik gula dan berdampak pada tingkat kesejahteraan mereka. Sedangkan pabrik gula sangat terbantu dengan bahan baku tebu yang berkualitas yang tidak hanya berpengaruh pada kuantitas dan kualitas produksi gula melainkan juga pada performa pabrik.

“Keberhasilan tersebut merupakan dukungan semua pihak, entitas eks PTPN gula sebagai pengelola on farm, PTPN Group, mitra petani, perbankan dan rekanan yang mendukung proses bisnis berjalan dengan baik. Kedepan kita sempurnakan ekosistem gula yang telah terbentuk ini sehingga apa yang diamanatkan dalam Perpres nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Pencapaian Swasembada Gula dapat kita wujudkan bersama”, lanjutnya kemudian.

Sementara itu Moh Abdul Ghani Direktur Utama PTPN III (Persero) sekaligus Komisaris SGN menegaskan komitmen PTPN Group untuk pencapaian swasembada gula nasional sekaligus menigkatkan kesejahteraan petani. 

“Komitmen kita bersama untuk swasembada gula nasional dan kesejahteraan petani, Lalu bagaimana caranya menaikkan kesejahteraan petani? bukan mempermahal harga gula melainkan produktivitas petani ditingkatkan, kalau produktivitas petani ditingkatkan dari sekarang yang rata-rata 5 ton menjadi 8 ton itu penghasilan petani sudah melampaui komoditi lain, melampaui tanaman padi, artinya setiap orang dapat menghasilkan usaha tani bersih diatas 25 juta per hektar “, jelasnya kemudian.

Pihaknya menilai SGN yang baru berdiri di tahun 2021 telah memberikan konstribusi positif di tahun 2023 dan menunjukkan potensi PTPN Group sebagai backbone dari kebangkitan gula nasional.

“Saat ini SGN sudah memberikan harapan sebagaimana yang diharapkan oleh Menteri BUMN pak Erick Thohir bahwa pembentukan Sinergi Gula Nusantara secara internal menjadi perusahaan yang sehat. Tahun 2023 bisa mengumpulkan atau mencapai ebitda diatas 1 triliun itu suatu catatan dalam sejarah, PTPN sudah lebih dari 20 tahun belum pernah membukukan ebitda diatas 1 triliun. Tantangan kedepan karena kita oleh pemerintah sudah diamanatkan untuk menjadi bagian dari kemandirian gula nasional melalui perpres 40 tahun 2023 pada 16 juli 2023 PTPN dalam hal ini PT SGN akan menjadi backbone dari kebangkitan gula nasional “, lanjut Moh Abdul Ghani. Sebagai informasi tambahan PT Sinergi Gula Nusantara pada tahun 2024 memasang target menggiling tebu sebesar 13,5 juta ton dan memproduksi gula kristal putih (GKP) sebesar 978 ribu ton dengan kualitas SNI.