• adminadmin
  • July 25, 2024
  • 0 Comments

Dalam rangka kunjungan kerja ke provinsi Jawa Tengah, pada hari Minggu, 7 Juli 2024 Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) M. Abdul Ghani melaksanakan kunjungan ke Kebun Jolotigo dan Kebun Semugih Afdeling Pesantren Regional 3 PTPN I .

Selain Direktur Utama Holding Perkebunan turut hadir Direktur Pagilaran Kokok, Direktur SDM PTPN I, Region Head Regional 5, IMAPEKA IPB, Mitra Tani dan Region Head Regional 3 beserta jajarannya.

Kunjungan tersebut bermaksud untuk melakukan kerjasama antara PTPN dengan beberapa lembaga untuk peningkatan produktivitas di Kebun Jolotigo dan monitoring hijauan pakan ternak domba di Kebun Semugih Afdeling Pesantren. Kegiatan dimulai dengan kunjungan dan diskusi di kebun teh Jolotigo, Kab Pekalongan Jawa Tengah.

“Untuk komoditi teh di dataran tinggi kita akan perbaiki, sekarang sedang kita coba dengan beri pupuk yang benar kemudian untuk beberapa yang dataran rendah itu dikerjasamakan. Rencananya kami akan kerjasamakan atau kami berkolaborasi untuk kebun teh ini dengan UGM, IPB dan Mitra Tani.” ungkap Ghani.

Direktur Utama Holding Perkebunan menyampaikan langkah tersebut merupakan salah satu wujud upaya untuk meningkatkan produktivitas di komoditi teh agar mendapatkan laba.

“Dengan catatan kerjasama itu harus lebih menguntungkan dibandingkan kelola sendiri. Kalau dikerjasamakan tidak menguntungkan maka perjanjiannya dirubah, misal dulu kalau dikelola sendiri oleh supporting hasilnya 5 dan dikerjasamakan juga hasilnya 5 maka perlu dikoreksi dengan analisis saintifik.” lanjutnya.

Kemudian kunjungan kerja dilanjutkan ke Kebun Semugih Afdeling Pesantren, Kab. Pemalang Jawa Tengah. Rombongan diterima oleh Popo Ibrahim Lubis selaku Manager Kebun Semugih – Kaligua yang memimpin peninjauan ke lapangan.

Dalam sambutannya, Manager Kebun Semugih – Kaligua menyampaikan proyek penelitian domba ini bermula dari kerjasama PTPN 4 dan Regional 3 PTPN I  yang terdapat 2 komoditi yaitu kelapa dan domba. Namun dikarenakan kelapa sudah tidak menghasilkan dan kurang produktif maka berdasarkan arahan Direktur SDM Holding PTPN III (Persero) Sucipto Prayitno, untuk dapat mempercepat pengembangan domba dengan harapan dapat menghasilkan pakan yang baik dan pengembangan ternak.

“Alhamdulillah dengan adanya bantuan ini disini ada kehidupan pak, yang dulunya masyarakat masih bingung ada kerjaan apa enggak sekarang sudah tidak khawatir” ucap Popo.

  • adminadmin
  • July 25, 2024
  • 0 Comments

Pabrik teh Gunung Dempo milik Regional 7 PTPN I  yang berada di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan menjadi ikon utama Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2024.

Pernyataan itu disampaikan Penjabat (Pj.) Wali Kota Pagar Alam Lusapta Yudha Kurnia saat berkunjung ke Komplek Pabrik Teh Gunung Dempo yang berada di “pinggang” Gunung Dempo itu, Jumat (5/7/24).

Kunjungan orang nomor satu di Kota Pagar Alam itu disambut hangat Manajer Unit Eddi Mulyadi dan Askep Tanaman Kebun Pagar Alam, Silvana Yoga beserta sejumlah staf.

Selain melihat proses produksi teh dari penerimaan pucuk daun hingga dinikmati sebagai perisa minuman (penyedap alami) sehat dan segar, Lusapta Yudha juga menginspeksi seluruh sudut komplek pabrik.

Ia juga berinteraksi dengan penghuni Komplek dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Pj. Wali Kota hadir didampingi beberapa pajabat utama Pemerintah Kota Pagar Alam. Lusapta mengatakan, kunjungan ini untuk memastikan data yang tertuang dalam portofolio lokasi pabrik dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan kenyataan di lapangan.

“Kami sengaja berkunjung ke PTPN ini (PTPN I Regional 7 Kebun Pagar Alam) untuk memastikan bahwa apa yang tertuang dalam portofolio itu sesuai kenyataan”, ujar Lusapta. Untuk diketahui, Komplek Pabrik Teh Gunung Dempo ini menjadi ikon utama dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.

Desa Dempo Makmur dan Desa Gunung dempo, Kecamatan Pagar Alam Utara tempat pabrik ini berada masuk dalam 50 besar nominasi ADWI 2024. Area Kampung 1 Afdeling 1 dan kompleks PTPN I, dan Pabrik pengolahan teh gunung dempo, akan menjadi rute kunjungan Pak Menteri Sandiaga Uno yang direncanakan pada bulan Juli s.d September.

Lusapta menyatakan optimistis Desa Dempo Makmur ini akan bersaing dengan desa-desa lain dari seluruh Indonesia dalam ajang penghargaan bergengsi itu. Ia menyebut, Pabrik Teh Gunung Dempo memiliki sejarah panjang dan tradisi yang kuat dalam memproduksi teh berkualitas tinggi. Selain itu, pabrik ini juga memiliki pemandangan yang indah dan asri, sehingga menjadikannya sebagai tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Ia mengaku terus berkordinasi dengan semua elemen terkait dan mengkampanyekan nilai-nilai pariwisata kepada masyarakat agar keindahan alamnya memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Menurut dia, selain aspek alam yang merupakan anugerah dari Tuhan, majunya pariwisata suatu daerah ditentukan oleh masyarakatnya yang ramah tamah, bersahabat, dan memuliakan tamu.

“Kami terus memperbaiki diri dari dalam. Kepada masyarakat, kami juga mengajak untuk membudayakan ramah dan welcome. Salah satu kampanye kami adalah Budaya 5-S, (Seyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun). Dalam agama kita juga diajarkan dengan istilah memuliakan tamu. Dengan demikian akan banyak tamu datang dan merasanyaman. Kalau sudah nyaman, pasti betah, lalu banyak belanja produk—produk kita,” kata dia.

Menyambut tamunya, Eddi Mulyadi didampingi Silvana Yoga menyatakan apresiasinya kepada Pemkot Pagar Alam. Ia menyatakan kesiapan PTPN I untuk bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pagar Alam dalam mengembangkan Pabrik Teh Gunung Dempo sebagai ikon wisata unggulan daerah.

“Kami siap bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pagar Alam untuk meningkatkan daya tarik wisata Pabrik Teh Gunung Dempo. Kami juga akan terus meningkatkan kualitas produk teh kami agar semakin diminati oleh wisatawan,” ujar Eddi.

  • adminadmin
  • July 16, 2024
  • 0 Comments

Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK Gambung), di bawah naungan PT Riset Perkebunan Nusantara, mengadakan lokakarya teh internasional dengan tema “Inovasi dan Kolaborasi untuk Keberlanjutan Industri Teh” (Innovative and Collaboration for Sustainability of Tea Industry) Pada hari Kamis (27/06), di The Jayakarta Suites Hotel, Bandung. Lokakarya internasional ini merupakan kolaborasi dengan Ethical Tea Practices (ETP) dan didukung oleh Dewan Teh Indonesia (DTI).  Peserta yang hadir berasal dari berbagai stakeholder teh khususnya Indonesia, mulai dari pelaku produsen teh mulai dari perkebunan rakyat dan perkebunan besar negara serta swasta, para pengolah/ industri hilir, brand owner, buyer/trader serta packer, UMKM teh, berbagai asosiasi dan komunitas, kementerian dan dinas terkait, perguruan tinggi dan lembaga litbang daerah dan nasional, dan tea Enthusiast, dengan total berkisar 100 peserta. Workshop ini bertujuan untuk mengeksplorasi, mengelaborasi, meningkatkan kolaborasi serta memperluas diseminasi teknologi dan inovasi serta berbagai lesson learn dan best practices di lapang.

Acara dimulai dengan sambutan pembuka dari Kepala PPTK Gambung M. Akmal Agustira, yang menjelaskan tujuan lokakarya ini, yaitu menjajaki inovasi untuk keberlanjutan teh dan mensosialisasikan proyek kerja sama pengembangan teh global. Direktur Regional ETP, Rachid Boumnijel, menekankan komitmen ETP terhadap kemitraan dan pengaruh kebijakan untuk menyelesaikan isu keberlanjutan teh, terutama teh Indonesia. Dr. Iman Yani Harahap, Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara, menyoroti tantangan produksi teh di Indonesia, dengan menekankan pentingnya mengurangi penggunaan pestisida sintetis dan memperbaiki rantai nilai teh. Komisaris PT Riset Perkebunan Nusantara, Sjukrianto Yulia, menyerukan praktik pertanian berkelanjutan untuk melindungi lingkungan dan mendorong kolaborasi untuk masa depan industri teh yang berkelanjutan.

Sesi pertama dimulai dengan materi dari Dian Cahayani (PT Symrise Indonesia), yang membahas inovasi dan tren pasar dalam industri teh, menyoroti meningkatnya popularitas teh dan pentingnya memenuhi permintaan konsumen akan rasa dan manfaat kesehatan. Ada pula materi menarik dari Mr. Farid Akbany (PT Yoosouf Akbany), yang menekankan pentingnya meningkatkan daya saing dan keberlanjutan teh Indonesia di tingkat global, dengan dukungan pemerintah yang sangat penting bagi industri teh Indonesia. Sa Mi Lee, Trade Enabling Lead perusahaan Bayer Asia Pasifik menjelaskan implikasi Batas Residue Maksimum atau MRLs pada perdagangan teh, dan menekankan pentingnya mematuhi regulasi untuk menghindari hambatan perdagangan teh global. Kemudian, Laeli Fadli Arif dari PTPN I Regional 2 membahas identifikasi dan mitigasi residu serta kontaminan dalam teh, dan pentingnya kontrol kualitas yang ketat terhadap standar keamanan.

Sebelum sesi kedua dimulai, Mr. Amrouk El-Mamoun sebagai keynote speaker dari FAO (Divisi Pasar dan Perdagangan) membahas lebih luas terkait highlight kondisi dan tantangan teh global serta kunci-kunci keberlanjutan industri teh global. Kemudian, Erdiansyah Rezamela dari PPTK Gambung membahas inovasi terkini yang dikembangkan pada produksi teh Indonesia. Kemudian Tejo Jatmiko dari ETP melanjutkan diskusi Rachid Boumnijel, dengan membahas proyek-proyek yang sedang dijalani ETP. Sesi kedua ditutup dengan pembahasan Carbon Project on Tea yang disampaikan Veronika Ratri dari Business Watch Indonesia.  Banyak hal terkait dengan teknologi, sosial, dan dampak lingkungan yang perlu bersama kita selami dalam dunia pertehan di Indonesia. Oleh karena itu, kolaborasi antara lembaga, instansi, dan pemerintah, harus terus dijaga agar industri teh dapat dipertahankan dan berkelanjutan.

  • adminadmin
  • January 30, 2024
  • 0 Comments

Dewan Teh Indonesia (DTI) meluncurkan Standar Teh Indonesia (STI) – CERTEAFIED di Pekalongan, 27 Januari 2024  dihadiri para stakeholder per-teh-an Indonesia, mulai dari produsen yang diwakili oleh ATI dan APTEHINDO, ARTI, pelaku rantai pasok para trader dan packer, berbagai brand owner teh lokal Indonesia Jawa Tengah, pemerintah setempat serta para pemerhati teh dan media partner. Pekalongan dipilih sebagai tempat soft launching STI didasarkan pada 60% industri hilir dan konsumen teh tersentra di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Launching STI “CERTEAFIED” menjadi tonggak kebangkitan teh Indonesia yang bertepatan dengan 200 tahun biji teh ditanam dan dikembangkan di Indonesia pertama kali. Logo STI dikawal dengan 3 “gunungan” yang menyimbolkan harmoni antara alam dan manusia, dimana teh merupakan pohon kehidupan.

“Standar Teh Indonesia ini hadir untuk menjawab berbagai isu-isu strategis yang berkembang sangat dinamis di industri teh Indonesia dan global saat ini dan ke depan. Keberlanjutan industri dan bisnis teh Indonesia bisa diwujudkan bila seluruh rantai pasok industri teh Indonesia dapat memahami serta menerapkan praktek-praktek keberlanjutan yang baik dalam pengelolaan perkebunan teh, memperhatikan lingkungan dan orang yang bekerja di dalamnya, industri hilir mendapat pasokan teh yang cukup dan konsumen dapat menikmati dan percaya akan produk teh yang dibelinya”, ungkap Dr. Rachmad Gunadi Ketua Umum DTI.

Lebih lanjut Rachmad Gunadi mengungkapkan keberadaan STI diharapkan dapat meningkatkan keseimbangan manfaat yang diterima dari setiap rantai pasok teh melalui peningkatan kualitas diikuti dengan harga yang lebih baik serta semakin memperluas akses pasar produk teh Indonesia di pasar lokal dan ekspor.

“STI ini juga dapat menjadi salah satu alternatif non tarrif barrier atas semakin meningkat dan beragamnya produk teh impor ke Indonesia. Selain itu, hadirnya STI juga untuk membranding citra teh Indonesia di kalangan konsumen lokal untuk mencintai dan meningkatkan konsumsi teh berkualitas yang berasal dari negeri sendiri”, lanjut Rachmad Gunadi.

Dalam proses perumusan dan penyusunan STI CERTEAFIED ini, Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) memainkan peran penting sebagai Leader dalam perumusan dan penyusunan modul STI CERTEAFIED ini.

“Penyusunan STI ini merupakan standar yang sangat singkat, lahir dari tuntutan para stakeholder teh untuk keberlanjutan teh Indonesia yang terutama di ”drive” dari market demand”, M. Akmal Agustira Kepala PPTK sekaligus ex officio Ketua bidang litbang DTI

Pusat Penelitian Teh dan Kina sebagai satu unit dari PT Riset Perkebunan Nusantara berkomitmen untuk memenuhi kebetuhan stakeholders melalui pelayanan dan jasa konsultasi yang didukung oleh peneliti yang profesional di bidangnya. Proses lahirnya STI ini merupakan hasil kerja dari kolaborasi berbagai pihak dengan menyatukan berbagai mindset kebutuhan para pelaku industri teh seperti asosiasi produsen dan rantai pasok, akademisi, NGO, dan tentunya litbang. Sinergi antara peran Litbang DTI dengan para pelaku rantai nilai teh sangat dibutuhkan dalam upaya mempercepat proses inovasi dan teknologi untuk pembangunan industri teh nasional yang berkelanjutan.

Pada momen peluncuran CERTEAFIED juga dilakukan peluncuran asosiasi-asosiasi baru, yaitu Asosiasi Es Teh Indonesia (ASET Indonesia) dan Asosiasi Konsultan Teh Indonesia (AKTI) serta penandatanganan MoU antara DTI dengan KORNAS Pemuda Tani memperkuat perjuangan industri teh Indonesia untuk bangkit bersama-sama mengembalikan kejayaan teh Indonesia. Semakin banyaknya generasi baru Milenial dan Zilenial yang andil terjun langsung dalam industri hilir teh dapat mendorong terbuka luasnya peluang industri hulu teh untuk bangkit dan menggairahkan kembali industri teh Indonesia, yang salah satunya dimotori oleh para pelaku yang tergabung dalam Asosiasi Es Teh Indonesia. Kebutuhan industri yang semakin beragam menuntut para ahli teh untuk lebih lincah dan peka dalam menjawab berbagai tuntutan di lapangan, untuk itulah AKTI ini hadir untuk mempercepat transformasi adaptasi berbagai perkembangan yang terjadi di industri teh lokal dan global.

“Kehadiran asosiasi-asosiasi di per-teh-an Indonesia ini memberi arti penting bagi DTI sebagai wadah dalam seluruh stakeholders agribisnis teh yang senantiasa akan terus berperan untuk memperjuangkan aspirasi dan mensinergikan kepentingan pelaku industri teh nasional dalam mewujudkan sistem dan usaha agribisnis teh yang berdaya saing dan berkelanjutan”, ujar Agus Supriyadi Sekjend DTI

Dalam rangkaian Launching STI CERTEAFIED juga dimeriahkan dengan kegiatan Kampanye Teh bertempat di Lapangan Mataram Pekalongan, untuk lebih memperkenalkan, mengedukasi serta mempromosikan produk-produk teh lokal Indonesia yang berkualitas sehingga masyarakat senang mengkonsumsi dan mencintai produk teh lokal. Dalam kegiatan ini juga memperkenalkan Standar Teh Indonesia CERTEAFIED dan menggaungkan lifestyle minum teh yang sehat dan berkualitas.

  • adminadmin
  • January 9, 2024
  • 0 Comments

Pembukaan Auction Teh Perdana PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Tahun 2024 dilaksanakan di kantor PT KPBN Jakarta Rabu (03/01), kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh dalam industri teh dan perkebunan diantaranya Farid Akbani Ketua Jakarta Tea Buyers AssosiationDwi Sutoro Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy Direktur Pemasaran dan Komersil Palm Co, Kepala Divisi Pemasaran Palm Co, Kepala Divisi Pemasaran Komoditi Aneka Tanaman Holding Perkebunan Nusantara, , dan para mitra bisnis KPBN.

 “Pada kondisi saat ini KPBN khususnya komoditi teh harus mempunyai strategi-strategi baru untuk meningkatkan penjualan melalui penjajakan calon pembeli-pembeli baru serta mendorong eksisting buyers untuk berpartisipasi secara konsisten baik lokal maupun ekspor” tutur Rahmanto Direktur KPBN dalam sambutannya.

Pihaknya berharap dengan deigelarnya kegiatan ini menjadi awal yang baik untuk kemajuan bersama dalam industri teh tanah air. Para peserta Tea Auction dari berbagai perusahaan memberikan warna dan semangat pada acara yang dihelat oleh PT KPBN. Momen ini menjadi ajang kolaborasi untuk kemajuan industri teh Indonesia.